Ketika rasa putus asa mendatangi

“Saudara-saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan. Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan.” Yakobus 5: 10 – 11

Di berbagai kota di Australia, mereka yang senang berolahraga bisa mengikuti acara boot camp yang diselenggarakan oleh berbagai klub. Acara ini biasanya berupa aktivitas fisik berat yang bisa membuat para peserta menguras seluruh tenaga, baik tubuh maupun pikiran, untuk menghadapi berbagai tantangan di alam terbuka. Sebagian orang percaya bahwa setelah mengikuti latihan berat a la militer ini, rasa percaya diri, rasa setia kawan dan kemauan untuk hidup sehat bisa tumbuh menjadi lebih besar. Tetapi bagi yang lain, pengalaman sekali saja sudah cukup untuk membuat mereka tidak mau melakukannya lagi. Tidak ada kesenangan dalam mengalami penderitaan!

Bagi sebagian orang, hidup ini agaknya seperti sebuah boot camp militer yang sangat berat. Bahkan hidup ini bisa menjadi terlalu berat untuk bisa dinikmati. Sejak kejatuhan manusia di taman Eden, memang dunia ini menjadi penuh rintangan dan tantangan bagi seluruh umat manusia. Karena itu, tidaklah heran bahwa dunia ini penuh dengan orang-orang yang patah hatinya dan hancur semangatnya. Mungkin itu disebabkan oleh kegagalan rumah tangga, karir atau usaha; mungkin juga karena faktor kesehatan dan keuangan. Walaupun demikian, dalam ayat diatas, Yakobus menulis bahwa ada orang-orang yang sudah mengalami penderitaan berat tetapi karena kesabaran mereka, mereka bisa menjadi teladan bagi kita. Itu karena mereka yang telah bertekun itu akhirnya memperoleh berkat dari Tuhan.

Untuk mengambil teladan dari penderitaan orang lain tidaklah mudah. Penderitaan yang kita alami seringkali sulit dibandingkan dengan penderitaan orang lain. Kita mungkin dapat mengerti bahwa apa yang dialami Ayub adalah suatu yang sangat berat, tetapi Ayub adalah orang yang luar biasa imannya. Pada pihak yang lain, dalam menghadapi tantangan hidup, kita sering merasa bahwa apa yang terjadi sudah terlalu berat untuk kita, sekalipun dalam hati kita tahu bahwa Tuhan tentunya tidak membiarkan kita mengalami sesuatu yang melebihi kekuatan kita.

“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” 1 Korintus 10: 13

Kita mungkin percaya bahwa Tuhan pada saatnya akan memberikan jalan ke luar, sehingga kita dapat menanggungnya, tetapi jika itu tidak juga datang setelah lama menunggu-nunggu, harapan kita pun bisa menjadi pudar.

Dalam menghadapi penderitaan, membayangkan keuntungan orang lain yang diperoleh setelah mereka menderita, mungkin saja tidak memikat. Jika penderitaan kita sudah tidak tertahankan, apa yang sering muncul adalah keinginan agar kita dibebaskan dari derita itu. Sekarang juga. Tetapi jika itu tidak terjadi, apakah yang bisa kita pakai untuk tetap bertahan dalam hidup?

Pagi ini dalam kita membaca ayat-ayat diatas, satu hal yang terlihat adalah hakikat Tuhan yang penyayang dan penuh belas kasihan. Tuhan yang setia dalam kasihNya. Karena itu, kita bisa percaya bahwa Tuhan senantiasa berjalan menyertai kita dalam menghadapi semua masalah, dan tidak pernah meninggalkan kita. Jika tidak ada hal lain yang bisa membuat kita tetap tabah, inilah sumber kekuatan dan ketekunan kita didalam menghadapi tantangan hidup!

“Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.” Ulangan 31: 6

Satu pemikiran pada “Ketika rasa putus asa mendatangi

Tinggalkan komentar