Kemudian manusia itu bersetubuh dengan Hawa, isterinya, dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Kain; maka kata perempuan itu: ”Aku telah mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan TUHAN.” Kejadian 4:1

Apa itu gender dan apa pula orientasi seksual? Pada zaman sekarang seorang pria bisa saja merasa bahwa dirinya lebih cocok menjadi wanita, dan sekalipun ia berjenis kelamin pria, ia mungkin ingin dianggap sebagai wanita sebagai gendernya. Gender mengacu pada karakteristik perempuan, laki-laki, anak perempuan dan laki-laki yang dikonstruksi secara sosial. Ini termasuk norma, perilaku dan peran yang terkait dengan menjadi perempuan, laki-laki, perempuan atau laki-laki, serta hubungan satu sama lain. Sebagai konstruksi sosial manusia, gender bisa bervariasi dari masyarakat ke masyarakat dan dapat berubah dari waktu ke waktu.
Gender berinteraksi dengan tetapi berbeda dengan jenis kelamin, yang mengacu pada karakteristik biologis dan fisiologis yang berbeda pada perempuan, laki-laki dan orang interseks: seperti kromosom, hormon, dan organ reproduksi yang berlainan. Identitas gender mengacu pada pengalaman gender seseorang yang dirasakan, secara internal dan individual, yang mungkin atau mungkin tidak sesuai dengan fisiologi seseorang atau jenis kelamin yang ditunjuk saat lahir.
Orientasi seksual adalah tentang dengan siapa seseorang tertarik dan ingin menjalin hubungan. Orientasi seksual termasuk gay, lesbian, lurus, biseksual, dan aseksual. Orientasi seksual berbeda dengan gender dan identitasnya. Orientasi seksual adalah tentang kepada siapa orang tertarik secara romantis, emosional, dan seksual. Ini berbeda dengan identitas gender. Identitas gender bukan tentang siapa Anda tertarik, tetapi tentang siapakah Anda menurut pendapat Anda – pria, wanita, genderqueer, dll.
Ini berarti bahwa menjadi transgender (merasa jenis kelamin yang Anda tetapkan sangat berbeda dari jenis kelamin yang teridentifikasi secara medis) tidak sama dengan menjadi gay, lesbian, atau biseksual. Orientasi seksual adalah tentang dengan siapa Anda ingin bersama. Identitas gender adalah tentang siapa Anda menurut pendapat Anda sendiri. Ini menurut pengertian zaman ini yang tidak sesuai dengan ayat di atas.
Untuk jelasnya, menurut pandangan duniawi, saat ini ada banyak orientasi seksual, amtara lain:
- Orang yang tertarik pada jenis kelamin yang berbeda (misalnya, wanita yang tertarik pada pria atau pria yang tertarik pada wanita) sering menyebut dirinya heteroseksual atau heteroseksual.
- Orang yang tertarik pada sesama jenis sering menyebut diri mereka gay atau homoseksual. Wanita gay mungkin lebih suka istilah lesbian.
- Orang yang tertarik pada pria dan wanita sering menyebut diri mereka biseksual.
- Orang yang ketertarikannya mencakup banyak identitas gender yang berbeda (pria, wanita, transgender, genderqueer, interseks, dll.) dapat menyebut diri mereka panseksual atau queer
- Orang yang tidak yakin dengan orientasi seksualnya mungkin menyebut diri mereka “questioning” atau bertanya-tanya
- Orang yang tidak mengalami ketertarikan seksual kepada siapa pun sering menyebut diri mereka aseksual.
Dunia modern sekarang berusaha menyakinkan kita bahwa orientasi dan identitas seksual Anda dapat Anda pilih untuk tetap sama sepanjang hidup Anda, atau itu dapat bervariasi tergantung pada siapa Anda tertarik, atau ingin berpasangan secara romantis atau aktif secara seksual. Ini dianggap benar-benar normal karena setiap orang dianggap mempunyai kehendak bebas atau free will. Dengan demikian, setelah Anda mengklaim label tertentu, tidak ada alasan mengapa label tidak dapat diubah saat Anda ingin mengubahnya. Banyak orang, tua dan muda, ingin memakai kebebasan mereka untuk menentukan kepada siapa mereka tertarik secara seksual dan bagaimana mereka mengidentifikasi orientasi seksual mereka. Ini disebut “fluiditas”, yang berarti bisa berubah-ubah. Selanjutnya, setiap pasangan dengan gender dan orientasi seksual apa pun dianggap berhak mempunyai keturunan, yang setelah mencapai umur tertentu akan memilih gender dan orientasi seksualnya sendiri. Ini sudah tentu merupakan hal yang mulai menggoncangkan iman Kristen.
Bagaimana sebagai orang Kristen bisa menanggapi fluiditas (variasri bebas) dalam kehidupan seksual manusia di zaman ini? Kebingungan akan terjadi jika kita meninggalkan pesan Alkitab. Keinginan, persepsi, dan penampilan tubuh manusia dari sepanjang zaman, semuanya bersaksi tentang kekacauan ciptaan Tuhan yang dilanda dosa. Ini sudah tentu membuat banyak orang tua Kristen merasa kuatir atas masa depan generasi muda. Tetapi, Tuhan yang mahakuasa tidak akan terancam oleh perubahan keadaan semacam ini.
Pada waktu penciptaan, Tuhan menciptakan Adam dan Hawa, seorang pria dan seorang wanita. Karena itu, Alkitab hanya mengakui adanya dua jenis seks atau jenis kelamin, yaitu pria dan wanita; dan dengan itu ada dua jenis karakteristik manusia atau gender: pria dan wanita. Sebagai implikasinya, seorang bayi harus dilahirkan oeleh seorang wanita. Karena adanya daya tarik seksual yang diciptakan Tuhan, seorang pria kemudian bersetubuh dengan seorang wanita pasangan hidupnya. Orientasi seksual yang benar akan membuahkan keturunan yang diberkati Tuhan seperti apa yang terjadi pada Adam dan Hawa dalam ayat di atas.
“Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.” Matius 19: 5
Kabar baik bagi orang-orang yang mengalami kebingungan gender dan orientasi seksual, seperti bagi kita masing-masing, adalah kenyataan bahwa tubuh kita yang rusak membutuhkan penebusan (Roma 8:18-25). Dan di dalam Yesus Kristus, segala sesuatu dijanjikan untuk dijadikan baru (Yesaya 65:17; Wahyu 21:5). Meskipun kekristenan tidak menjamin kelegaan total dalam hidup ini, kekristenan menjamin kebangkitan di masa depan dari keinginan, persepsi, dan tubuh kita yang mengalami pembusukan dan kematian (1 Korintus 15:50–56). Itulah janji Tuhan kepada setiap orang yang percaya dan bertobat kepada-Nya.
Karena jenis seks secara biologis tidak berbohong dan sebaliknya karena pikiran manusia rentan terhadap kebingungan, pertobatan dan pengudusan individu yang jatuh dalam dosa memerlukan perjuangan berat untuk menyesuaikan kembali identitas gender dengan jenis kelamin biologis mereka. Seseorang mungkin tidak pernah sepenuhnya mencapai kedamaian, tetapi mengenakan diri yang baru, yang dibentuk kembali di dalam Yesus Kristus, berarti merangkul dan mempercayai otoritas Allah atas setiap segi keberadaan kita (Kolose 3:1–11) dan tidak dengan sengaja melanggar perintah Tuhan untuk taat kepada hukum-Nya. Adalah keliru jika ada orang Kristen yang meyakini bahwa Tuhan yang mahakuasa bisa memilih siapa saja untuk diselamatkan, sekalipun hidup mereka tidak sesuai dengan moralitas dan hukum Tuhan. Jika itu dlakukan Tuhan, segala hukum-Nya dan pengurbanan Yesus bagi orang yang bertobat, tidak akan berguna.
Sebagai orang Kristen, kita tidak boleh merasa ragu untuk menyatakan kebenaran ayat di atas. Meskipun itu mungkin membawa kita ke arah percakapan dan pengalaman baru yang banyak dari kita tidak akan mengerti sepenuhnya, melayani mereka yang menderita kebingungan dalam hal gender dan orientasi seksual berarti berjalan dengan setiap jiwa yang berharga, melewati lembah kegelapan psikologis selama bertahun-tahun (Galatia 6:2). Gereja membutuhkan orang Kristen yang mau berjalan bersama orang-orang ini di setiap musim, dalam kemenangan dan kekalahan, mendorong masing-masing menuju iman yang lebih besar kepada Tuhan Yesus (Roma 12:12; Yakobus 1:12). Hanya orang Kristen yang cukup rendah hati untuk mengenali kehancuran mereka sendiri, akan mampu berjalan bersama orang lain melalui pergumulan yang tampaknya sangat berbeda dari perjuangan mereka sendiri. Hanya orang Kristen yang mengerti tuntutan Tuhan untuk hidup dalam kekudusan dapat memberikan bimbingan kepada mereka yang meragukan kebenaran firman Tuhan.