Jangan bawa kami kedalam pencobaan

Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: “Pencobaan ini datang dari Allah!” Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Yakobus 1: 13-14

Kitab Kejadian 3 menceritakan bagaimana Adam dan Hawa jatuh kedalam dosa melalui tipu muslihat iblis. Iblis dengan kecerdikannya berhasil membuat Hawa melanggar perintah Tuhan untuk tidak memakan buah pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Hawa melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada Adam yang bersama-sama dengan dia (Kejadian 3: 6).

Adam dan Hawa jatuh kedalam pencobaan, tetapi siapakah yang sebenarnya bersalah? Allah yang menciptakan pohon itu, iblis yang menjerumuskan manusia, atau manusia yang jatuh kedalam perangkap iblis? Ada orang yang berpendapat bahwa Allahlah yang paling bersalah karena Ia yang menciptakan pohon itu dan Ia seharusnya bisa mencegah iblis dari menipu manusia atau mencegah manusia dari melanggar perintahNya.

Jika pada akhirnya Allah menjatuhkan hukumanNya kepada Adam, Hawa, dan juga iblis, menunjukkan bahwa mereka semuanya sudah bersalah di hadapan Allah. Sebagai keturunan Adam dan Hawa kita terkena getahnya dan harus mengalami berbagai penderitaan selama hidup di dunia. Jika Allah memang maha adil, hukuman itu adalah sudah sewajarnya, tetapi ada juga orang yang berpendapat bahwa manusia sudah jatuh kedalam pencobaan dari Allah.

Mengapa Allah menciptakan pohon pengetahuan tentang apa yang baik dan yang jahat? Apakah Ia ingin mencobai manusia, ingin menjebak mereka? Alkitab dalam ayat diatas mengatakan bahwa Allah tidak mencobai siapapun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dari mulanya Allah menetapkan hukum dan perintahNya agar manusia taat kepadaNya, tetapi bukan untuk menjebak mereka kedalam dosa. Dosa adalah keadaan dimana manusia gagal untuk menaati hukum dan perintah Tuhan.

Allah tidak pernah mencobai kita walaupun Ia mungkin menguji kita. Pencobaan dari iblis berbeda dengan ujian dari Allah. Mengapa Yesus mengajar kita untuk memohon agar Allah tidak membawa kita kedalam pencobaan?

“…dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat.” Matius 6: 13

Doa diatas sebenarnya dimaksudkan agar Allah sudi membimbing dan menguatkan kita agar kita tidak terseret kedalam pencobaan. Bisa terhindar dari godaan iblis sehingga tidak sampai dipengaruhi oleh keinginan dan hawa nafsu kita.

Yesus sebagai manusia yang lelah tubuhnya setelah berpuasa 40 hari di padang gurun, juga mengalami pencobaan (Matius 4: 1-11). Ia menghadapi pencobaan yang datang bukan dari Allah Bapa, tetapi dari iblis. Yesus sebagai manusia yang tidak berdosa, tidak dapat dicobai. Ia menghadapi tiga macam bujukan iblis, dan Ia menangkis semua itu dengan cara yang tepat. Pada akhirnya, kemenangan Yesus membawa kemuliaan kepada Allah. Dengan demikian, sekalipun pencobaan bukan dari Tuhan, adanya pencobaan membawa kemuliaan kepada Tuhan ketika umatNya bisa menghadapinya dan tidak jatuh kedalam dosa.

Pagi ini kita harus sadar bahwa seperti apa yang ditawarkan kepada Yesus, iblis sering menggoda manusia dengan tiga hal yaitu kenikmatan, kekuasaan dan kekayaan. Diantara ketiga hal ini, kekayaan adalah yang paling berbahaya karena bisa membuat manusia jatuh kedalam jerat dosa-dosa lain.

“Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.” 1 Timotius 6: 9

Hidup di dunia ini tidak mudah karena adanya berbagai pencobaan dan tantangan. Mungkin pagi ini kita merasa lelah dan takut menghadapi keadaan hidup yang bisa membawa kejatuhan kita. Tetapi firman Tuhan berkata bahwa semua pencobaan itu sebenarnya tidak melebihi kekuatan kita. Biarlah kita selalu berdoa agar kita bisa menghindari pencobaan; tetapi jika kita harus menghadapinya, biarlah kekuatan dari Tuhan memberi kita kemenangan. Karena apakah suatu keadaan yang sulit akhirnya menjadi godaan yang menghancurkan kita atau ujian yang menguatkan kita, itu sering bergantung pada reaksi kita!

“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” 1Korintus 10: 13

2 pemikiran pada “Jangan bawa kami kedalam pencobaan

  1. Dan jg sbnrnya kita perlu perjls dan bedakan, secara bhasa, bhwa pencobaan dan ujian itu 2 hal yg berbeda. Termsuk teks terjemahan di KS jg kli ya, sprti pd cerita Allah mencobai Abraham. Pencobaan itu dtangnya bkn dari Allah, tp dr diri sendiri (nafsu) dan jg iblis (si jahat). Tp ujian lah yg dari Allah. Jd, secara sifat, motivasi, dan tujuan, keduanya beda.

    Pencobaan bersifat destruktif, ingin mnjatuhkan. Sedangkan ujian bersifat konstruktif, membangun — spy kita naik klas atau tingkat.

    Namun yg psti jg, pncobaan dari si jahat itu justru bisa dijadikan (diijinkan) Tuhan sbgai ujian utk membuktikan bhwa umat yg bersandar pd Tuhan psti menang. Utk membuktikan bhwa lwat pncobaan si jahat atau nafsu diri sndiri pun bs membawa kemuliaan sprti yg Anda ulas d atas. Terkait cobaan yg dijadikan Tuhan sbgai ujian, slh satu contohnya adlh kasus Ayub. Ia dicobai oleh iblis tp mlalui cobaan tsb, ia akhirnya kluar sbgai pmenang krn ia beriman dan bersandar spnuhnya kpd Tuhan. Iblis yg berniat mnghancurkan Ayub dg pnyakit barah itu akhirnya klah.

    Scra mnusia biasa wjar kita minta spy tdk dibawa (diijinkan msuk) k dlm pncobaan krn sifat pencobaan yg destruktif tsb.

    Suka

Tinggalkan komentar