“Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan.” 1 Timotius 2: 3-6

Semua orang Kristen percaya bahwa keselamatan adalah semata-mata aungerah Tuhan. Mengenai siapa yang akan diselamatkan, Alkitab membuat dua hal yang jelas:
- Allah menghendaki agar semua orang berdosa diselamatkan (1 Timotius 2:4; 2 Petrus 3:9; Yehezkiel 18:23; Matius 23:37).
- Allah memilih beberapa orang dari mulanya untuk diselamatkan tanpa syarat, dan hanya mereka yang terpilih yang akan benar-benar menanggapi Injil dan diselamatkan (Matius 22:14; Yohanes 6:37, 44, 65; 8:47; 10 :26–29; Roma 8:29–30; 9:6–23; 11:5–10; 1 Korintus 1:26–30; Efesus 1:4–5; 1 Tesalonika 1:4; 2 Tesalonika 2:13 ; Yakobus 2:5).
Tetapi bagaimana kedua kebenaran alkitabiah ini (yang tampaknya bertentangan) benar-benar terjadi, telah membingungkan para teolog dan mempertanyakan pikiran Kristen selama berabad-abad, shingga memicu perdebatan sengit antar umat Kristen.
Sepasang doktrin ini bisa menimbulkan banyak pertanyaan seperti:
- Bisakah Tuhan benar-benar menginginkan semua diselamatkan (1), namun hanya memilih untuk menyelamatkan hanya beberapa, yang terpilih (2)?
- Apakah masuk akal untuk berpendapat bahwa Tuhan dapat pada saat yang sama akan menyediakan keselamatan untuk semua (1), dan bukan keselamatan untuk semua (2)?
- Jika (1) dan (2) benar, apakah Tuhan bingung atau sengaja membuat kita bingung?
- Atau dapatkah Tuhan yang berdaulat dan mahakuasa yang melakukan apapun yang Dia suka, menyimpan keinginan untuk keselamatan untuk semua orang yang tidak dapat Dia penuhi?
- Apakah ada kekuatan di alam semesta yang lebih besar dari Tuhan, yang menggagalkan keinginannya untuk menyelamatkan semua orang?
- Atau bisakah Tuhan memakai cara yang berbeda secara bersamaan?
- Atau haruskah orang Kristen modern mengabaikan hal pemilihan untuk menonjolkan keinginan Allah akan keselamatan semua orang?
- Karena jika kita sama-sama berpegang pada pemilihan, bukankah penawaran umum Injil kita kepada semua orang berdosa tidak tulus?
- Dan bukankah pemilihan akan mengikis semangat dan dorongan untuk misi penginjilan yang harus kita lakukan?
- Bukankah keyakinan bahwa seseorang sudah terpilih adalah ketidakpastian yang terselubung fatalisme?
Poin-poin di atas hanya beberapa dari banyak pertanyaan sulit tentang keselamatan yang tidak mudah dijawab. Memang, sehubungan dengan kemungkinan (2) di atas, ada pertanyaan apakah kita tetap harus berusaha keras untuk menginjil. Alkitab menyatakan bahwa kita harus berdoa sebagai utusan Kristus, yang tugasnya adalah untuk memohon pria dan wanita atas nama-Nya untuk diperdamaikan dengan Allah. Dengan demikian, kita tidak mencoba untuk membatasi penginjilan hanya untuk orang-orang pilihan.
“Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.” 2 Korintus 5:20
Ada dua alasan untuk ini. Pertama, ketetapan pemilihan Allah bersifat rahasia. Kita tidak mengetahui siapa orang-orang pilihan itu dan tidak memiliki cara untuk mengetahunyai sampai mereka menanggapi Injil. Kedua, cakupan tujuan penginjilan Allah lebih luas daripada pemilihan. “Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.”” (Matius 22:14).
Tidak ada teologi alkitabiah yang benar yang mengajarkan bahwa hakiki Allah adalah senang mengutuki orang jahat. Tetapi, bagaimana kasih karunia-Nya kepada orang pilihan dapat berdiri di samping kasih-Nya bagi seisi dunia, dan keinginan-Nya agar Injil diberitakan kepada semua orang, sementara Dia tetap menganggap mereka bertanggung jawab atas penolakan mereka sendiri, adalah misteri pikiran ilahi.
Kitab Suci sebaliknya mengajarkan kasih Allah bagi dunia, ketidaksenangan-Nya dalam menghakimi orang berdosa, keinginan-Nya agar semua orang mendengar Injil dan diselamatkan. Alkitab juga mengajarkan bahwa setiap orang berdosa tidak mampu dengan usaha sendiri untuk percaya, namun bertanggung jawab untuk percaya, dan akan dikutuk jika dia tidak percaya.
”Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. Matius 23:37
Tuhan dengan tulus menginginkan semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. Namun dalam keinginan-Nya, Dia memutuskan untuk hanya memilih orang-orang pilihan dan melewati sisanya, meninggalkan mereka pada konsekuensi serius dari dosa mereka. Kutukan atas mereka sepenuhnya terletak pada diri mereka, karena dosa dan penolakan mereka terhadap Tuhan. Tuhan tidak bisa disalahkan atas ketidakpercayaan mereka.
Ketika Tuhan menginginkan semua manusia untuk diselamatkan, Dia benar-benar konsisten dengan hakiki-Nya. Dalam Perjanjian Baru, Petrus menulis,
“Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.” 2 Petrus 3: 9
Beberapa berpendapat bahwa ayat ini mengajarkan universalisme. Jika Tuhan menginginkan keselamatan untuk semua, kata mereka, maka semua orang akan diselamatkan, atau Tuhan tidak akan mendapatkan apa yang Dia inginkan. Yang lain berpendapat bahwa apa yang Tuhan kehendaki terjadi, karena semua orang berarti semua golongan manusia, bukan setiap individu. Namun, tidak satu pun dari posisi itu yang bisa dipilih. Jadi, kita harus membedakan antara kehendak-Nya yang berupa keinginan, dan kehendak-Nya yang dinyatakan sebagai keputusan (tujuan kekal-Nya).
Pagi ini, apakah Anda memikirkan apa yang akan terjadi pada teman, sanak atau saudara anda di masa depan? Akankah mereka diselamatkan? Percayalah bahwa Tuhan menginginkan semua orang untuk mengenal Dia. Anda tidak perlu ragu untuk mendoakan mereka, untuk mengabarkan Injil kepada mereka melalui pengajaran Alkitab dan cara hidup kita. Percayalah bahwa Tuhan yang mengingini semua orang untuk diselamatkan, adalah Tuhan yang dengan kehendak-Nya bisa menolong mereka untuk memperoleh iman dan pertobatan demi keselamatan.