“Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.” Kolose 2:6-7

Dalam dua ayat singkat ini, Paulus membuat pernyataan besar tentang perjalanan hidup orang percaya dengan Kristus. Jemaat Kolose, seperti semua orang percaya lainnya yang sudah diselamatkan, sudah menerima Kristus dengan iman (Efesus 2:8–9). Nasihat Paulus adalah bahwa mereka yang menerima Kristus dalam iman harus berakar dalam iman juga selama hidup di dunia (Kolose 2:7). Dengan demikian, makin hari kita akan makin bersyukur kepada Yesus yang sudah menebus kita.
Ada banyak orang Efesus yang ingin bersyukur kepada Tuhan. Sayang, ajaran sesat yang mengacau jemaat Kolose pada waktu itu menekankan perbuatan dan pengorbanan pribadi sebagai sarana untuk menyenangkan Allah. Memang benar bahwa perbuatan adalah aspek penting dari kehidupan orang Kristen (1 Yohanes 3:17-18), dan iman tanpa perbuatan adalah mati (Yakobus 2:26), tetapi perbuatan adalah hasil dari iman yang menyelamatkan, bukan sumbernya. Perjalanan hidup kita dengan Allah harus berakar dalam iman yang dikaruniakan-Nya kepada kita – dan karena itu kita berakar dalam Dia, bukan pada diri kita – sama seperti keselamatan. Kalau tidak, spiritualitas yang didasarkan pada kinerja manusia akan berakhir dengan kegagalan atau kepalsuan.
Ada banyak pekerjaan yang dapat dilakukan manusia tanpa iman. Mereka melakukannya untuk mendapatkan hasil dan penghargaan yang dapat dilihat dan diterima mereka sendiri. Namun, orang yang telah menerima Kristus sebagai Tuhan akan hidup dengan iman, bukan dengan melihat (2 Korintus 5:7).
Meskipun Paulus menjalani kehidupan dan melakukan pelayanan Kristen yang sangat aktif, dia tahu iman adalah satu-satunya cara untuk menyenangkan Tuhan. Iman seperti ini akan menghasilkan banyak perbuatan baik untuk kemuliaan Tuhan. Kita mungkin tidak dapat melihat hasilnya pada saat ini dan tidak menerima penghargaan orang lain, tetapi kita tetap mau melakukan apa yang baik untuk menyenangkan Tuhan. Itu sama sekali bukan usaha untuk mempertahankan keselamatan kita atau menutupi dosa-dosa yang ada. Keselamatan kita tetap ada dalam segala keadaan dan itu tidak bergantung pada perbuatan kita karena sudah didasarkan pada Kristus dan apa yang telah Dia lakukan.
Tuhan ingin kita berfokus pada pertumbuhan, menabur, dan berjalan dalam iman. Pertama, Tuhan ingin agar kita bertumbuh dalam iman. Dia tidak ingin kita menjadi bayi rohani. Alkitab berkata dalam Kolose 2:7: Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia. Maka iman kita akan tumbuh kuat dalam kebenaran yang diajarkan kepada kita, dan dengan itu kita akan melimpah dengan rasa syukur.
Mengapa begitu penting bagi kita untuk mengembangkan iman kita? Alkitab menjelaskannya berulang kali: Tanpa iman tidak mungkin menyenangkan Allah (Ibrani 11:6 ). Segala sesuatu yang tidak dilakukan dengan iman adalah dosa (Roma 14:23). Segala sesuatu yang Tuhan lakukan dalam hidup kita dilakukan oleh kasih karunia-Nya dan melalui iman kita.
Tuhan juga ingin agar kita menabur perbuatan baik dalam iman. Dia ingin kita belajar menjadi murah hati – karena kita tidak dapat menjadi seperti Kristus tanpa menjadi murah hati. Menabur bukan berarti hanya memberikan uang persembahan kepada gereja, tetapi dalam semua hal yang baik yang dapat kita persembahkan kepada Tuhan dalam hidup kita.
“Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.” 2 Korintus 9:6-7
Ini adalah hukum menabur dan menuai, dan berlaku di setiap bidang kehidupan. Jika kita menabur kritik, kita akan menuai kritik. Jika kita menabur kasih, kita akan menuai kasih. Jika kita menabur kebaikan, kita akan menuai kebaikan. Dan kita selalu menuai lebih dari yang kita tabur. Saat kita menanam satu biji jagung di tanah, kita tidak akan menuai hanya satu biji.
Kita tahu bahwa perbuatan baik yang didasarkan iman akan diterima Tuhan. Walaupun demikian, dunia ini sering mengecewakan kita. Dunia yang sudah jatuh dan perkerjaan iblis sering kali mengacaukan maksud dan perbuatan baik kita. Terkadang kita melakukan sesuatu dengan maksud baik, tetapi keadaan dan reaksi orang lain mungkin menyebabkan kita menerima hasil yang kurang baik, yang justru merugikan kita. Tetapi, Yesus juga mengalami hal yang sama, Ia harus menderita dan disalibkan karena kasih-Nya kepada umat manusia. Karena itu, dalam hidup, kita harus tetap berjalan dalam iman.
Pagi ini, pertanyaan kepada kita adalah apakah kita mau melakukan apa yang dikehendaki Tuhan dalam hidup kita? Ketika kita hidup dengan iman, itu mungkin mengharuskan kita untuk melakukan hal-hal yang tidak kita rencanakan sebelumnya: menolong orang yang memusuhi kita, pergi ke tempat yang jauh untuk mengabarkan Injil, menyumbangkan tenaga, waktu dan uang anda untuk gereja dan masyarakat umum dan sebagainya. Semua itu akan memperkuat iman kita kepada Tuhan yang mahakuasa dan mahakasih.