“Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.” 2 Timotius 4:7

Adakah tugas yang diberikan Tuhan kepada Anda? Anda mungkin menjawab bahwa sebagai anggota biasa dari sebuah gereja, tidak ada tugas khusus yang anda miliki. Anda bukan pendeta, anggota majelis atau pengurus gereja, dengan demikian mungkin Anda berpikir bahwa sekali seminggu ke gereja dan berdoa secara teratur setiap hari adalah tugas Anda.
Setiap umat Kristen sudah diubah dari hamba dosa menjadi hamba kebenaran, hamba Tuhan. Tugas seorang hamba adalah melaksanakan tugas yang diberikan untuk keperluan sang majikan, bukan untuk kepentingan sang hamba. Dengan demikian, setiap orang Kristen tentunya harus melakukan sesuatu untuk kemuliaan Tuhan. Tidaklah cukup bagi orang Kristen untuk menjadi hamba yang pasif, yang hanya menikmati segala berkat Tuhan, tetapi tidak merasa mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan tugas dari Tuhan.
Sebagian orang Kristen merasa bahwa karena ia sudah menerima keselamatan, tidaklah perlu baginya untuk berbuat sesuatu untuk keselamatannya. Itu benar. Tetapi, itu bukan berarti bahwa kita tidak mempunyai tugas-tugas tertentu, yang secara spesifik diberikan kepada tiap orang Kristen. Orang Kristen yang sejati adalah orang yang merasa bersyukur kepada Tuhan yang menebusnya, dan mau menjadi hamba Kristus yang setia. Ia harus mencari tugas apa yang diberikan Tuhan kepadanya, dan tidak hanya berdiam diri menikmati hidupnya. Ia harus berdoa, berpikir dan berusaha dengan giat untuk mencari kehendak Tuhan dan setelah mengetahui tugasnya, ia akan berjuang untuk melaksanakannya untuk kemuliaan Tuhan.
Mereka yang merasa tidak mempunyai tugas mungkin belum sepenuhnya menjadi hamba Kristus atau belum mengenal Dia. Mereka yang menolak adanya tugas dari Tuhan, dapat dipastikan bukanlah orang Kristen, karena hanya Iblis dan pengikutnya yang secara terang-terangan tidak mau tunduk kepada Tuhan. Setiap orang Kristen yang sejati harus pernah bertanya kepada Tuhan: apakah tugas yang Engkau berikan kepadaku? Apakah perbuatan baik yang harus aku lakukan?
Jika orang Kristen sering bingung tentang apa yang harus dilakukannya sebagai hamba yang setia, Alkitab menyatakan adanya banyak perntah Tuhan yang perlu kita taati. Walaupun demikian, salah satu tugas yang harus kita lakukan dalam hidup kita adalah apa yang disebut sebagai “Amanat Agung” atau “The Great Comission“.
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Matius 28: 19-29
Menurut ajaran gereja-gereja injili, perbuatan baik adalah konsekuensi dari keselamatan dan bukan pembenarannya. Mereka adalah tanda iman yang tulus dan bersyukur. Itu termasuk tindakan untuk melaksanakan Amanat Agung, pelayanan di gereja dan perbuatan amal. Jika kita mau melakukan tugas-tugas ini, itu menunjukkan bahwa iman kita bukanlah apa yang mati.
“Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.” Yakobus 2: 17
Setiap orang Kristen seharusnya mau untuk melaksanakan tugas-tugasnya sampai Tuhan memanggilnya. “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik” adalah anak kalimat kedua dari tiga ayat (6, 7, dan 8) yang ditulis oleh rasul Paulus kepada Timotius. Sang rasul menulis kata-kata ini menjelang akhir hidupnya. Ketiga pernyataan ini mencerminkan pergumulan Paulus dalam memberitakan Injil Kristus dan kemenangannya atas pergumulan tersebut. Paulus mendapatkan tugas dari Tuhan untuk menjadi rasul dan mengajarkan Injil ke berbagai tempat. Kita juga mendapat perintah untuk mengajarkan Injil, sekalipun bukan sebagai rasul. Paulus berjuang mati-matian untuk melaksanakan tugasnya, dan kita pun harus demikian, di mana pun kita hidup dan bekerja. Paulus berjuang sampai saat ia dipanggil Tuhan, dan begitu juga kita harus menjadi hamba yang setia sampai mati.
Pada abad ke-1, orang Romawi merayakan Olimpiade dan Pertandingan Isthmian. Pesaing akan menghabiskan hingga sepuluh bulan dalam latihan fisik yang berat. Karena orang-orang Korintus sangat akrab dengan peristiwa-peristiwa ini, Paulus menggunakan pertandingan itu sebagai analogi dari kehidupan orang percaya yang setia. Dia menulis kepada jemaat di Korintus dengan mengatakan, “Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya! Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.” (1 Korintus 9:24-25). Nasihat Paulus adalah bahwa orang percaya harus berfokus dan berdedikasi seperti para pelari kuno dalam pertandingan. Motivasi kita dalam melayani Kristus jauh lebih tinggi; kita “bertanding” bukan untuk mahkota sementara, tetapi untuk mahkota yang kekal.
Dalam suratnya kepada Timotius, Paulus tidak memuji dirinya sendiri karena telah “berlari sejauh mungkin”; sebaliknya, dia hanya menggambarkan apa yang telah dimampukan oleh kasih karunia Allah untuk dia lakukan. Dalam kitab Kisah Para Rasul, Paulus mengatakan kata-kata yang penuh kuasa ini: “Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.” (Kisah Para Rasul 20:24).
Jadi, dengan menyatakan “Aku telah mencapai garis akhir”, Paulus memberi tahu Timotius bahwa dia telah mengerahkan segala upaya untuk memberitakan Injil keselamatan ke seluruh dunia. Dia telah menyelesaikan tujuan yang ditetapkan sebelumnya; dengan sepenuhnya, tanpa mengabaikan satu tugas pun. Dia siap melintasi garis finis menuju surga.
Komitmen Kristiani seperti perlombaan maraton, lari jarak jauh. Ada wajah-wajah segar dan bersemangat pada saat balapan dimulai, tetapi di sepanjang rute yang melelahkan sepanjang 42 km, satu demi satu pesrtanya keluar sebelum finis. Jika Anda tidak serius menghadapi panggilan Tuhan untuk Anda, itu adalah dosa dan tragedi yang menyedihkan. Kitab Suci mengatakan bahwa waktunya singkat. Tuhan telah memberi kita pintu terbuka, dan Dia telah memberi kita alat dan teknologi untuk menyentuh seluruh dunia jika Anda dan saya bersungguh-sungguh.
Mungkin sebagian di antara kita mengeluh bahwa sebagai orang yang sederhana ia tidak mampu untuk mengabarkan injil seperti seorang yang terlatih untuk itu, tidak bisa melakukan pelayanan di gereja karena usia dan lain hal, dan tidak mampu melakukan perbuatan amal karena ia justru membutuhkan bantuan orang lain. Tetapi Alkitab tidak membatasi perbuatan baik dalam tiga hal saja. Perbuatan baik yang memuliakan Allah dan yang dapat membawa orang lain ke dalam iman adalah apa saja yang kita lakukan dengan tanggung jawab sepenuhnya dalam hidup kita.
“Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah. Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang, baik orang Yahudi atau orang Yunani, maupun Jemaat Allah. Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat. 1 Korintus 10: 31-33
Dalam pertandingan, hanya satu pelari yang menang. Namun, dalam “pertandingan” Kristen, setiap orang yang membayar harga pelatihan yang waspada demi Kristus dapat menang. Kita tidak bersaing satu sama lain, seperti dalam permainan atletik, tetapi melawan pergumulan, fisik dan rohani, yang menghalangi kita untuk mencapai hadiah (Filipi 3:14).
Pagi ini kita diingatkan bahwa setiap orang percaya menjalankan pertandingannya sendiri (1 Korintus 9:24). Setiap orang Kristen dimampukan untuk menjadi pemenang. Paulus menasihati kita untuk “berlari sedemikian rupa untuk memperoleh hadiah,” dan untuk melakukan ini kita harus mengesampingkan apa pun yang dapat menghalangi kita untuk menjalankan dan mengajarkan Injil Kristus. Penulis Ibrani menggemakan kata-kata Paulus: “Kesampingkan setiap beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan marilah kita berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita, memandang kepada Yesus, penulis dan penyelesaian iman kita. ” (Ibrani 12:1-2). Semoga kita rajin dalam “pertandingan” kita, semoga kita tetap berfokus pada tujuan yang benar, dan semoga kita, seperti Paulus, menyelesaikannya dengan kuat.