Apakah dinosaurus anti Tuhan?

“Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu. Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan.” Kejadian 2:1-4

Hari ini saya menyempatkan diri untuk mengunjungi museum negara di kota Brisbane. Saya sudah sering mengunjungi museum di berbagai tempat, tetapi baru sekali ini masuk ke museum di negara bagian Queensland ini. Kali ini saya ingin melihat pameran Dinosaurus sebelum itu berakhir. Di museum itu saya melihat berbagai kerangka dinosaurus, kecil maupun besar. Saya takjub bagaimana Tuhan menciptakan hewan yang aneh dan berbagai jenis, yang secara umum dinamakan dinosaurus. Hewan yang semuanya sudah menjadi fosil itu diperkirakan ada di bumi sejak 270 juta tahun yang lalu.

Ada banyak diskusi bagaimana orang Kristen harus menanggapi berapa usia bumi ini dan segala isinya. Sebagian besar orang Kristen percaya bahwa berdasarkan Alkitab, bumi ini paling lama berumur sekitar 6 ribu tahun dan karena itu tidak mungkin dinosaurus berumur jutaan tahun. Adanya dinosaurus kemudian menjadi persoalan bagi orang yang percaya kebenaran sains, yang kemudian menyatakan bahwa Alkitab bukanlah berisi kebenaran sejati. Untuk sebagian orang Kristen, apa yang diajarkan di sekolah mengenai dinosaurus seakan memusuhi Tuhan.

Apa yang ditulis dalam Alkitab mengenai penciptaan bumi dan isinya?

  • Hari 1 : Langit dan bumi diciptakan dan “Jadilah terang”.
  • Hari 2 : Allah menciptakan cakrawala
  • Hari 3 : Daratan dipisahkan dengan lautan; tumbuh2an diciptakan
  • Hari 4 : Matahari, bulan dan bintang diciptakan
  • Hari 5: Binatang di lautan dan burung di udara
  • Hari 6 : Binatang dibumi, ternak dan binatang melata, manusia pertama diciptakan (Adam dan Hawa)

Sebagai orang Kristen, haruskah kita menyambut baik penemuan-penemuan ilmiah yang tidak sesuai dengan pernyataan Alkitab? Ataukah kita harus menganggap bahwa mereka menyerang prinsip dasar iman kita? Artikel 2 dari Pengakuan Iman Belgia dengan indah menggambarkan wahyu umum Allah (alam semesta) dan wahyu khusus (Alkitab) sebagai dua buku yang ditulis oleh penulis yang sama. Sebagai orang Kristen, kita mengakui bahwa Allah sempurna dalam kedua wahyu dan bahwa Allah tidak bertentangan dengan dirinya sendiri.

Kita mengenal Dia melalui dua sarana.
Pertama, melalui penciptaan, pemeliharaan, dan pemerintahan seluruh alam. Sebab di depan mata kita alam itu bagaikan buku yang indah, yang di dalamnya segala ciptaan Allah, yang besar maupun kecil, menjadi seperti huruf-huruf yang menyatakan kepada kita apa yang tidak tampak dari Allah, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, menurut perkataan Rasul Paulus dalam Rom 1:20. Semua itu cukup untuk membuktikan kesalahan manusia sehingga mereka tidak dapat berdalih.

Kedua, Dia memperkenalkan diri kepada kita dengan lebih jelas dan sempurna lagi oleh Firman-Nya yang kudus dan ilahi, yaitu sekadar kebutuhan kita dalam hidup ini, demi kemuliaan-Nya dan demi keselamatan orang-orang milik-Nya.

Alkitab adalah Firman Tuhan yang kudus dan ilahi, tetapi itu bukan buku sains. Alkitab penuh dengan keajaiban dan peristiwa supranatural. Sains, di sisi lain, adalah studi hukum alam dengan tujuan memprediksi apa yang harus terjadi dalam percobaan dan kemudian secara empiris menguji hipotesis tersebut. Ranah sains terbatas pada hukum alam semesta dan karena itu tidak termasuk keajaiban.

Menurut definisi, keajaiban adalah pelanggaran terhadap hukum alam semesta yang menghasilkan akibat yang tidak terduga. Dengan demikian, para ilmuwan tidak diperbolehkan memasukkan keajaiban ke dalam solusi mereka. Demikian pula, jika seorang pasien meninggal di meja operasi, ahli bedah tidak akan berharap pasien tersebut akan dibangkitkan beberapa hari kemudian dengan semua lukanya sembuh. Dalam kehidupan Kristiani, sains dan agama tidak dipisahkan – tetapi kita perlu membuat perbedaan yang jelas di antara keduanya.

Lebih dari seratus tahun yang lalu, teori relativitas umum Albert Einstein menyatakan adanya gelombang gravitasi. Kemudian tim ilmuwan di Antartika menemukan bukti bahwa gelombang ini memang terjadi. Patut kita ketahui bahwa para ilmuwan telah mempelajari bukti-bukti selama bertahun-tahun. Setiap tim ilmuwan yang berbeda, dengan peralatan yang berbeda dan dengan hipotesis yang berbeda, akan mencoba membuktikan atau menyangkal penemuan yang sudah ada. Sains harus menjelaskan usia alam semesta tanpa menggunakan keajaiban. Tetapi sebagai orang Kristen, kita tahu bahwa Tuhan hidup di dalam dan di atas ruang-waktu, dan bahwa Dia menggunakan cara alami dan supranatural untuk menciptakan alam semesta.

Orang Kristen percaya bahwa Kristus memiliki kodrat manusia dan kodrat ilahi. Kita tentu saja membedakan antara kedua kodrat ini, tetapi kami tidak dapat memisahkannya. Hal yang sama berlaku untuk sains dan teologi. Para astronom telah menemukan planet seukuran bumi di zona layak huni di sekitar bintang yang sangat jauh dari bumi. Ada kemungkinan bahwa pada suatu saat mereka akan menemukan planet yang mirip bumi, yang mengandung udara dan air yang cukup. Apa arti penemuan bumi kembar bagi iman kita? Apa yang telah kita pelajari dari Galileo? Kita telah belajar bahwa sains tidak mengoreksi Alkitab, tetapi itu mengoreksi pengertian kita tentang isi Alkitab.

Apakah bumi berumur 6000 tahun atau 4,54 miliar tahun? Jawaban yang jujur dan rendah hati adalah bahwa kita tidak bisa menjawabnya berdasarkan isi Alkitab. Alkitab dengan jelas memberi tahu kita usia Adam ketika dia meninggal, tetapi tidak dengan jelas memberi tahu kita tentang usia bumi. Teori ilmiah yang dominan adalah bahwa bumi sudah sangat tua, tetapi beberapa orang Kristen percaya bahwa bumi memang terlihat tua, tetapi sebenarnya jauh lebih muda.

Kita harus percaya bahwa Tuhan tidak mencoba menipu manusia dengan menciptakan cahaya bintang dalam perjalanan atau sisa-sisa fosil di bumi yang terlihat sangat tua umurnya. Allah juga tidak menyembunyikan endapan batu bara, minyak, dan gas alam yang telah diproses sebelumnya dan diiletakkan dalam strata geologis yang tepat. Allah adalah Tuhan langit dan bumi. Dia adalah pencipta alam dan supranatural, dan Dia imanen (immanent) – yaitu, di alam semesta, dan transenden (trancendent) – melampaui ruang dan waktu.

Bagaimana orang Kristen dapat mengembangkan sudut pandang yang ilmiah dan juga alkitabiah? Adanya reformasi telah memberi kita wawasan yang memungkinkan kita untuk membedakan antara teologi yang baik dan teologi yang buruk. Banyak dari wawasan itu juga berfungsi untuk membedakan sains yang baik dari sains yang buruk.

Sains dapat memberikan pengalaman yang luar biasa bagi Anda dan anak-anak Anda. Anda dapat mengunjungi temat fosil dan memegang sendiri fosil berusia 30 juta tahun dengan detail fisik yang menakjubkan. Atau jelajahi kawah yang dibentuk oleh meteor yang jatuh yang berusia 50 ribu tahun, atau kagumi lukisan kangguru yang dibuat oleh penduduk asli Australia yang berusia lebih dari 17 ribu tahun. Dengan mengunjungi pameran sains dan teknik di mana Anda dapat melihat, menyentuh, dan menggunakan teknologi terkini.

Orang tua dan kakek nenek kita hidup di dunia di mana sains masih belum populer atau maju. Sebaliknya, anak-anak kita hidup di dunia di mana sains menjadi arus utama, dan mereka harus hidup dengan memakai pengetahuan sains, teknologi, teknik, dan matematika. Kaum muda Kristiani saat ini membutuhkan keterlibatan sains yang kuat dan positif dalam konteks iman. Jadi mari kita mendukung pendidikan sains anak cucu kita sambil mengajarkan bahwa Alkitab mengajarkan hubungan rohani antara manusia dengan Sang Pencipta, dan bukannya tentang kapan dan bagaimana Ia menciptakan seisi jagad raya secara terperinci. Biarlah kita selalu berdoa agar mereka mendapatkan hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.

“Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku, dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.” Efesus 1:16-17

Tinggalkan komentar