Apakah murtad adalah satu kemungkinan?

“Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum.” Ibrani 6:4-6

Kemurtadan secara ringkas berarti berpaling dari iman. Seorang murtad adalah orang yang pernah mengaku sebagai orang Kristen, tetapi telah meninggalkan Kekristenan secara permanen. Istilah murtad atau apostasi tidak dipakai untuk orang yang tidak pernah mengakui Yesus sebagai Tuhan, karena mereka jelas bukan orang Kristen. Tetapi, orang yang murtad adalah orang yang mengaku Kristen, tetapi pada akhirnya tidak dapat membuktikan bahwa mereka memiliki iman yang hidup (Yakobus 2:26).

Di satu sisi, Alkitab memperingatkan orang-orang yang mengaku sebagai pengikut Kristus: Allah pada akhirnya tidak akan menyelamatkan mereka jika mereka tidak bertekun dalam iman dan kesalehan. Di sisi lain, Alkitab menghibur para pengikut Kristus yang sejati: Allah memelihara semua orang Kristen sejati sebagai jaminan abadi (dengan pemeliharaan) dan semua orang Kristen sejati melanjutkan iman (dengan ketekunan). Ini ibarat sebuat koin yang mempunyai dua sisi, yang harus diberitakan oleh semua orang Kristen dalam menginjil; namun, dalam kenyataannya ada orang Kristen yang terlalu menekankan pentingnya satu sisi saja dan melupakan yang lain.

Apa yang terjadi jika pemberitaan gereja hanya menekankan pentingnya jaminan abadi Allah (dengan pemeliharaan-Nya)? Kalau ini terjadi, ada bahaya bahwa jemaat tidak akan mengerti perlunya orang Kristen sejati melanjutkan iman (dengan ketekunan) sampai mati. Lau bagaimana jika pemberitaan gereja terlalu mementingkan pentingnya orang Kristen sejati untuk melanjutkan iman dengan ketekunan? Ada risiko bahwa jemaat gereja akan berlomba-lomba dalam ketekunan untuk melalukan hal-hal yang dianggap dapat membeli keselamatan. Tetapi, saya rasa kemungkinan kedua ini tentunya lebih baik dari yang pertama jika kita benar-benar orang pilihan; karena dengan ketekunan kita nama Tuhan bisa dipermuliakan, apalagi jika kita tahu bahwa dari buah-buah yang kita hasilkan kita akan dikenal Yesus sebagai umat-Nya (Matius 7:23).

Kemurtadan secara tegas merupakan perbuatan serong yang berlawanan dengan iman yang menuntut kesetiaan orang Kristen kepada Yesus. Seorang murtad adalah orang yang pernah mengaku sebagai seorang pengantin Kristus, tetapi telah menanggalkan dan meninggalkan ikatan suci itu secara permanen. Jadi, kemurtadan bukannya tidak mungkin terjadi pada orang yang rajin ke gereja. Malahan, banyak orang yang ke gereja tetapi di luar gereja mereka hidup sebagai orang yang tidak mengenal Allah.

Mengenai kemungkinan murtad, ada semacam kontras di seluruh Perjanjian Baru antara perlunya pesan Alkitab yang berisi peringatan dan penghiburan. Di satu sisi, Allah memperingatkan orang-orang yang mengaku beriman, bahwa pada akhirnya Ia tidak akan menyelamatkan mereka jika mereka tidak bertekun dalam iman dan tunduk kepada firman-Nya. Di sisi lain, Tuhan menghibur orang Kristen sejati, bahwa Dia akan memelihara mereka sampai akhir, sekalipun mereka bukan orang yang sempurna. Mengambil kedudukan yang seimbang antara kedua fungsi ayat Alkitab ini terkadang sulit dilakukan bagi mereka yang merasa bahwa Tuhan sudah memberi pengertian yang paling benar. Lebih-lebih lagi ada orang Kristen yang menganggap semua orang yang tidak sefaham adalah orang-orang yang tidak terpilih.

Kemurtadan, pelestarian, ketekunan, dan kepastian adalah empat konsep teologis berbeda yang saling berhubungan. Sulit untuk membicarakan salah satu dari mereka tanpa membicarakan tiga lainnya. tapi marilah kita untuk sementara, berfokus pada kemurtadan.

Poin 1: Tuhan akhirnya tidak akan menyelamatkan Anda jika Anda tidak bertekun dalam iman dan ketaatan

Martin Luther pernah berkata bahwa manusia diselamatkan hanya oleh iman saja, tetapi bukan oleh iman yang tidak menghasilkan perbuatan baik. Tidak semua orang yang mengaku sebagai pengikut Kristus sebenarnya adalah pengikut Kristus (Matius 7:21–23). Apa yang tampak sebagai iman yang sejati bisa jadi sebenarnya palsu (Matius 13:1–23). Itulah sebabnya Alkitab berulang kali memperingatkan mereka yang mengaku Kristen untuk berhati-hati terhadap bahaya kemurtadan (misalnya, Yohanes 15:1–8; 1Korintus 15:1–2).

Roma 8:13: “Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup..” Mereka yang secara khas hidup sesuai dengan natur dosa mereka akan mengalami kematian kekal.

Roma 11:20b–22: “Baiklah! Mereka dipatahkan karena ketidakpercayaan mereka, dan kamu tegak tercacak karena iman. Janganlah kamu sombong, tetapi takutlah! Sebab kalau Allah tidak menyayangkan cabang-cabang asli, Ia juga tidak akan menyayangkan kamu. Sebab itu perhatikanlah kemurahan Allah dan juga kekerasan-Nya, yaitu kekerasan atas orang-orang yang telah jatuh, tetapi atas kamu kemurahan-Nya, yaitu jika kamu tetap dalam kemurahan-Nya; jika tidak, kamu pun akan dipotong juga.” Dalam ayat ini, Paulus memperingatkan orang Kristen non-Yahudi bahwa mereka akan tetap menjadi bagian dari umat Allah hanya jika mereka bertekun dalam iman.

1Timotius 4:1: “Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan.” Mengikuti ajaran sesat, misalnya ajaran yang menolak keilahian Yesus adalah kemurtadan.

Ayat-ayat Alkitab yang berupa peringatan adalah sarana yang ditetapkan Allah untuk mencapai tujuan yang ditetapkan Allah. Yaitu, mereka adalah salah satu cara Tuhan memastikan bahwa semua orang percaya sejati akan bertahan. Tetapi, peringatan-peringatan ini juga memberi gambaran bagaimana orang yang tidak benar-benar beriman akan gagal menghasilkan buah-buah yang baik selama hidupnya.

Poin 2: Tuhan akan menjaga orang Kristen sejati sampai akhir

Seseorang yang pernah mengaku Kristen bisa menjadi murtad. Tetapi seorang Kristen sejati tidak bisa menjadi murtad. Mereka yang murtad dan meninggalkan persekutuan orang beriman, menunjukkan bahwa mereka tidak pernah menjadi orang Kristen sejati: “Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita.”” (1Yohanes 2:19).

Allah memelihara semua orang Kristen sejati melalui pelestarian. Pelestarian (atau pengamanan kekal) adalah karya berdaulat Allah untuk memelihara semua orang Kristen sejati melalui iman sebagai jaminan keselamatan kekal. Jika pelestarian adalah tindakan Tuhan, ketekunan adalah diharapkan dari setiap orang percaya. Itu berarti bahwa orang Kristen sejati tidak dapat sepenuhnya murtad dari iman tetapi pasti akan terus dalam iman sampai akhir dan diselamatkan selama-lamanya (Kolose 1:22-23; Ibrani 3:14). Hal-hal yang harus ditekuni orang percaya mencakup iman pribadi mereka (Yohanes 8:31; 1Yohanes 4:15), ajaran yang sehat (Yohanes 7 :17; Kolose 1:22–23), dan perbuatan baik (Yohanes 10:27; Efesus 2:10).

Semua orang Kristen sejati bertekun dalam iman. Ini dimungkinkan oleh Tuhan yang memberi kekuatan. “Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu.” (Yohanes 10:28). Itu tidak berarti bahwa orang Kristen sejati tidak pernah kehilangan iman mereka untuk sementara waktu, menentang Allah, melupakan ibadah atau berbuat dosa.

Orang Kristen adalah pendosa-pendosa yang bertobat. Dengan demikian, mereka yang mengaku Kristen harus berhati-hati dengan iman palsu. Mengaku Kristen dengan jaminan palsu pasti berakhir di neraka, yang bertentangan dengan harapan mereka (Matius 7:21-23). Maka mereka yang mengaku Kristen harus rajin meneguhkan panggilan dan pilihannya dengan memupuk kualitas iman, kebajikan, pengetahuan, pengendalian diri, ketabahan, kesalehan, kasih persaudaraan, dan kasih (2Petrus 1:5–7, 10) . Orang Kristen harus memupuk “iman yang bekerja oleh kasih” (Galatia 5:6) dan tidak mendukakan Roh Kudus yang pasti bisa memberi kepastian bagi mereka untuk mengalahkan apa yang jahat (Efesus 4:30).

“Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya, Allah yang esa, Juruselamat kita oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi Dia adalah kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa sebelum segala abad dan sekarang dan sampai selama-lamanya. Amin.” Yudas 24–25.

Tinggalkan komentar