“Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.” Yakobus 2:26

Yakobus membahas topik kerja secara mendetail di bagian kedua dari pasal 2. Saat membahas perbuatan, dia selalu menggunakan bentuk jamak “perbuatan-perbuatan (Yunani erga) daripada “perbuatan” yang berbentuk tunggal (Yunani ergon). Hal ini membuat beberapa orang beranggapan bahwa Yakobus menggunakan kata “perbuatan-perbuatan” untuk mengartikan sesuatu yang berbeda dari “perbuatan”. Namun, erga dan ergon hanyalah bentuk jamak dan tunggal dari kata yang sama. Yakobus menggambarkan segala jenis perbuatan orang Kristen, mulai dari amal ibadah, seperti memberi makan kepada seseorang yang lapar, hingga pekerjaan yang berguna untuk masyarakat, seperti usaha meningkatkan hasil sawah yang berkelanjutan. Penggunaan jamaknya menunjukkan bahwa dia mengharapkan perbuatan baik orang Kristen selama hidup di dunia bisa berlangsung terus-menerus.
Fokus Yakobus pada perbuatan telah menimbulkan kontroversi mendalam tentang surat itu. Luther dikenal tidak menyukai kitab Yakobus karena dia membaca Yakobus 2:24 (“Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman.”) sebagai kontradiksi dari Galatia 2:16 (“Kamu tahu, bahwa tidak seorang pun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus.”). Para pemimpin Reformasi Protestan lainnya tidak sependapat dengan pandangan ini, tetapi keberatan Luther mendominasi pengertian atas tulisan Yakobus di antara sebagian golongan Kristen. Meskipun kita tidak dapat membahas perdebatan panjang tentang Luther dan kitab Yakobus di sini, kita dapat mempelajari secara singkat apakah penekanan Yakobus pada perbuatan bertentangan dengan penekanan golongan tertentu pada “pembenaran oleh iman”.
Apa yang Yakobus sendiri katakan? Yakobus 2:14 bisa dibilang merupakan inti dari argumennya, jadi kita akan mempertimbangkan bagian ini sebelum melanjutkan: “Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia??” Yakobus secara blak-blakan menjawab pertanyaannya sendiri dengan menyatakan, “Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.” (Yakobus 2:17). Matinya iman (seperti yang dia catat dalam contoh yang dipilih dengan cermat) adalah seperti seseorang yang sangat membutuhkan makanan, yang hanya menerima kata-kata harapan kosong dari sesamanya (Yakobus 2:15-16). James menekankan bahwa iman kepada Kristus pasti akan menggerakkan kita untuk merasakan belas kasihan, dan bertindak secara nyata untuk membantu mereka yang membutuhkan.
Inilah inti dari kitab Yakobus. Yakobus tidak membayangkan bahwa perbuatan bertentangan dengan iman. Tidak ada “pembenaran karena perbuatan” karena tidak akan ada perbuatan baik kecuali sudah ada iman (kepercayaan) kepada Tuhan. Yakobus tidak bermaksud bahwa iman dapat ada tanpa perbuatan namun tidak cukup untuk keselamatan. Maksudnya adalah bahwa setiap “iman” yang tidak mengarah pada perbuatan adalah mati; dengan kata lain, itu sama sekali bukan iman. Seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian juga iman tanpa perbuatan adalah mati. Yakobus tidak memerintahkan orang Kristen untuk berbuat baik agar mereka bisa beriman, atau sebagai tambahan dari iman kepada Kristus. Ia mengharapkan agar umat Kristiani bekerja untuk kepentingan orang lain yang membutuhkan sebagai hasil dari menaruh iman kepada Kristus.
Wawasan bahwa iman Kristiani selalu mengarah pada tindakan praktis dengan sendirinya menjadi pelajaran bagi kita dalam hidup sehari-hari. Kita tidak dapat membagi dunia menjadi dua: yang rohani dan yang praktis, karena yang rohani seharusnya juga adalah yang praktis atau yang bisa dijalankan. “Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya,” kata Yakobus (Yakobus 2:21). Oleh karena itu kita tidak pernah dapat mengatakan, “Saya percaya kepada Yesus dan saya pergi ke gereja, tetapi saya memisahkan iman pribadi saya dari pekerjaan saya.” Iman seperti itu sudah mati. Kata-kata Yakobus “Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman.” (Yakobus 2:24) menantang kita untuk mewujudkan komitmen kita kepada Kristus dalam aktivitas kita sehari-hari.
Banyak orang mengaku sebagai Kristen, namun kehidupan dan prioritas mereka menunjukkan kenyataan yang sesungguhnya. Yesus mengutarakannya demikian:
“Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” Matius 7:16-23.
Bagaimana orang bisa beriman adalah disebabkan oleh tindakan berdaulat Allah dimana seseorang berdosa mengalami “permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus” yang dicurahkan di atasnya sehingga ia lahir kembali. Ketika hal ini terjadi, Allah memberi orang berdosa yang telah diampuni sebuah hati baru dan menaruh roh yang baru di dalamnya. Allah mencabut hatinya yang telah dikeraskan oleh dosa dan mengisinya dengan Roh Kudus. Roh ini menyebabkan orang yang diselamatkan bisa berjalan dalam ketaatan kepada Firman Allah.
Iman tanpa perbuatan disebut mati karena yang terungkap ialah fakta bahwa hati orang itu belum diubah oleh Allah. Ketika kita diperbarui oleh Roh Kudus, kehidupan kita pasti akan menyaksikan kehidupan baru itu. Perbuatan kita akan terlihat dari ketaatan kita kepada Allah. Iman yang tidak terlihat, dapat disaksikan secara nyata oleh kehadiran buah-buah Roh yang menghiasi kehidupan kita (Galatia 5:22). Orang Kristen adalah milik Kristus, Sang Gembala yang Baik. Sebagai domba-Nya kita mau mendengar suara-Nya dan mengikuti Dia (Yohanes 10:26-30). Inilah yang harus kita sadari pagi ini.