Kekuatiran yang sia-sia

“Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta pada jalan hidupnya?” Lukas 12: 25

Perjalanan pulang ke Australia semalam memakan waktu sekitar 13 jam. Duduk di pesawat selama itu memang bisa cukup membosankan. Untunglah tiap penumpang mempunyai sebuah layar monitor kecil yang bisa dipakai untuk menayangkan berbagai film, termasuk film perang dan petualangan. Agaknya sebagian orang senang menonton film bertema “keras”, tetapi orang lain menganggap film semacam itu mendatangkan rasa takut dan kuatir.

Tanpa menonton film semacam itu, sebenarnya kita bisa juga menjumpai berita-berita menakutkan yang ada dimana-mana. Melalui koran dan TV, kita bisa menemukan berita tentang kejahatan, kecelakaan, penyakit ataupun bencana alam. Agaknya kabar buruk selalu menjadi topik populer, sedangkan kabar baik kurang mendapat perhatian. Dengan demikian, tidaklah mengherankan makin banyak orang di zaman ini yang selalu kuatir akan hal sekecil apapun. Karena berita buruk sudah menjadi konsumsi harian, dan kekuatiran sudah menjadi penyakit kronis manusia modern.

Ayat diatas sering dipakai untuk menasihati orang Kristen bahwa tidak ada seorangpun yang bisa memperpanjang hidupnya dengan kekuatiran. Dengan demikian, jika kita kuatir akan apa yang akan terjadi pada diri kita, itu adalah sia-sia. Tetapi, kekuatiran adalah sesuatu yang sulit dihilangkan, kecuali jika ada jaminan bahwa apa yang dikuatirkan itu pasti tidak akan terjadi; atau jika itu memang terjadi, akibatnya tidak signifikan. Sayang sekali, kedua hal ini tidak bisa dipastikan selama kita hidup di dunia. Masalah besar bisa muncul dan setiap orang, termasuk orang Kristen, bisa mengalami penderitaan.

Walaupun banyak orang yang mengajarkan bahwa Tuhan tidak membiarkan orang yang benar-benar beriman untuk mengalami penderitaan, dalam kenyataannya orang Kristen tidak bisa luput dari berbagai masalah. Yesus tidak pernah berkata bahwa hidup sebagai anak Tuhan itu selalu indah dan mudah. Sebaliknya, kita harus sadar bahwa selain penderitaan yang umum yang ada di dunia, kita bisa mengalami penderitaan khusus untuk para pengikutNya. Dengan demikian, untuk bisa bertahan dalam hidup, orang Kristen seharusnya mempunyai kekuatan dan keteguhan yang lebih besar dari orang lain. Bagaimana itu mungkin?

Kunci kekuatan orang Kristen adalah Tuhan yang maha kuasa, yang mutlak berkuasa atas segala sesuatu. Ia tahu apa yang akan terjadi pada diri setiap orang dan memegang kontrol atas segala keadaan. Bagi Tuhan, orang yang percaya kepadaNya adalah anak-anakNya. Karena itu, Ia selalu memelihara, melindungi dan menguatkan kita dalam setiap persoalan. Dengan menyadari hal itu, adalah pilihan kita untuk tidak hidup dalam kekuatiran dan ketakutan.

“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.” 1 Petrus 5: 7

3 pemikiran pada “Kekuatiran yang sia-sia

Tinggalkan komentar