Dapatkah kita bersikap netral?

“Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan.” Matius 12:30

Gerakan Non-Blok (GNB) (bahasa Inggris: Non-Aligned Movement/NAM) adalah suatu organisasi internasional yang terdiri lebih dari 100 negara-negara yang menganggap dirinya tidak beraliansi dengan kekuatan besar apa pun. Indonesia merupakan salah satu negara pendiri GNB dan menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955 yang melahirkan Deklarasi Bandung sebagai asas fundamental dan cikal bakal terbentuknya GNB pada tahun 1961.

Jika sebuah negara bisa menutuskan untuk tidak beraliansi dengan kekuatan besar apa pun, seseorang mungkin bisa berusaha tidak berpihak kepada siapa pun dalam pergaulannya sehari-hari. Orang itu mungkin mengambil keputusan untuk bisa berteman dengan semua orang; tetapi, jika ada pertentangan di antara mereka yang dianggapnya sebagai teman, ia bisa menjadi sendirian terjepit di tengah dua pihak. Pepatah lama menyatakan hal ini sebagai keadaan dimana “gajah bertarung melawan gajah, pelanduk mati di tengah-tengah”.

Yesus menegur orang Farisi (Matius 12:25–28) karena menuduh Dia mengusir setan dengan kuasa setan (Matius 12:22–24). Ini tentu tidak benar. Kebalikannya justru benar. Dia mengatakan di ayat sebelumnya, dalam bentuk analogi, bahwa untuk menyelesaikan pekerjaan-Nya di bumi, Dia harus mengikat “orang kuat” terlebih dahulu, yaitu setan, sehingga Dia dapat merampas isi wilayah kekuasaan setan (Matius 12:29).

Dengan kata lain, Yesus datang ke bumi untuk mengumpulkan warga bagi kerajaan Allah dengan kuasa Roh Kudus (Matius 12:28). Mereka yang menerima Dia dengan iman akan diselamatkan dari wilayah kegelapan setan dan dibawa ke kerajaan Yesus (Kolose 1:13). Bertentangan dengan tuduhan orang Farisi, Yesus menyatakan kepada mereka dan orang banyak yang mendengarkan-Nya, betapa kerasnya Dia bekerja melawan setan.

Kemudian Yesus menatap mata orang Farisi dan menarik garis di pasir. Siapa pun yang tidak bersama-Nya dalam pekerjaan yang Dia lakukan ini, menurut definisi-Nya, adalah melawan Dia. Siapa pun yang tidak membantu-Nya dalam misi-Nya untuk mengajak dan mengumpulkan manusia untuk menjadi warga kerajaan-Nya bersalah karena mencerai-beraikan mereka. Itu berarti bahwa orang-orang Farisi, dalam persekongkolan mereka untuk menghancurkan Yesus, telah menentang Roh Kudus dan kerajaan Allah. Bersama setan, mereka melawan pekerjaan Tuhan.

Yesus menjadikan pernyataan keras dan mutlak ini sebagai peringatan bagi semua orang yang mendengarkan Dia. Tidak ada yang bisa tetap netral dalam hubungan kerja dengan Yesus (Kisah Para Rasul 4:12). Dia menuntut ketundukan dan partisipasi penuh dalam misi-Nya dari mereka yang ingin bersama Dia. Siapa pun yang tidak bergabung dengan-Nya dan tetap pasif dalam hidupnya akan dihitung sebagai lawan, tidak peduli seberapa besar keinginannya untuk tidak berpihak (Yohanes 3:36). Apa arti semua ini?

Kita yang mengaku orang Kristen adalah tentara yang berperang melawan kuasa gelap dunia. Seorang serdadu yang tidak mau berjuang bersama Yesus dalam peperangan melawan setan adalah serdadu yang melakukan desersi. Mereka yang mau terbilang warga-Nya, tetapi tidak mau bekerja dan hidup untuk Dia adalah musuh-Nya. Hanya mereka yang mempunyai iman yang dinyatakan dalam cara kerja dan hidup yang berguna untuk kemuliaan-Nya adalah serdadu Kristen yang berguna dalam perang menghadapi setan. Sebaliknya, mereka yang sudah diberi selengkap persenjataan tetapi tidak mau mengenakannya adalah serdadu yang ceroboh dan merugikan kerajaan Tuhan.

“Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu. Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah, dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus.” Efesus 6:11-18

Maju tent’ra Kristus!
Maju berperang.
Dengan salib Yesus,
Kita berjuang.
Kristus Sang Panglima,
Memimpin kita;
Majulah bersama,
Lihat panji-Nya.

Tinggalkan komentar