Apakah Anda ranting yang berbuah?

”Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.” Yohanes 15: 1-8

Pada poin-poin penting dalam pelayanan-Nya, Kristus menekankan kesetaraan-Nya dengan Allah dalam terminologi yang sangat jelas. Yesus telah berkata, “Akulah terang dunia” (Yohanes 8:12); “Akulah roti hidup” (Yohanes 6:35); “Akulah Jalan” (Yohanes 14:6); dan “Akulah Pintu” (Yohanes 10:9). Sekarang, pada malam sebelum kematian-Nya, Dia memberi tahu mereka, “Akulah Pokok Anggur.” Seperti perikop lainnya yang dicatat dalam Injil Yohanes, ini pun menunjuk pada keilahian-Nya. Masing-masing terminologi adalah metafora yang mengangkat Yesus ke tingkat Pencipta, Pemelihara, Juruselamat, dan Tuhan – gelar yang hanya bisa diklaim oleh Tuhan.

Metafora dalam Yohanes 15 adalah pokok anggur dan cabang-cabangnya. Pokok anggur adalah sumber dan penopang hidup bagi ranting-rantingnya, dan ranting-ranting itu harus tinggal di dalam pokok anggur untuk hidup dan menghasilkan buah. Yesus, tentu saja, adalah pokok anggur, dan rantingnya adalah manusia. Meskipun jelas bahwa cabang-cabang yang berbuah melambangkan orang-orang Kristen sejati, identitas cabang-cabang yang tidak berbuah dipertanyakan. Beberapa peneliti Alkitab mengatakan cabang yang mandul adalah orang Kristen yang tidak menghasilkan buah rohani. Yang lain percaya bahwa mereka bukan orang Kristen. Manakah yang benar?

Arti sebenarnya dari metafora menjadi jelas ketika kita mempertimbangkan karakter dalam drama malam itu. Para murid waktu itu bersekutu bersama Yesus. Dia sangat mencintai mereka; Dia telah menghibur mereka dengan kata-kata dalam Yohanes pasal 14. Tapi Dia juga menyadari adanya orang lain, si pengkhianat. Yudas yang telah dikeluarkan dari persekutuan ketika dia menolak seruan kasih Yesus yang terakhir.

Semua karakter drama itu ada dalam pikiran Yesus. Dia melihat kesebelas murid, yang sangat Dia kasihi dan penuh semangat. Dan Dia pasti berduka atas Yudas, yang Dia kasihi tanpa syarat. Semua karakter itu berperan dalam metafora Yesus. Pokok anggur adalah Kristus; pemilik kebun anggur adalah Sang Bapa. Cabang-cabang yang menghasilkan buah melambangkan kesebelas murid dan semua murid sejati sejak zaman terbentuknya gereja. Cabang yang tidak berbuah melambangkan Yudas dan semua orang yang tidak pernah menjadi murid sejati.

Yesus sudah lama menyadari perbedaan antara Yudas dan kesebelas lainya. Setelah membasuh kaki para murid, Dia berkata, “‘Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua.” Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata: “Tidak semua kamu bersih.” (Yohanes 13:10-11). Begitu seseorang diampuni oleh Tuhan, dia bersih dan tidak membutuhkan mandi untuk pengampunan lagi. Yang diperlukan hanyalah membersihkan debu dan kotoran dosa sehari-hari dari kakinya.

Seorang umat Tuhan yang melakukan dosa tidak perlu diselamatkan lagi; dia hanya perlu memulihkan hubungan pribadinya dengan Sang Bapa. Tetapi Yudas bahkan belum “dimandikan”, karena ia bukan anak Allah, dan Yesus mengetahuinya. Itu sebabnya Dia menambahkan, “tidak semua dari kalian bersih.” Yudas tampak seperti murid-murid lainnya. Dia bersama Yesus untuk waktu yang sama – dia bahkan diberi tanggung jawab untuk menyimpan uang. Tampaknya dia adalah cabang pohon anggur seperti yang lainnya, tetapi dia tidak pernah menghasilkan buah yang nyata. Allah akhirnya mencabut cabang itu dari pokok anggur, dan kemudian dibakar.

Beberapa orang akan mengatakan Yudas telah kehilangan keselamatannya. Menurut mereka, hal yang sama bisa terjadi pada setiap orang percaya yang tidak menghasilkan buah. Tetapi Yesus berjanji kepada anak-anak-Nya, “Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku” (Yohanes 10:28). Dia menjamin keamanan anak Allah: “Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.” (Yohanes 6:37).

Seorang Kristen sejati tidak dapat kehilangan keselamatannya dan dikutuk ke neraka. Ranting yang benar-benar terhubung dengan pokok anggur akan aman dan tidak akan pernah disingkirkan. Tapi satu yang hanya tampak terhubung – yang hanya memiliki koneksi dangkal – akan potong. Jika ia tidak memiliki kehidupan yang mengalir dari pokok anggur, ia tidak akan menghasilkan buah. Itu adalah Yudas.

Ada orang yang, seperti Yudas, menurut persepsi manusia tampak bersatu dengan Kristus, tetapi mereka adalah orang murtad yang akan masuk neraka. Mereka mungkin menghadiri gereja, mengetahui semua jawaban yang benar, dan mengikuti gerakan keagamaan; tetapi tidak nampak buahnya. Tuhan akan menyingkirkan mereka, dan mereka akan dibakar. Yang lainnya, seperti sebelas murid, benar-benar terhubung dengan pokok anggur dan memang menghasilkan buah anggur.

Tuhan telah melakukan semua yang Dia bisa untuk membuat bangsa Israel menghasilkan buah, namun tidak menghasilkan buah. Mereka justru menyalibkan Yesus. Jadi Dia mengambil temboknya dan membiarkannya tidak terlindungi. Itulah sebabnya bangsa Israel kemudian diinjak-injak oleh negara asing dan dihancurkan. Israel bukan lagi pokok anggur Allah; bangsa itu telah kehilangan hak istimewanya. Sekarang ada pokok anggur baru. Berkat tidak lagi datang melalui hubungan perjanjian dengan Israel. Buah dan berkat datang melalui hubungan dengan Yesus Kristus, Sang Pokok Anggur..

Yesus memilih sosok pohon anggur karena beberapa alasan. Kerendahan pohon anggur menunjukkan kerendahan hati-Nya. Itu juga menggambarkan kesatuan yang dekat, permanen, dan vital antara pokok anggur dan ranting. Itu adalah simbol dari kepemilikan, karena ranting-ranting sepenuhnya milik pokok anggur; jika cabang ingin hidup dan menghasilkan buah, mereka harus sepenuhnya bergantung pada pokok anggur untuk makanan, penopang, kekuatan, dan vitalitas.

Namun banyak orang yang menyebut dirinya Kristen gagal untuk bergantung pada Kristus. Alih-alih terikat pada pokok anggur yang benar, mereka terikat pada rekening bank. Yang lain mungkin terikat pada pendidikan mereka. Banyak yang telah mencoba menjadi ranting yang merambat dari popularitas, ketenaran, keterampilan pribadi, kepemilikan, hubungan, atau keinginan daging. Beberapa orang mengira gereja adalah pokok anggur mereka, dan mencoba mengikatkan diri pada teologi dan pengajaran pendetanya. Tetapi tidak satu pun dari hal-hal itu yang dapat menopang hidup orang Kristen untuk menghasilkan buah yang asli. Mereka semuanya adalah ranting yang tidak berguna.

Mereka yang disingkirkan hanya tampak terhubung dengan Kristus. Mereka tidak benar-benar tinggal di dalam Dia. Mereka tidak pernah diselamatkan. Mereka adalah ranting-ranting, yang seperti Yudas, tidak benar-benar mengikuti Yesus, imannya mati, dan tidak menghasilkan buah. Pada suatu saat, Sang Bapa akan memindahkan mereka untuk memelihara kehidupan dan kesuburan cabang-cabang lainnya.

“Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.” Galatia‬ ‭5‬:‭22‬-‭23‬ ‭

Ranting-ranting yang menghasilkan buah dipangkas agar menghasilkan lebih banyak buah. Kita tahu ranting-ranting ini melambangkan orang Kristen, karena hanya orang Kristen yang dapat menghasilkan buah yang membawa kemuliaan kepada Yesus. Pemangkasan tidak dilakukan hanya sekali – itu adalah proses yang konstan. Bapa memangkas sebuah ranting agar dapat menghasilkan lebih banyak buah.

Inti dari kehidupan Kristen adalah menghasilkan buah. Efesus 2:10 mengatakan, “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.” Buah keselamatan adalah perbuatan baik. Yakobus 2:17 menjelaskan hubungan erat antara iman dan perbuatan, “Demikian juga iman, jika tidak ada perbuatan, adalah mati, dengan sendirinya.” Jika iman yang menyelamatkan itu sah, itu pasti menghasilkan buah. Itu tidak berarti seseorang diselamatkan oleh perbuatan, tetapi perbuatan adalah bukti bahwa iman itu asli.

Yesus berkata bahwa seorang percaya sejati dapat diuji dari buahnya. Dalam Matius 7:16-17 Ia berkata, “Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik.” Ilustrasi Yesus tidak masuk akal jika orang Kristen tidak perlu menghasilkan buah, apalagi jika mereka justru menghasilkan apa yang tidak dikehendaki oleh Bapa.

Yohanes Pembaptis mengakui hubungan antara keselamatan dan menghasilkan buah. Ketika dia melihat orang-orang Farisi dan Saduki datang untuk dibaptis, dia berkata: ”Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang? Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan.” (Matius 3:7-8). Tidak adanya buah yang baik menunjukkan bahwa pertobatan mereka pada saat menerima uluran tangan Yesus adalah tidak tulus.

Pagi ini, jika Anda merasa yakin bahwa Anda adalah orang terpilih, Anda perlu memastikan bahwa pertobatan Anda itu asli. Rasul Paulus berkata, “Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji.” (2 Korintus 13:5).

Bahan diambil dari tulisan Dr. John MacArthur (1984)

Tinggalkan komentar