“Akulah Tuhan dan tidak ada yang lain, yang menjadikan terang dan menciptakan gelap, yang menjadikan nasib mujur dan menciptakan nasib malang; Akulah Tuhan yang membuat semuanya ini.” Yesaya 45:7

Jika kita membaca berita dalam surat kabar atau dari media eletronik, pastilah kita bisa melihat bahwa setiap hari selalu ada saja kabar buruk yang terjadi di dunia. Tidak hanya berita tentang adanya kekacauan di bidang sosial, ekonomi dan politik di berbagai tempat, tetapi juga adanya penderitaan yang dialami manusia karena adanya kelaparan, penyakit, penganiayaan, kejahatan, perang atau kecelakaan. Apalagi, ada kejadian-kejadian dimana sejumlah besar manusia yang nampaknya tidak bersalah, menemui kematian pada waktu yang bersamaan akibat suatu bencana.
Kemarin dulu, ada berita buruk yang muncul di media Australia. Sebuah bis sewaan yang mengangkut 35 penumpang yang baru menghadiri sebuah pesta pernikahan di daerah Hunter Valley, terguling di sebuah bundaran di persimpangan. Diperkirakan ada 10 penumpang yang tewas seketika, dan banyak lagi yang cedera. Mengapa ini bisa terjadi masih belum dapat dipastikan, tetapi ada dugaan bahwa supir bis itu ingin mempertunjukkan kemahirannya dalam menyetir bis pada kecepatan tinggi. Sekarang supir bis itu berada dalam tahanan polisi.
Kegembiraan mereka yang merayakan pesta pernikahan, secara tiba-tiba menjadi kesedihan yang besar. Bagi teman dan sanak dari mereka yang mengalami kecelakaan, tentunya ada pertanyaan mengapa ini harus terjadi. Untuk banyak orang lain, Kristen maupun bukan, memang sering muncul pertanyaan apakah Tuhan selalu dibalik semua bencana di dunia ini. Pertanyaan ini tidak mudah dijawab karena Alkitab banyak menceritakan saat- saat dimana Tuhan marah dan menjatuhkan hukuman kepada orang atau bangsa tertentu.
Mengapa bencana harus terjadi? Tidak ada seorangpun yang dapat memberikan jawaban yang memuaskan semua orang, terutama mereka yang mengalaminya. Namun ada beberapa pokok pemikiran yang bisa kita pelajari dari Alkitab.
- Tuhan adalah Sang Pencipta dan maha kasih. Sebagai Tuhan yang mencipta dan menghargai ciptaan-Nya, Ia tidak mungkin menjadi Tuhan yang senang merusak ciptaan-Nya sendiri. Lebih dari itu, Tuhan justru ingin agar umat-Nya hidup bahagia.
- Tuhan mahakuasa dan mahasuci, dan Ia ingin agar mereka yang dipilih-Nya untuk hidup sesuai dengan perintah-Nya. Karena itu, kadang-kadang Ia memberikan hajaran agar mereka bertobat.
- Manusia sudah jatuh dalam dosa dan dunia bukanlah Firdaus lagi. Sesuatu yang buruk terjadi karena yang baik sudah hilang. Dunia ini menjadi kacau dan iblis selalu berusaha menghancurkan manusia.
Dalam keadaan khusus, bencana bisa terjadi sebagai hukuman Tuhan. Ini terjadi karena kesalahan manusia sendiri, terutama jika pempimpin atau bangsa melakukan hal-hal yang jahat. - Tuhan tidak membuat manusia berbuat jahat atau berbuat dosa. Manusia berbuat jahat adalah karena kehendaknya sendiri, dan bahkan semua manusia adalah berdosa sejak lahirnya. Manusia harus bertanggung jawab atas moralnya. Jika supir bis mengambil keputusan untuk mengebut, itu bukan karena Tuhan yang membuatnya.
- Bencana bisa terjadi kepada siapapun juga. Jika seorang mengalami bencana, itu belum tentu sehubungan dengan dosanya. Belum tentu itu menunjukkan bahwa dosanya lebih besar dari dosa orang lain.
Lalu, mengapa Allah yang baik dan pengasih membiarkan tragedi seperti itu terjadi? Ini adalah pertanyaan yang juga sulit untuk dijawab.
- Pertama, kita harus ingat, “Karena sama seperti langit lebih tinggi dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu, dan rancangan-Ku dari rancanganmu” (Yesaya 55:9). Mustahil bagi manusia yang terbatas untuk memahami jalan Allah yang tidak terbatas (Roma 11:33-35).
- Kedua, kita harus menyadari bahwa Tuhan tidak bertanggung jawab atas tindakan jahat orang jahat. Alkitab memberitahu kita bahwa manusia dalam kebebasannya sangat jahat dan berdosa (Roma 3:10-18, 23).
- Ketiga, Allah mengizinkan manusia melakukan dosa karena alasan-Nya sendiri dan untuk memenuhi tujuan-Nya sendiri. Kadang-kadang kita berpikir bahwa kita mengerti mengapa Tuhan melakukan sesuatu, hanya untuk mengetahui kemudian bahwa itu untuk tujuan yang berbeda dari yang kita pikirkan semula.
Satu hal yang juga harus kita sadari ialah sifat Tuhan yang mahakasih tentulah bertentangan dengan pandangan sebagian agama atau pendapat beberapa pemuka agama, bahwa Dialah yang menyebabkan munculnya malapetaka. Dalam Yohanes 3:16 kita tahu bahwa karena Tuhan mencintai seisi dunia, Ia sudah memberikan jalan keselamatan melalui Yesus Kristus. Dengan kasih yang sedemikian besarnya, tidaklah mungkin bahwa Tuhan bermaksud membiarkan orang-orang atau bangsa-bangsa tertentu untuk menderita jika tidak ada sebabnya.
Kita harus menyadari bahwa karena bumi ini sudah jatuh kedalam dosa, hidup semua makhluk tidak lagi dapat memperoleh ketenteraman. Karena dunia ini adalah dunia yang tidak sempurna, manusia secara perorangan atau kolektif, bisa membuat kesalahan yang bisa mencelakakan orang lain atau dirinya sendiri. Dalam hal ini, kita harus ingat bahwa iblis dengan segala usahanya juga berusaha menghancurkan kehidupan manusia.
Dalam keadaan yang demikian, bagi umat Kristen satu-satunya pegangan hidup adalah kasih Tuhan yang sudah mengurbankan Anak-Nya yang tunggal untuk menebus dosa manusia. Karena sedemikian besar kasih Tuhan kepada manusia, Ia sebenarnya tidak menginginkan adanya bencana apapun pada diri manusia. Walaupun begitu, karena dosa yang diperbuat manusia, Tuhan bisa memungkinkan terjadinya hal-hal yang menyedihkan sebagai peringatan dan hukuman. Selain itu, dalam berbagai penderitaan, kuasa Tuhan bisa terasa dan membuat orang mau berserah kepada-Nya.
Kita seringkali tidak mengerti mengapa Ia mengambil keputusan tertentu atau membiarkan hal-hal yang buruk terjadi di dunia. Tetapi, satu hal yang kita mengerti adalah hidup di dunia ini hanyalah sebagian kecil dari hidup manusia. Orang mungkin hidup di dunia untuk 70-80 tahun dan dalam jangka waktu yang relatif singkat itu berbagai kesukaran dan penderitaan bisa muncul (Mazmur 90: 10). Tetapi apa yang datang sesudah hidup di dunia adalah yang lebih penting; masa yang abadi dimana kita sudah menerima garansi untuk bisa menikmati kebahagiaan yang penuh dengan Tuhan. Hidup yang singkat di dunia, dengan demikian bisa kita gunakan untuk menolong mereka yang menderita, agar mereka bisa mengenal Tuhan yang mahakasih seperti kita.
Pagi ini, sebagai umat percaya kita diingatkan untuk selalu berdoa meminta perlindungan Tuhan agar bencana tidak terjadi dalam hidup kita, dalam keluarga, gereja, bangsa dan negara. Kita juga harus berdoa agar semua orang yang ada dalam hidup kita berjalan di jalan yang benar, untuk tidak menghujat nama Tuhan atau meninggikan diri sendiri. Lebih dari itu, apapun yang terjadi dalam hidup kita, kita harus percaya bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita untuk mendatangkan kebaikan bagi kita di masa mendatang.
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Roma 8:28