“Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan.” 1 Timotius 2: 1 – 2

Tidak terasa, Pemilu akan kembali dilaksanakan pada tahun 2024. Sejumlah persiapan telah dilakukan oleh KPU dalam tahapan penyelenggaraan Pemilu. Jika pencalonan anggota DPD, DPR, DPRD, calon Presiden dan wakil Presiden akan berlangsung di akhir 2023, pemungutan suara akan dilangsungkan pada bulan Februari 2024. Semua rakyat tentunya diharapkan untuk berpartisipasi dalam pesta demokrasi terbesar di Indonesia itu.
Bagaimana dengan tanggung jawab orang Kristen dalam kehidupan bernegara? Alkitab menekankan pentingnya agar setiap umat Tuhan untuk tunduk kepada pemerintahnya.
“Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah.” Roma 13: 1
Sebagian orang Kristen di zaman ini mungkin tidak memandang ayat di atas sebagai sesuatu yang masih berlaku saat ini karena adanya pemisahan antara gereja dan agama. Selain itu, hampir tidak ada negara di dunia yang sepenuhnya dipimpin oleh orang-orang Kristen. Walaupun demikian, kita harus tetap percaya bahwa adanya sebuah pemerintah ditetapkan oleh Allah untuk kesejahteraan/kebaikan rakyatnya. Salah satu perbuatan baik yang lahir dari iman orang Kristen adalah ketundukan kepada pemerintah.
Sebagian orang Kristen berpendapat bahwa manusia mana pun tidak bisa melakukan apa yang baik di hadapan Allah. Tetapi jika pandangan ini diterapkan pada sebuah pemerintahan, konsekuensinya akan menyatakan bahwa kita tidak mungkin bisa tunduk kepada pemerintah, dan bahwa Tuhan mungkin memilih pemimpin-pemimpin yang tidak bisa berbuat baik untuk melakukan apa yang baik untuk rakyatnya. Benarkah begitu?
Jawab pertanyaan ini ada di Alkitab, yang menyatakan bahwa sekalipun pemimpin yang terpilih bukanlah orang yang kita senangi, kita harus tetap menghormati hasil pemilu. Tuhan tetap bekerja dalam keadaan apa pun untuk kebaikan umat-Nya. Apa yang baik harus dipisahkan antara apa yang baik untuk kemuliaan Tuhan, dan apa yang baik untuk kesejahteraan manusia. Seluruh rakyat harus bertanggung jawab atas pilihan mereka, dan siapa pun yang terpilih haruslah dihormati sebagai wakil Tuhan. Apa yang dilakukan oleh pemerintah dan semua orang di dunia , sebaik apa pun, tidak akan bisa dipandang suci oleh Tuhan, tetapi bisa dipakai untuk maksud-maksud suci-Nya di dunia.
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Roma 8:28
Karena pemerintah negara mana pun seharusnya mewakili Tuhan, sudah sewajarnya kalau setiap umat Kristen memilih pemimpin yang takut akan Tuhan. Ini adalah syarat utama, bahwa pemimpin yang baik, sekalipun bukan orang Kristen, adalah orang yang mau dan bisa mempertahankan nilai-nilai kemanusiaan yang penting, seperti kerohanian, hak asasi, perdamaian, keamanan, keadilan, kejujuran, dan sebagainya. Semua itu adalah hal yang baik yang disenangi Tuhan karena Ia tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera.
Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera.1 Korintus 14:33
Jika pekerjaan pemerintah yang baik adalah syarat untuk kesejahteraan rakyatnya, semua orang Kristen juga dituntut (dan lebih diharuskan) untuk bisa melebihi apa yang bisa dilakukan oleh orang yang bukan Kristen, karena adanya Roh Kudus yang sudah dikaruniakan kepada mereka. Orang Kristen harus bisa melakukan apa yang baik untuk kemuliaan Tuhan dan menjadi terang di antara mereka yang belum mengenal Kristus. Orang Kristen tidak dapat menolak keewajiban untuk menjadi terang dunia dengan alasan apa pun. Tuhan memberi setiap orang beriman kemampuan untuk berbuat baik dalam keterbatasan mereka.
“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” Matius 5:16
Adalah baik jika semua orang yang duduk dalam pemerintahan adalah orang-orang yang takut akan Tuhan. Tetapi, dalam kenyataan hidup, orang-orang yang tidak disenangi Tuhan bisa saja terpilih sebagai pemimpin-pemimpin negara sekalipun tidak sesuai dengan kehendak-Nya. Dan kalau itu terjadi, seisi negara harus bertanggung jawab kepada Tuhan, sekalipun apa yang terjadi adalah seizin-Nya.
“Mereka telah mengangkat raja, tetapi tanpa persetujuan-Ku; mereka mengangkat pemuka, tetapi dengan tidak setahu-Ku. Dari emas dan peraknya mereka membuat berhala-berhala bagi dirinya sendiri, sehingga mereka dilenyapkan.” Hosea 8: 4
Apa yang terjadi di muka bumi ini tentunya dengan seizin Tuhan, tetapi apa yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan tidak akan menyenangkan Tuhan. Karena itu, Tuhan tidak akan memberkati adanya pemerintah dan bangsa yang menentang hukum-Nya, dan yang tidak akan berfungsi seperti yang diharapkan-Nya. Walaupun demikian, Tuhan dalam hal ini tidak akan kehilangan kontrol, Ia berkuasa untuk mewujudkan rencana-Nya di tengah kebingungan manusia. Dalam keadaan sedemikian, orang Kristen justru harus bisa memberikan sumbangan yang positif dalam memberi teladan kepada orang lain dalam cara hidup yang baik.
Hari ini, firman Tuhan mengingatkan kita bahwa sebagai orang Kristen kita mempunyai Tuhan yang hidup, Tuhan yang mahakuasa dan mahabijaksana. Karena itu, umat Kristen harus selalu mau menaikkan permohonan dan doa syafaat agar orang-orang yang terpilih dalam pemerintahan dapat memberi rakyat mereka hidup yang tenang dan tenteram. Itu juga salah satu perbuatan baik yang muncul dari iman yang sejati. Orang Kristen tidak boleh menuruti bujukan iblis yang sering menyatakan bahwa segala perbuatan baik kita di dunia adalah sia-sia dihadapan Tuhan, dan segala tindakan kita sudah ditetapkan Tuhan, agar kita tidak ikut melakukan hal-hal yang baik untuk bangsa, negara, dan sesama manusia.
Sebagai orang Kristen, kita harus ikut berpartisipasi dalam memikirkan, dan dalam mengemukakan pendapat kita secara kritis , tentang apa yang akan dan sudah dilakukan oleh para pemimpin kita – agar mereka dapat mawas diri dan bisa melaksanakan mandat mereka dengan baik dan adil. Kita harus berdoa agar mereka dapat mempunyai kebijaksanaan untuk bisa menciptakan kehidupan yang tenang dan tenteram bagi seluruh rakyat, seperti yang dikehendaki Tuhan kita. Biarlah kita boleh mengingat pesan terakhir Raja Daud kepada rakyatnya:
“Allah Israel berfirman, gunung batu Israel berkata kepadaku: Apabila seorang memerintah manusia dengan adil, memerintah dengan takut akan Allah, ia bersinar seperti fajar di waktu pagi, pagi yang tidak berawan, yang sesudah hujan membuat berkilauan rumput muda di tanah.” 2 Sanuel 23: 3 – 4