“TUHAN melakukan apa yang dikehendaki-Nya, di langit dan di bumi, di laut dan di segenap samudera raya.” Mazmur 135:6

Salah satu yang paling penting dari hakiki Tuhan adalah kedaulatan-Nya. Karena itu, banyak orang Kristen yang meninggikan kedaulatan Tuhan (souvereignty) di atas sifat mahakasih, mahakuasa, mahatahu, dan mahahadir-Nya. Bahkan, untuk sebagian kecil orang Kristen, kedaulatan Tuhan ini sangat ditonjolkan sehingga bagi mereka manusia tidak mempunyai kemampuan apa-apa, dan tidak dapat diharapkan untuk bertanggung jawab atas hidupnya.
Pada pihak yang lain, jika Anda mencoba menemukan kata “daulat” dalam Alkitab, Anda akan kecewa. Dalam Alkitab tidak ditemukan kata “daulat”, baik dalam bentuk “kedaulatan” atau “berdaulat”. Walaupun demikian, kedaulatan Tuhan adalah konsep alkitabiah yang penting. Seorang yang berdaulat adalah seorang penguasa atau seorang raja, dan Kitab Suci sering menyebut Allah sebagai yang memerintah atas segalanya.
Nama Allah yang paling umum, Yahweh (lihat Keluaran 3:14) sering diterjemahkan Tuhan, atau “Lord” dalam Alkitab bahasa Inggris. Dan kata Tuhan, muncul di Alkitab ribuan kali, khususnya sebagai nama Yesus Kristus. Menurut KBBI, Tuhan adalah sesuatu yang diyakini, dipuja, dan disembah oleh manusia sebagai yang Mahakuasa dan Mahaperkasa. Jadi, membahas kedaulatan Tuhan adalah membahas ketuhanan Tuhan – yaitu membahas sifat-sifat yang membuatnya menjadi Tuhan, dan yang meletakkan apa saja dibawah kehendak dan kuasa-Nya, di mana saja dan kapan saja.
“TUHAN semesta alam telah bersumpah, firman-Nya: ”Sesungguhnya seperti yang Kumaksud, demikianlah akan terjadi, dan seperti yang Kurancang, demikianlah akan terlaksana.” Yesaya 14:24
Komponen utama dari konsep alkitabiah tentang kedaulatan atau ketuhanan ilahi adalah kendali, otoritas, dan kehadiran Allah. Kendali-Nya berarti bahwa segala sesuatu terjadi sesuai dengan rencana dan niat-Nya. Otoritas berarti bahwa semua perintah-Nya harus dipatuhi. Kehadiran berarti bahwa kita menjumpai kendali dan otoritas Tuhan dalam semua pengalaman kita, sehingga kita tidak dapat lepas dari keadilan-Nya atau dari kasih-Nya. Ketiga hal inilah yang harus kita ingat jika kita mengakui bahwa Tuhan adalah berdaulat atas hidup kita. Kita tidak dapat mengakui kedaulatan Tuhan dengan hanya mengakui satu atau dua dari ketiga aspek ini.
Walaupun demikian, jika orang membahas kedaulatan ilahi dan kebebasan manusia, mereka sering hanya berfokus pada salah satu dari tiga aspek kedaulatan Tuhan, yaitu kendali-Nya. Ini jugalah yang menjadi pusat perhatian kelompok orang Kristen tertentu, yang menolak adanya kebebasan manusia dalam segala bentuknya. Dalam hal ini, kita harus ingat bahwa kendali Tuhan atas dunia hanyalah salah satu aspek dari pemerintahan-Nya. Jika kita hanya mempertimbangkan kendali-Nya, kita cenderung lupa bahwa Tuhan juga mahakasih, mahasabar, mahapemurah dan seterusnya. Kedaulatan Allah adalah penerapan semua atribut ilahi-Nya, bukan hanya kuasa-Nya. Kedaulatan Tuhanlah yang memungkinkan manusia menanggapi firman-Nya.
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Yohanes 3:16
Tuhan menunjukkan kepada Israel bahwa Dia benar-benar Tuhan dengan mengalahkan kerajaan Mesir dan otoritas Firaun, dan dengan memberikan Israel tanah air yang dijanjikan berabad-abad sebelumnya kepada Abraham, Ishak, dan Yakub pada saat yang ditentukan-Nya. Tidak ada yang bisa mengalahkan kedaulatan Tuhan. Dia menepati janji-Nya, menunjukkan kekuatan pengendalian yang luar biasa, atau Dia bukan Tuhan. Seperti itu juga, Tuhan yang menjanjikan keselamatan bagi umat manusia setelah kejatuhan Adam dan Hawa, sudah menepati janji-Nya dengan kedatangan Kristus ke dunia, penyaliban dan kebangkitan-Nya.
“Allah kita di sorga; Ia melakukan apa yang dikehendaki-Nya!” Mazmur 115:3
Mengingat kekuatan luar biasa dari kendali kedaulatan Tuhan, efektivitas dan universalitasnya, apakah manusia memiliki kebebasan dalam hidupnya? Jika manusia tidak memiliki kebebasan atau pilihan, apakah manusia harus bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya? Alkitab menjawab bahwa kita memiliki kebebasan dalam batasan tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari, ketika kita berbicara tentang “bebas”, kita mungkin tidak menyadari bahwa kita memikirkan kebebasan yang berupa kompatibilitas, yaitu apa yang sesuai dengan kehendak Tuhan.
Tuhan menyuruh Adam untuk tidak memakan buah terlarang, tetapi Adam memiliki kemungkinan untuk melakukan apa yang diinginkannya. Pada akhirnya, mereka melakukan hal yang salah, tetapi mereka melakukannya dengan bebas. Kedaulatan Allah tidak menghalangi mereka untuk melakukan apa yang mereka ingin lakukan. Tetapi, apa yang terjadi adalah sesuai dengan kehendak-Nya, sebab apa yang tidak dikehendaki-Nya tentu tidak akan terjadi. Semua yang terjadi di dunia haruslah kompatibel atau sesuai dengan rancangan Tuhan, sekalipun Tuhan belum tentu adalah penyebab langsung dari kejadian itu.
Pagi ini, jika kita memikirkan hidup kita, mungkin kita merasa bahwa Tuhan sudah menetapkan segala sesuatu dalam hidup kita sehingga kita tidak bisa mengambil keputusan. Lebih dari itu, kita tidak perlu memikirkan bagaimana kita harus hidup sesuai dengan kehendak Tuhan karena semua aspek kehidupan kita ada ditangan-Nya. Mungkin juga kita sudah tidak peduli akan kesehatan dan mati-hidup kita karena kita merasa bahwa semua itu terserah pada kedaulatan-Nya. Semua itu adalah salah pengertian kita. Firman Tuhan yang kita pelajari saat ini bukanlah menyatakan bahwa kita adalah boneka Tuhan,
Tuhan berkuasa, tetapi Ia yang berkuasa juga memberikan kuasa dan kemampuan bagi manusia untuk bertanggung jawab atas hidupnya. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi dalam hidup kita, karena semuanya ada dalam kendali-Nya, tetapi kita tetap harus tetap mau tunduk kepada perintah-Nya karena Tuhan adalah pemegang otoritas atas hidup-mati kita. Lebih dari itu, kita harus sadar bahwa kedaulatan Tuhan memungkinkan Dia hadir dalam hidup kita dan membimbing serta menguatkan kita untuk menghadapi segala tantangan dalam hidup ini agar segala yang terjadi akan sesuai dengan rencana-Nya.