Mengabaikan dosa artinya mengaku tidak berdosa

“Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. 1 Yohanes 1:8-9

Kitab 1 Yohanes 1 dimulai dengan pernyataan bahwa Yesus adalah Anak Allah yang kekal. Yohanes menegaskan bahwa dia secara pribadi telah melihat dan mendengar hal-hal yang Yesus ajarkan. Kebenaran Tuhan disajikan sebagai ajaran “terang”, sedangkan ajaran yang lain disajikan sebagai “kegelapan”. Mereka yang berpegang pada kebenaran diselamatkan dari dosa; mereka yang mengaku tidak berdosa adalah menipu diri sendiri.

Ada banyak ajaran yang keliru yang bisa kita dengar di berbagai gereja pada zaman ini. Ajaran yang populer adalan teologi kemakmuran (prosperity theology atau prosperity gospel) yang menjanjikan kesuksesan duniawi kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan. Kasih Allah ini diperoleh sebagai sesuatu takdir (predestinasi), atau diberikan sebagai ganjaran untuk doa atau jasa-jasa baik yang dibuat oleh seseorang. Teologi ini meyakini bahwa seorang Kristen yang diberkati adalah mereka yang sukses dalam hidupnya. Dalam kesehatan, seseorang yang diberkati Allah selalu sehat dan sempurna hidupnya, tidak ada cacat, mempunyai kemampuan kesembuhan ilahi. Teologi ini secara sederhana dapat disebut sebagai ajaran yang menekankan bahwa karena Allah adalah Allah yang Mahabesar, kaya, dan penuh berkat, setiap manusia yang beriman pasti akan mengalami kehidupan yang penuh berkat pula, kaya, sukses dan berkelimpahan.

Selain ajaran teologi kemakmuran, ada juga ajaran yang termasuk baru, yang menekankan kasih karunia Allah dengan mengesampingkan ajaran penting lainnya seperti pertobatan dan pengakuan dosa. Ajaran hyper-grace berpendapat bahwa semua dosa, masa lalu, sekarang, dan masa depan, telah diampuni, sehingga orang percaya tidak perlu memikirkannya. Ajaran hyper-grace mengatakan bahwa ketika Tuhan melihat kita, Dia hanya melihat orang-orang yang suci dan benar. Kesimpulan dari pengajaran hyper-grace adalah bahwa kita tidak terikat oleh ajaran Yesus, sama seperti kita tidak berada di bawah Hukum Tuhan; bahwa orang percaya tidak bertanggung jawab atas dosa mereka; dan bahwa siapa pun yang tidak setuju atas ajaran ini adalah seorang Farisi yang legalis. Singkatnya, guru-guru hyper-grace memutarbalikkan kasih karunia Allah kita menjadi lisensi untuk amoralitas (Yudas 1:4) dan bermain-main dengan antinomianisme.

Agak mirip dengan ajaran hyper-grace, ajaran hyper-Calminism adalah kepercayaan bahwa Allah menyelamatkan umat pilihan melalui kehendak-Nya yang berdaulat dengan sedikit atau tanpa menggunakan metode untuk membawa orang ke arah keselamatan (seperti penginjilan, khotbah, dan doa bagi yang terhilang). Untuk kesalahan yang tidak alkitabiah, hyper-Calvinist terlalu menekankan kedaulatan Tuhan dan meremehkan tanggung jawab manusia dalam pekerjaan keselamatan dan hidup baik yang mana juga mengakibatkan timbulnya sikap antinomianisme. Konsekuensi yang jelas dari hyper-Calvinisme adalah bahwa hal itu menekan keinginan untuk menginjili yang terhilang. Kebanyakan gereja atau denominasi yang berpegang pada teologi hiper-Calvinistik ditandai dengan fatalisme, sikap dingin, dan kurangnya kepastian iman. Di gereja seperti ini, jarang ada penekanan pada kasih Tuhan bagi yang terhilang dan umat-Nya sendiri, yang diganti dengan penekanan yang tidak alkitabiah atas kedaulatan Tuhan. Injil hyper-Calvinis adalah deklarasi keselamatan Allah bagi umat pilihan dan kutukan-Nya bagi yang terhilang. Bagi mereka yang sudah merasa terpilih, perlunya buah-buah Roh sebagai bukti keselamatan tidaklah pernah ditekankan.

Ayat di atas menyatakan pentingnya bagi umat Tuhan untuk mengakui dosanya. Adakah orang yang merasa tidak berdosa? Saya kira, setiap orang yang percaya adanya Tuhan dan mengerti beda antara perbuatan baik dan perbuatan buruk tentu percaya adanya dosa. Walaupun demikian, ada orang yang percaya bahwa dosanya sangat kecil jika dibandingkan orang lain. Sebagian lagi orang Kristen mengabaikan dosa mereka karena merasa mereka adalah orang pilihan. Selain itu ada orang yang percaya bahwa dosanya sudah ditebus oleh hidupnya yang saleh dan amal-ibadahnya yang besar.

Bagi orang Kristen, pengertian tentang dosa kepada Tuhan itulah yang membuat kesadaran bahwa tanpa penebusan Kristus, dosa kita akan membawa kematian abadi. Setiap orang Kristen percaya bahwa jika ia sudah diselamatkan, itu adalah karena penebusan oleh Kristus, Karena karunia Tuhan, bukan karena perbuatan baik kita. Oleh karena itu, semua dosa lama kita yang sudah diampuni, dan untuk setiap dosa baru kita terus meminta pengampunan-Nya. Adanya keselamatan bukannya membuat orang Krisen lupa bahwa ia bertanggung jawab atas hidupnya, dan mengabaikan perlunya berusaha hidup dengan cara yang saleh. Adanya kesulsesan pada diri seorang Kristen bukan bukti bahwa Tuhan menyukai segala apa yang diperbuatnya.

Selama hidup di dunia, umat Kristen tidak bisa menghindari dosa, yang terus bermunculan. Umat Kristen bukanlah orang yang sudah sempurna. Untuk itu kita mengakui dosa kita dan meminta pengampuan Tuhan setiap kali kita berdoa. Walaupun demikian, tidak semua orang Kristen menanggapi dosa dengan serius, karena keyakinan bahwa pada akhirnya pengurbanan Kristus adalah cukup untuk melepaskan kita dari hukuman atas semua dosa kita. Oleh sebab itu, banyak orang Kristen yang merasa bahwa adanya dosa dalam hidup mereka adalh sesuatu yang lumrah dan karena itu tidak perlu dipikirkan.

Apa yang terjadi jika orang Kristen tidak sadar pentingnya untuk mengaku dosa-dosa mereka? Mereka yang mengabaikan dosanya, lambat laun merasa tidak perlu memohon ampun secara spesifik, dan ini pelan-pelan membuat dosa sebagai bagian hidup yang normal sebagai orang Kristen. Mereka tidak perlu berusaha untuk melawan iblis dengan memakai segenap senjata Allah. Dengan demikian, mereka akan menipu diri mereka sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam hidup mereka. Dalam hal ini, ayat diatas menyatakan bahwa pengampunan atas dosa yang tidak diakui itu akan tidak diberikan oleh Tuhan. Mereka yang tidak menggunakan selengkap senjata Allah, bukanlah pengikut-Nya.

Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah.” Efesus 6:14-17

Kitab 1 Yohanes 1 menyatakan bahwa Tuhan sepenuhnya adalah kebaikan dan kebenaran, dan mereka yang mengikuti Tuhan tidak bisa tidak harus memusuhi iblis. Perhatikan bahwa meskipun bagian ini ditulis untuk orang percaya, Yohanes menyatakan bahwa mereka yang mengaku dosa diampuni dan dibersihkan. Meskipun setiap orang percaya diampuni pada titik keselamatan, pertempuran kita melawan dosa masih harus tetap berlangsung setiap hari dan untuk itu sebagai orang yang tidak sempurna kita harus mau mengakui dosa-doa kita dan memohon agar Tuhan memampukan kita untuk menghindarinya di masa depan. Siapa yang mengabaikan dosanya adalah orang yang tetap hidup dalam dosa tetapi mengaku tidak berdosa: mereka tidak akan mendapat pengampunan.

Tinggalkan komentar