“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” Matius 5:16

Banyak orang Kristen yang mempertanyakan manfaat perbuatan baik. Sekalipun ayat di atas adalah perintah Yesus yang tidak terlalu sulit dimengerti, ada pandangan negatif sebagian orang Kristen yang menyatakan bahwa perbuatan baik manusia adalah penyebab kesombongan dan bisa menyeret manusia ke arah pandangan pelagianisme, yang mengajarkan bahwa perbuatan baik adalah perlu untuk mendukung keselamatan. Selain itu, ada juga orang yang mengajarkan sebuah “paradox” yang berbunyi “satu-satunya perbuatan baik yang bisa dilakukan oleh orang Kristen adalah menyadari bahwa ia adalah orang yang tidak layak di hadapan Tuhan, dan karena itu ia tidak dapat melakukan apa yang baik”. Sudah tentu ajaran-ajaran yang bernada negatif ini bisa membuat orang Kristen segan untuk menjalankan perintah Yesus di atas.
Pembahasan di bawah ini diambil dari Pengakuan Westminster Bab XVI tentang perbuatan baik. Ada 7 Poin yang menjelaskan peran perbuatan baik manusia, baik mereka yang sudah lahir baru maupun mereka yang tidak termasuk orang beriman. Kita bisa melihat bahwa perbuatan baik manusia adalah sesuatu yang dikehendaki Tuhan di antara semua manusia ciptaan-Nya. Tetapi, tidak semua perbuatan baik manusia diterima-Nya dengan senang hati.
- Yang merupakan perbuatan baik hanya perbuatan yang Allah perintahkan dalam Firman-Nya yang kudus, dan bukannya hal-hal yang dilakukan tanpa menuruti perintah Firman, apa yang direka-reka oleh manusia, apa yang dilakukan karena fanatisme buta, atau perbuatan yang tidak baik tetapi dilakukan dengan dalih mengupayakan sesuatu yang baik.
- Perbuatan baik itu, yang dilakukan dalam ketaatan pada perintah-perintah Allah, adalah buah dan bukti iman yang sejati dan hidup. Olehnya orang percaya menunjukkan rasa terima kasih, menguatkan keyakinan mereka, membangun saudara-saudaranya, menjadikan lebih indah apa yang diakui mereka tentang Injil, menyumbat mulut kaum lawan, dan memuliakan Allah. Orang percaya itu buatan Allah, yang diciptakan dalam Yesus Kristus dengan maksud supaya umat percaya beroleh buah yang membawa pada kekudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal.
- Kemampuan umat percaya untuk melakukan perbuatan baik sama sekali tidak datang dari mereka sendiri, tetapi seluruhnya dari Roh Kristus. Supaya mereka dibuat mampu, adalah perlu bahwa, selain karunia-karunia yang telah mereka terima, pengaruh nyata Roh Kudus itu ada untuk mengerjakan dalam diri mereka baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya. Namun, seharusnya hal ini tidak menyebabkan mereka menjadi lalai, seakan-akan mereka tidak terikat untuk menunaikan tugas kewajiban apa pun kecuali atas dorongan khusus dari Roh. Sebaliknya, mereka harus berupaya membangkitkan karunia Allah yang ada dalam diri mereka.
- Sekalipun umat percaya telah mencapai tingkat ketaatan tertinggi yang dapat dijangkau dalam kehidupan ini, mereka sama sekali tidak mampu menghasilkan amal yang berlebih dan berbuat baik melebihi tuntutan Allah. Mereka malah ketinggalan dalam banyak hal yang sesungguhnya wajib mereka laksanakan sekalipun tidak menyadarinya.
- Kita tidak layak memperoleh pengampunan dosa atau hidup kekal dari Allah karena perbuatan yang baik apa pun, karena perbuatan kita itu sama sekali tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan datang, dan karena jarak tidak terhingga yang ada antara kita dengan Allah. Alasannya, tidak mungkin melalui perbuatan itu kita membawa manfaat bagi Dia atau melunasi utang dosa kita yang sudah- sudah. Sebaliknya, apabila kita telah berbuat baik sedapat mungkin, itu tidak berguna. Lagi pula, sejauh perbuatan itu baik, datangnya dari Roh-Nya, dan sejauh merupakan hasil upaya kita, perbuatan itu tercemar dan tercampur dengan kelemahan dan ketidaksempurnaan begitu rupa, sehingga tidak mungkin perbuatan itu bertahan di hadapan pengadilan Allah yang keras.
- Meskipun demikian, karena orang-orang percaya sendiri telah diterima oleh karena Kristus, maka juga perbuatan baik mereka akan diterima di dalam Dia. Bukan seolah-olah perbuatan dalam hidup ini sama sekali tidak tercela dan tidak pantas ditegur dalam pandangan Allah, tetapi Dia memandangnya dalam diri Anak- Nya, dan karena itu berkenan menerima dan mengganjar perbuatan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, meskipun disertai banyak kelemahan dan ketidaksempurnaan.
- Adapun perbuatan yang dilakukan manusia yang tidak dilahirkan kembali, dapat saja sesuai dengan perintah Allah dan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain. Akan tetapi, perbuatan itu tidak keluar dari hati yang disucikan oleh iman dan tidak dilakukan dengan cara yang benar seturut Firman, tidak juga tertuju ke tujuan yang tepat, yaitu kemuliaan Allah. Karena itu, perbuatan itu penuh dosa dan tidak mungkin berkenan kepada Allah atau membuat seorang manusia layak menerima anugerah Allah. Namun, kalau orang-orang itu mengabaikan kesempatan untuk berbuat baik, mereka menambah dosa mereka dan karena itu tidak mungkin menyenangkan Allah.
Setelah membaca apa yang diakui gereja sampai saat ini, bagaimana pendapat Anda? Masihkah Anda merasa segan untuk berbuat baik untuk menyenangkan Tuhan dan sesama? Jika Anda merasa sudah diselamatkan, Tuhan akan menerima perbuatan baik Anda jika itu didasarkan pada firman-Nya, sekalipun perbuatan Anda tidak sempurna. Jika Anda belum percaya kepada Kristus, perbuatan baik yang bagaimana pun tidak akan membuat Anda bebas dari murka Tuhan. Walaupun demikian, berbuat baik adalah lebih baik dari pada bersikap sinis dan tidak berbuat apa-apa, karena sebagai ciptaan-Nya setiap manusia harus bekerja untuk membawa manfaat bagi dirinya dan orang lain. Sejarah membuktikan bahwa siapa pun yang tidak berbuat apa yang dikehendaki Tuhan akan menambahkan dosa dan hukuman pada dirinya sendiri. Mereka yang mengajarkan hidup Kristen yang bebas dari keharusan untuk berbuat baik adalah guru-guru palsu yang melakukan perbuatan yang tidak baik dan yang tidak memuliakan Tuhan.