Siapakah yang dibalik segala kekacauan?

“Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.” Yakobus 3: 16

Kemacetan lalu lintas di Australia sekarang mulai menjadi salah satu norma kehidupan. Di kota besar seperti Sydney, Melbourne dan Brisbane tiap pagi di hari kerja, mereka yang pergi ke kantor harus berangkat lebih pagi untuk mengantisipasi kemacetan di jalan. Memang angka kepemilikan mobil yang tinggi dan kurang populernya transportasi publik di Australia membuat jalan raya penuh dengan mobil.

Salah satu akibat kemacetan lalu lintas adalah mudahnya amarah di jalan raya (road rage) untuk muncul di antara para pengemudi, terutama di musim panas. Mereka yang merasa diperlakukan secara kurang baik oleh orang lain, mudah menjadi marah dan kemudian main hakim sendiri. Memang umumnya road rage itu berasal dari rasa iri, marah dan mementingkan diri sendiri (ego) yang alkirnya membawa kebencian dan kekacauan. Aku benar dan kamu yang salah, begitulah yang ada dalam pikiran mereka yang melakukannya.

Rasa ego yang membawa bencana yang penah dilakukan manusia, tertulis dalam Alkitab untuk pertama kalinya ketika Kain membunuh Habel, adiknya (Kejadian 4: 4 – 8). Sejak itu, berbagai nama muncul dalam Alkitab dari orang yang memiliki kelakuan serupa. Orang yang dipilih Tuhan pun tidak terluput dari godaan untuk menjadi iri dan mementingkan diri sendiri, seperti halnya dengan raja Daud yang mengingini istri Uria, yaitu Batsyeba, dan kemudian menyebabkan kematian Uria di medan perang.

Dunia memang sering mengajarkan bahwa mereka yang sukses sering adalah orang yang tidak mau kalah dengan yang lain. Lebih dari itu, bagi mereka yang berkecimpung dalam dunia bisnis, keserakahan sering dianggap lumrah karena itu memberi motivasi untuk sukses, greed is good. Selain itu, bagi mereka yang bekerja dalam bidang politik, usaha untuk membuat golongan sendiri terlihat baik dengan menjelekkan golongan lain adalah biasa.

Bagi umat Tuhan, keyakinan bahwa Tuhan membenci kekacauan tentunya dapat dimengerti, karena Tuhanlah yang menciptakan dunia ini dari sesuatu yang gelap, kosong dan tidak berbentuk (Kejadian 1). Tidaklah mengherankan, bahwa dalam kehidupan bergereja pun, Tuhan mengingini umatnya untuk hidup bermasyarakat dan berbakti kepadaNya dengan tertib untuk menghindari kekacauan.

“Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera.” 1 Korintus 14: 33

Pagi ini, jika kita melihat kehidupan disekeliling kita, banyaklah hal-hal yang tidak berkenan kepada Tuhan yang dilakukan manusia. Ada orang-orang yang menuruti suara hati dan pikiran yang sesat, yang meninggikan kepentingan pribadi atau golongan tertentu. Ada juga yang dengan egonya, seakan siap untuk menghancurkan dan memusnahkan orang atau golongan lain.

Dari apa yang terjadi sebagai hasil perbuatan mereka, kita bisa mengerti apakah mereka ada dipihak Tuhan atau melawan Tuhan. Mereka yang menimbulkan kekacauan, dan ketakutan dalam masyarakat adalah musuh-musuh Tuhan, yang pada akhirnya harus mempertanggung-jawabkan perbuatan mereka. Sebaliknya, bagi kita yang mengikut perintahNya, tugas kita adalah untuk menjadi terang dunia, dengan membangun kekuatan, kasih dan ketertiban di dunia.

“Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.” 2 Timotius 1: 7

2 pemikiran pada “Siapakah yang dibalik segala kekacauan?

  1. Yup, iri hati dan egoisme ada di balik kekacauan. Karena itu, biarlah umat percaya senantiasa menyadarinya, tdk turut dunia.

    Tuhan memberkati Bapak sllu, dg renungan2nya yg sllu menguatkan pembaca.

    Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan komentar