Apa arti hidup ini?

“Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan.” Roma 14: 8

Akhir minggu yang lalu saya pergi ke luar kota. Hari Senin, ketika saya sudah kembali di rumah, saya heran melihat begitu banyaknya bangkai lalat yang bertebaran di depan jendela dapur. Memang musim panas di Australia adalah musim lalat yang bisa membuat orang menjadi sebal karena begitu banyaknya lalat yang beterbangan. Walaupun demikian, saya heran mengapa banyak lalat bisa masuk ke dapur sekalipun tidak ada makanan di meja dan pintu serta jendela dalam keadaan tertutup rapat. Setelah meneliti berbagai kemungkinan, saya menyimpulkan bahwa lalat-lalat itu masuk ke dapur melalui lubang air ditempat pencucian piring. Karena keran air tidak terpakai untuk beberapa hari, ada kemungkinan  lalat bisa masuk ke rumah melalui saluran air kotor dari luar rumah, hanya untuk mati kelaparan.

Melihat banyaknya bangkai lalat yang bertebaran di lantai, mau tidak mau saya berpikir betapa malangnya nasib mereka. Mereka yang hanya hidup untuk mencari makan, berkembang biak dan kemudian mati tanpa mencapai hasil apapun. Mereka tentunya tidak mengerti mengapa mereka harus hidup di dunia, dan tidak juga bisa mengerti bahwa mereka diciptakan Tuhan untuk maksud tertentu.  Pikiran saya tidak hanya sampai disitu, tetapi melambung terus sehingga saya merasa bahwa barangkali Tuhan melihat sebagian manusia juga hidup dan bernasib seperti lalat-lalat itu.

Memang dari beberapa orang yang pernah saya jumpai, ada yang berpendapat bahwa manusia tidaklah jauh berbeda dari seekor lalat. Manusia dilahirkan, bekerja, berkembang biak dan kemudian mati, hilang tak berbekas; itu adalah suatu takdir. Mereka yang tergolong Kristen mungkin mempunyai pendapat yang berlainan: bahwa hidup mati manusia ada ditangan Tuhan, tetapi ada kehidupan di surga sesudah kematian di dunia. Walaupun demikian, selama hidup di dunia, banyak orang Kristen yang hanya hidup untuk mencari makan, berkembang biak dan kemudian mati tanpa mencapai hasil apapun bagi Sang Pencipta. Mereka tentunya tidak mengerti mengapa mereka harus hidup di dunia, dan tidak juga bisa mengerti bahwa mereka diciptakan Tuhan untuk maksud tertentu.

Ayat diatas ditulis oleh Paulus kepada jemaat di Roma dan merupakan ayat yang cukup terkenal. Dalam ayat ini ditulis bahwa baik dalam hidup maupun mati, kita harus berguna untuk Tuhan karena kita adalah milikNya. Sudah tentu ini tidak berlaku untuk ciptaan Tuhan yang lain karena selain manusia, tidak ada makhluk lain yang menyadari bahwa mereka adalah milik Tuhan. Makhluk lain bekerja sesuai dengan naluri yang diberikan Tuhan kepada mereka, sedangkan manusia bekerja dengan roh dan kebijaksanaan yang berasal dari Tuhan. Karena itu, manusia seharusnya dapat melihat kebesaran Tuhan dalam hidup mereka dan dalam alam semesta, dan dengan bimbingan Roh Kudus kemudian dapat mengerti apa arti hidup ini.

Apa arti hidup ini? Tidak semua manusia dapat mengetahuinya. Sebagian orang berpikir bahwa hidup adalah untuk mencari kebahagiaan melalui keberhasilan. Tetapi, kebahagiaan yang mereka harapkan seringkali hilang tidak berbekas ketika goncangan kehidupan terjadi. Mereka mungkin berusaha muntuk melepaskan diri dari kurungan penderitaan, tetapi pada akhirnya tidak menjumpai jawaban atas kesulitannya. Lalu hidup itu untuk apa dan kematian itu apa artinya?

Ayat diatas menjelaskan bahwa kita adalah makhluk yang istimewa di mata Tuhan. Kita diciptakanNya menurut gambarNya. Tuhan sangat mencintai manusia, sehingga Ia berusaha menyelamatkan manusia dari ketidaktahuan mereka akan arti hidup ini. Tuhan sudah mengirimkan Yesus Kristus sebagai Juruselamat manusia, sehingga manusia bisa disadarkan bahwa siklus kehidupan manusia bukan hanya untuk dilahirkan, bekerja, berkembang biak dan kemudian mati, dan kemudian hilang tak berbekas. Sebaliknya, manusia dilahirkan sesuai dengan rencana Tuhan dan karena itu harus hidup sesuai dengan kehendakNya; agar jika tiba waktu kita untuk meninggalkan dunia ini, kehidupan di surga bersama Kristus akan bisa dimulai. Hidup manusia di dunia dengan demikian seharusnya diisi dengan kepercayaan kepada Tuhan, penyerahan kepada kehendakNya dan ketaatan kepada perintahNya. Hidup kita dari Tuhan, karena Tuhan dan untuk Tuhan!

Tinggalkan komentar