“Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.” Galatia 6: 9

Paulus baru saja meminta orang-orang Kristen Galatia untuk diyakinkan, sekali lagi, bahwa mengandalkan kedagingan mereka dalam hidup ini hanya akan membawa kepada kerusakan. Ketergantungan pada kekuatan kita sendiri hanya menyebabkan pembusukan dan kematian. Itu akan terjadi jika kita mempercayai upaya manusia untuk menyelamatkan kita dengan mengikuti ritual dan sakramen hukum, atau dengan mengikuti keinginan kita yang egois dan berdosa. Keselamatan datang hanya dengan “menanam” Roh. Melalui iman kepada Kristus untuk pengampunan dosa kita, Allah memberikan kepada kita Roh-Nya sendiri. Hanya Roh itu yang akan memberikan kehidupan kekal pada akhirnya (Galatia 6:6-8).
Sekarang Paulus mendesak jemaat Galatia untuk tidak bosan berbuat baik. Berbuat baik adalah kerja keras, terutama jika seseorang mulai meragukan apakah itu penting. Paulus mendesak jemaat Galatia untuk tetap hidup dengan cara yang konsisten dengan apa yang mereka yakini. Mereka adalah orang-orang dimerdekakan di dalam Kristus, dan Roh Allah menyertai mereka. Pada akhirnya, panen kehidupan kekal akan muncul dan mereka akan melihatnya sendiri.
Dalam pengertian yang lebih langsung, pekerjaan baik yang dilakukan orang Galatia dengan kuasa Roh juga akan menghasilkan buah. Tuhan akan sering mengizinkan umat-Nya untuk melihat bagaimana investasi mereka sendiri untuk melakukan hal-hal yang baik baik di kehidupan ini maupun di kehidupan yang akan datang. Namun itu tidak mudah, karena adanya orang-orang Kristen yang terjebak dalam ajaran Antinomianisme.
Antinomianisme adalah kata yang berasal dari bahasa Yunani anti dan nomos. Anti berarti melawan. Nomos berarti hukum. Antinomianisme berarti anti terhadap hukum. Ajaran ini pada mulanya mengajarkan bahwa orang-orang Kristen telah dibebaskan dari hukum Taurat dan tidak perlu menjalankan hukum Taurat lagi karena orang-orang Kristen telah mendapat kasih karunia Allah. Tetapi pada zaman sekarang, Antinomianisme diartikan sebagai seseorang yang yakin bahwa hanya iman, dan bukan hukum moral yang diperlukan dalam hidup orang Kristen. Dalam arti teologis, seseorang juga cenderung memandang rendah adanya hukum, dan memandang dirinya sendiri di atas semua hukum dan aturan-aturan karena adanya keyakinan diri sendiri bahwa ia sudah dipilih Tuhan untuk diselamatkan sekalipun hidupnya belum menunjukkan adanya pertobatan.
Dalam Galatia 6:9 Rasul Paulus memberi tahu kita, “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena pada waktunya kita akan menuai tuaian jika kita tidak menyerah.” Dalam perikop Kitab Suci ini, Paulus memberi tahu orang percaya bahwa mereka tidak merasa bosan untuk berbuat baik. Seringkali, sulit untuk tidak jemu dalam berbuat baik apalagi jika kita selalu dikritik atau diolok-olok oleh orang lain, tetapi Tuhan tidak ingin kita menjadi jemu dalam berbuat baik. Tuhan ingin kita terus berbuat baik dan memancarkan terang terang-Nya kepada sesama.
Orang percaya tidak perlu jemu dalam berbuat baik karena Tuhan berjanji kepada semua orang percaya bahwa jika mereka tetap kuat dan terus berbuat baik, mereka akan menuai panen pada waktunya (Galatia 6:9). Ketika Paulus menulis surat ini kepada jemaat di Galatia, dia tahu bahwa mereka merasa terbebani oleh tanggung jawab kehidupan Kristen sehari-hari. Mungkin Anda juga pernah merasakan hal ini dalam gereja Anda. Anda mungkin dituduh “sok” atau “Farisi” ketika berusaha berbuat baik. Paulus menuliskan pernyataan tidak jemu-jemu dalam berbuat baik untuk mengangkat semangat mereka dan memberi mereka kekuatan untuk tetap bertekun dalam berbuat baik.
Kehidupan kekristenan memang tidak mudah, tetapi sebagai orang percaya, kita mendapat pertolongan Roh Kudus. Dia akan membantu, mendukung, dan menyemangati kita setiap hari sekalipun orang-orang yang kita kenal berusaha menghentikan maksud baik kita. Roh Kudus siap membantu orang percaya setiap saat dan dengan cara apa pun yang Dia bisa. Dia dapat membantu kita berjalan menurut jalan yang benar daripada jalan kedagingan (Galatia 5:16).
Setiap kali Anda merasa lelah dan bosan berbuat baik, kembalilah kepada Tuhan. Dia dapat mengangkat Anda dengan tangan-Nya yang perkasa (Yesaya 41:10). Ketika Anda mulai menjadi lelah, putus asa, atau tertekan, oleh ucapan sinis orang seiman, ingatlah bahwa apa pun yang Anda kerjakan, Anda bekerja untuk Tuhan. Anda bermaksud untuk menyenangkan Tuhan dan bukannya manusia. Kristuslah yang Anda layani (Kolose 3:23) dan Ia melihat setiap perbuatan yang baik, setiap kata yang baik, setiap hal yang baik yang Anda lakukan. Ingatlah bahwa setiap orang akan dimintai pertanggungjwaban oleh Tuhan (Roma 14:12).
Sama sekali tidak ada yang Anda lakukan yang tidak diketahui oleh Bapa Surgawi kita. Ibrani 6:10 memberi tahu kita, “Sebab Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang.” Anda tidak melayani umat manusia, tetapi melayani Tuhan. Jangan pernah melupakan kebenaran penting ini dan jangan pernah bosan berbuat baik. Upaya Anda akan dihargai Tuhan, sekalipun teman-teman Anda menyatakan kebencian mereka atas usaha Anda.
Orang Kristen harus mau berbuat baik karena Tuhan telah memanggil kita untuk berbuat baik. Saat kita mengikuti tuntunan Roh Kudus dan berbuat baik, kita bersinar terang bagi Yesus (Matius 5:16). Dengan berbuat baik, kita menunjukkan Kristus kepada dunia yang terhilang dan terluka. Tuhan telah memberkati kita dengan kemampuan untuk berbuat baik dan membantu orang lain.
Jika kita memilih untuk tidak berbuat baik, kita berdosa (Yakobus 4:17). Siapa yang tidak mau mengikut Yesus, adalah musuh-Nya (Lukas 11:23). Alkitab memberi tahu kita bahwa dosa memisahkan kita dari Allah, “tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.” (Yesaya 59:2). Ketika kita berbuat baik, kita bertindak dalam kepatuhan kepada Bapa Surgawi kita. Tidak ada yang membawa sukacita yang lebih besar bagi Tuhan daripada mengetahui bahwa anak-anak-Nya menaati perintah-Nya.
Tuhan memiliki tujuan khusus untuk setiap hidup kita dan tujuan ini termasuk melakukan pekerjaan baik untuk Dia. Efesus 2:10 mengatakan, “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.” Perikop Efesus ini memberi tahu kita bahwa kita telah diciptakan untuk melakukan pekerjaan baik, yang pada akhirnya akan mengarahkan orang kepada Kristus. Hidup kita bukanlah milik kita sendiri. Hidup kita telah dibeli dengan harga kematian Yesus di kayu salib.
Sebagai pegikut Kristus kita juga tidak boleh membuat orang lain untuk jemu berbuat baik. Bagaimana kita bisa membuat saudara seiman kita meremehkan pentingnya untuk berbuat baik? Tetapi hal ini sering terjadi di gereja tertentu, di mana pesan-pesan yang disampaikan selalu bernada negatif terhadap usaha untuk berbuat baik. Jika kita terpukau oleh ajaran yang bersifat Antinomianisme, kita pun bisa ikiut-ikutan mengumandangkan pesan-pesan berikut ini, yang bisa membuat orang lain segan untuk berbuat baik. Sudah tentu dengan berbuat demikian, kita hanya menambah dosa yang sudah ada, yang harus kita pertanggung jawabkan di hadapan Tuhan.
- Mengulang-ulang pesan keselamatan hanya karena karunia – bukan pertobatan atau iman,
- Menekankan bahwa adanya dosa tidak memengaruhi keputusan Tuhan,
- Menekankan bahwa pilihan Tuhan sama sekali tidak ada hubungannya dengan ketaatan atau iman manusia,
- Menekankan semua orang sama jahatnya,
- Menekankan orang Kristen tidak bisa sempurna,
- Memastikan perbuatan baik akan berakhir dengan kesombongan,
- Menyatakan perbuatan baik akan menjadi kekeliruan bahwa itu akan membawa keselamatan, dan
- Menyamakan usaha berbuat baik dengan sikap kaum Farisi yang munafik.
Semua hal di atas ada benarnya, tetapi jika dinyatakan secara berulang kali sebagai satu-satunya kebenaran dari Alkitab, itu akan membuat saudara-saudara seiman kita menjadi malu, segan atau tidak mau untuk berusaha berbuat baik. Apalagi, jika khotbah di gereja tidak pernah menyatakan bahwa setiap orang Kristen harus berbuat baik selama hidup di dunia. Seperti kita, orang-orang ini kemudian bisa menjadi orang Kristen “kedagingan” atau carnal Chtistian yang hidup dalam dosa dan tidak merasa perlu bertobat untuk memperoleh keselamatan.
Apakah Anda tidak tahu bahwa tubuh Anda adalah bait Roh Kudus, yang ada di dalam Anda, yang telah Anda terima dari Tuhan? Anda bukan milik Anda sendiri; Anda dibeli dengan harga tertentu. Karena itu hormatilah Tuhan dengan tubuhmu (1 Korintus 6:19-20). Karena Yesus membayar harga yang sangat mahal untuk kebebasan kita, kita seharusnya ingin melakukan hal-hal baik yang menghormati Dia dan tidak menjadi lelah dalam prosesnya. Yesus adalah Guru Utama kita karena Dia adalah teladan terbaik untuk diikuti dalam hidup kita. Yesus selalu berbuat baik dan Dia tidak pernah jemu berbuat baik. Demikian pula, sebagai pengikut Yesus, kita juga tidak boleh jemu-jemu berbuat baik. Yesus membayar harga terbesar dengan mati di kayu salib untuk dosa-dosa kita untuk menebus kita.
Pagi ini, kita harus sadar bahwa ajaran antinomianisme ini adalah ajaran sesat yang sangat berbahaya bagi umat Kristen yang ingin hidup dalam kekudusan. Ajaran ini sebenarnya serupa dengan bujukan iblis kepada Hawa di taman Eden untuk tidak menaati perintah Tuhan. Semoga kita selalu mau mendengarkan suara Roh Kudus yang mau membimbing kita dalam hidup kudus seperti yang dikehendaki Tuhan!
“Tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.” 1 Petrus 1:15-16