Orang yang bagaimana membenci Tuhan?

“Mereka adalah pengumpat, pemfitnah, pembenci Allah, kurang ajar, congkak, sombong, pandai dalam kejahatan, tidak taat kepada orang tua” Roma 1:30

Misotheisme adalah “kebencian terhadap Tuhan” atau “kebencian terhadap para dewa” (dari kata sifat Yunani misotheos (μισόθεος) “membenci para dewa” atau “membenci Tuhan” – gabungan dari, μῖσος, “kebencian” dan, θεός, ” Tuhan”).

Roma 1:30 mengatakan bahwa beberapa orang adalah “pembenci Allah.” Mengapa mereka membenci Tuhan? Mereka membenci Tuhan tentunya karena mereka mencintai dan melayani sesuatu yang lain. Alkitab menyebutkan bahwa tidak ada orang yang dapat mengabdi kepada dua tuan. Dia akan membenci yang satu dan mencintai yang lain.

“Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” Matius 6:24

Sekalipun banyak orang Kristen yang mengabdi kepada dua atau beberapa tuan, mereka biasanya tidak menyadarinya. Malahan, banyak yang menyangka bahwa jika mereka ke gereja setiap hari Minggu dan duduk di sana selama 1-2 jam, itu adalah tanda pengabdian mereka kepada Tuhan.

Alkitab menyatakan bahwa jika kita mencintai satu majikan, kita akan membenci majikan lainnya. Jadi, tidak mungkin kita berkata bahwa kita mencintai Tuhan, tetapi juga menyayangi harta, kedudukan, pekerjaan dan sejenisnya. Sebaliknya, manusia sering, secara sadar atau tidak, membenci Tuhan karena lebih mencintai hal yang lain:

  1. Mereka lebih mencintai diri mereka sendiri: “Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama.” 2 Timotius 3:2 
  2. Mereka lebih mencintai dunia: “Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.” 1 Yohanes 2:15-17
  3. Mereka lebih menyukai kesenangan: “Yang jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang.” Lukas 8:14
  4. Mereka lebih mencintai uang: “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.” 1 Timotius 6:10
  5. Mereka lebih percaya pada apa yang kelihatan: “Orang bebal berkata dalam hatinya: ”Tidak ada Allah.” Mazmur 14:1
  6. Mereka lebih mencintai perdebatan dan teologi: “Tetapi hindarilah persoalan yang dicari-cari dan yang bodoh, persoalan silsilah, percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat, karena semua itu tidak berguna dan sia-sia belaka.” Titus 3:9

Pagi ini, firman Tuhan mengingatkan kita bahwa untuk bisa mengasihi Tuhan dengan segenap hati, dan dengan segenap jiwa dan dengan segenap akal budi kita, kita harus meletakkan Tuhan di atas segalanya. Dan untuk melakukannya, kita harus meninggalkan atau melepaskan kungkungan dan pengaruh dari semua hal yang kita punyai, termasuk harta, kedudukan, dan bahkan orangtua, istri, anak dan sanak saudara. Sebaliknya, dengan sepenuhnya kita harus mau dibimbing oleh firman Tuhan dan Roh Kudus yang diam di dalam kita. Hal inilah satu-satunya pedoman yang harus kita ikuti supaya bisa jadi orang yang benar-benar mengasihi Tuhan.

“Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.” Lukas 14: 26

Tinggalkan komentar