“Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.” Yohanes 5:39-40

Anda ingat lagu “Mengikut Yesus keputusanku?” Lagu yang dipopulerkan oleh penginjil terkenal Billy Graham itu sering dinyanyikan pada saat ada kebaktian kebangunan rohani. Tetapi, sebagian orang Kristen tidak mau menyanyikan lagu ini karena menolak pernyataan bahwa seseorang dapat mengambil keputusan untuk datang kepada Yesus. Mereka dengan kata lain, mempunyai pengertian yang berlainan dari apa yang dikatakan Yesus dalam ayat di atas.
Bagi sebagian orang Kristen, manusia tidak mempunyai andil apa pun dalam keselamatan. Memang firman Tuhan menyatakan bahwa keselamatan adalah semata-mata karunia Tuhan, dan karena itu tidak ada orang yang bisa berkata bahwa itu adalah karena usahanya dan merasa sombong (Efesus 2:8-9). Walaupun demikian, ada perbedaan antara tidak dapat berupaya dan dan tidak mempunyai peran. Jelas karena Allah yang berperan sebagai Bapa yang mau memberi pengampunan, manusia harus menyadari perannya sebagai anak yang terhilang yang sudah berdosa kepada-Nya. Jika anak yang hilang harus mau pergi menghadap bapanya, manusia yang berdosa harus datang kepada Allah untuk menerima karunia keselamatan-Nya.
Sebagai anak yang hilang, setiap orang bebas untuk melakukan apa pun yang mereka ingin lakukan, tetapi di situlah letak masalahnya: kehendak bebas anak yang terhilang adalah untuk menikmati hidupnya dalam dosa dan karena itu tidak mau menaanti perintah Allah. “Ketidakmampuan” orang terhilang untuk menanggapi Injil terletak pada kehendak mereka sendiri – jika mereka tidak datang kepada Kristus, itu hanya karena mereka tidak mau. Dan karena mereka “menolak untuk datang kepada-Ku” mereka dimintai pertanggungjawaban (Yohanes 5:40). Secara ringkas, kebobrokan dan ketidakmampuan manusia tidak menghalangi tanggung jawab untuk datang kepada Yesus. Tanggung jawab universal yang berlaku untuk setiap manusia untuk percaya dan bertobat tetap ada sekalipun iman dan pertobatan adalah inisiatif Allah.
Tidak ada orang berdosa yang dapat mengetahui bahwa dia tidak dapat berbuat apa-apa kecuali dengan mencoba untuk kembali menjumpai sang Bapa. Anak yang hilang memutuskan untuk kembali pulang tanpa mengetahui bagaimana sambutan bapanya. Tetapi, ia pulang karena percaya bahwa bapanya bukanlah bapa yang kejam. Dan ia diterima kembali menjadi anak hanya karena keputusan bapanya. Dengan demikian, doktrin ketidakmampuan total (total depravity) bukanlah, “Kamu tidak bisa datang”; melainkan, “Kamu tidak dapat datang terlepas dari bantuan ilahi.”
“Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan uAllah.” Mereka makin gempar dan berkata seorang kepada yang lain: ”Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?” Yesus memandang mereka dan berkata: ”Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah.” (Markus 10:25–27).
Sayang sekali, sebagian orang Kristen yang memandang bahwa manusia tidak mampu bertanggung jawab atas perannya dalam panggilan Allah, dan bahkan atas cara hidupnya di dunia sekalipun sudah dicelikkan mata rohaninya oleh Allah. Itu karena mereka terlalu menekankan kedaulatan Allah sedemikian rupa sehingga manusia dianggap tidak dapat mempunyai kehendak. Ini tentunya adalah sebuah pengertian yang keliru. Beginilah cara Yesus menjelaskan masalah ini:
“Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.”. Yohanes 6:37
Tanggung jawab tetap ada: seseorang yang peduli akan jiwanya tidak disuruh “menunggu untuk diselamatkan” tetapi “datang untuk mendapat keselamatan”. Pengakuan akan ketidakberdayaan bukanlah alasan untuk melanjutkan ketidakpercayaan, juga bukan penghalang untuk menerima tawaran keselamatan universal (anugerah umum).
Sebagian orang Kristen mungkin berpendapat bahwa tidak perlu bagi Tuhan dengan keagungan yang tak terbatas untuk memberikan anugerah kepada mereka yang hanya akan terus memberontak. Lebih dari itu, ada yang percaya bahwa Tuhan sudah membuat orang-orang tertentu untuk menjadi anak yang hilang untuk selamanya. Oleh karena itu Tuhan tidak perlu untuk memanggil mereka untuk kembali ke jalan yang benar.
Sebaliknya, kita juga dapat mengatakan bahwa adalah di bawah kedaulatan Tuhan yang mahakasih untuk menawarkan keselamatan kepada siapa pun, terlepas dari tanggapan mereka pada akhirnya. Alkitab jelas menyatakan bahwa Dia memberikan anugerah-Nya, dan Dia memanggil setiap manusia dan berulang kali mengatakan bahwa Dia mau memberi karunia iman dan pertobatan kepada siapa pun.
“Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.” Lukas 5:32
Sebagai bapa yang menantikan anaknya yang hilang untuk pulang kembali, dalam Alkitab kita membaca bahwa Tuhan menyuruh, Dia meminta, Dia memohon, Dia berdiri penuh kerinduan dengan tangan terulur – semua ini adalah bahasa alkitabiah yang menyatakan kebesaran kasih Allah. Lebih tepatnya, kita harus menyadari bahwa sikap welas asih ini adalah bagian dari penyataan diri Tuhan untuk dipahami sebagai salah satu aspek dari kemuliaan-Nya. Kita tidak memuja Tuhan dengan benar sampai kita mengenali kasih-Nya yang mahabesar. Dan kita tidak memberitakan Injil dengan benar sampai kita mencerminkan sikap ini sendiri kepada orang lain. Panggilan keselamatan Allah kepada umat manusia adalah panggilan kasih dan bukannya paksaan ilahi (Yohanes 3:16).
Seruan tanpa pandang bulu dan tawaran Injil yang cuma-cuma yang memiliki jaminan alkitabiah yang kuat dan eksplisit adalah posisi tradisional gereja Reformed sejak dulu. Kekhawatiran beberapa orang Kristen bahwa tawaran Injil secara cuma-cuma menyiratkan kurangnya kedaulatan Tuhan adalah keliru. Tuhan memposisikan diri-Nya terhadap orang fasik sebagai Tuhan yang mahakasih yang bersedia untuk menyelamatkan, dan Dia memohon kepada mereka untuk kembali ke jalan yang benar melalui juru bicaranya di sepanjang zaman. Seruan universal Injil ini adalah sarana eksternal yang dengannya Allah, pada waktu-Nya sendiri, secara berdaulat memanggil orang-orang pilihan-Nya secara individu ke dalam persekutuan Kristus.
Jika dalam Injil Allah dengan cuma-cuma mengurbankan Kristus kepada dunia, orang Kristen harus membuat tawaran yang sama. Jika kewajiban dan peran semua orang adalah untuk menjadi orang percaya, maka adalah kewajiban dan peran orang Kristen untuk memberitakan Kristus agar orang lain mau menerima perannya. Kita dapat berkata kepada siapa pun, di mana pun – dan kita tidak boleh ragu -“Jika Anda mau datang kepada Yesus Kristus, Dia akan menyelamatkan Anda dan menberi Anda peran sebagaii orang percaya yang bertobat dari dosa dan bertumbuh dalam kekudusan”. Mereka yang mengaku Kristen tetapi menolak adanya peran manusia dalam rancangan keselamatan Allah adalah otang-orang fatalis yang tidak mengenal kasih Allah.
Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan.” Lukas 15:7