Bolehkah kita mengharapkan balasan Tuhan?

Kamu tahu, bahwa setiap orang, baik hamba, maupun orang merdeka, kalau ia telah berbuat sesuatu yang baik, ia akan menerima balasannya dari Tuhan. Efesus 6: 8

Hal mengharapkan balasan Tuhan atas perbuatan baik adalah sesuatu yang sering dipikirkan orang Kristen, tetapi jarang dinyatakan kepada orang lain. Mengapa begitu? Pertama-tama, jika orang berpikir bahwa ia sudah berbuat baik, itu belum tentu apa yang baik menurut pikiran Tuhan. Adanya perumpamaan tentang orang Farisi yang merasa bahwa ia sudah menjadi orang yang istimewa (Lukas 18:9-14), membuat orang Kristen tidak mau mengulangi kesalahan yang sama. Kedua, semua manusia sudah berdosa dan itu termasuk setiap orang percaya. Tetapi, Tuhan yang mahakasih sudah memberikan hadiah yang paling besar yaitu keselamatan kepada umat-Nya sekalipun mereka tidak berbuat apa-apa untuk itu. Karena itu, bagaimana kita masih mengharapkan pahala dari Tuhan sebagai hamba-Nya yang tidak berguna (Lukas 17:10)?

Banyak juga gereja dan pendeta yang segan untuk membahas hal pahala bagi umat Kristen baik dalam hidup di bumi maupun di surga, karena mereka berusaha menghindari pandangan teologi kemakmuran yang menyatakan bahwa Tuhan memberi berkat berupa kekayaan dan keberhasilan kepada umat-Nya, dan teologi pelagianisme yang menyatakan bahwa perbuatan baik manusia adalah salah satu syarat keselamatan. Walaupun demikian, ayat pembukaan di atas jelas-jelas menyatakan bahwa setiap orang, baik hamba, maupun orang merdeka, kalau ia telah berbuat sesuatu yang baik, ia akan menerima balasannya dari Tuhan. Apalagi, dalam Alkitab Perjanjian Lama kelihatannya orang-orang yang dikasihi Tuhan selalu menerima apa yang baik dari Tuhan dalam hidup mereka selama di dunia. Mereka mendapat kekuasaan, kekayaan, kebijaksanaan, banyak keturunan dan sebagainya.

Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya. Yeremia 17:10

Sebenarnya, apa yang dikatakan dalam Alkitab bahwa Tuhan memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan apa yang dilakukannya adalah benar. Tetapi, apa yang diberikan oleh Tuhan adalah apa yang sesuai dengan kehendak-Nya dan terjadi pada saat yang dipilih-Nya. Manusia tidak dapat menuntut pahala dari Tuhan sekalipun ia boleh mengharapkan dan meminta apa yang baik dari Tuhan karena Ia mahaadil, mahabijaksana dan mahakasih. Ia tahu apa yang baik untuk anak-anak-Nya (Matius 7:11).

Pahala yang akan kita terima belum tentu terjadi selama kita hidup di dunia. Segala sesuatu yang ada di bumi ini akan membusuk dan binasa. Yesus mendorong kita untuk tidak mengumpulkan harta di bumi karena “ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya” (Matius 6:19). Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan Paulus tentang untaian daun dari para atlet, yang segera akan berubah menjadi layu dan berguguran. Lain halnya dengan mahkota surgawi; ketekunan dari kesetiaan akan memenangkan pahala surgawi yang merupakan “suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu” (1 Petrus 1:3-5).

Sekalipun kita percaya adanya pahala dari Tuhan, salah satu hal yang sangat penting untuk kita ingat dalam hidup adalah motivasi kita dalam berbuat baik. Kita berbuat baik bukan untuk mendapat pahala, tetapi untuk membalas kasih-Nya yang sudah diberikan kepada kita. Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita (1 Yohanes 4:19). Kita berbuat baik karena Tuhan memerintahkan kita, agar orang lain yang melihat perbuatan kita yang baik akan memuliakan Dia (Matius 5:16). Jelas, berbuat baik pada hakikatnya bukanlah untuk mencari keuntungan atau pahala bagi diri kita sendiri. Jika orang Kristen berlomba-lomba untuk berbuat baik guna keuntungan diri sendiri, itu pasti akan menimbulkan apa yang bertentangan dengan dua hukum yang utama yang mengharuskan kita untuk mengasihi Tuhan dan sesama manusia.

Bagaimana kita bisa berbuat baik untuk Tuhan dan sesama? Perbuatan baik yang bagaimana yang akan membawa pahala bagi kita? Banyak orang yang kagum melihat orang lain yang nampaknya saleh, murah hati, dan mempunyai kemampuan besar untuk menolong orang lain. Apakah perbuatan baik semacam itu yang harus kita lakukan untuk menyenangkan Tuhan? Alkitab menyatakan hanya satu hal yang berkenan kepada Tuhan dan itu hanya bisa dilakukan oleh orang Kristen sejati.

“Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.” Ibrani 11: 6

Pagi ini kita membaca bahwa Allah itu benar dan membenci dosa, namun Ia setia menepati janji-janji-Nya kepada orang-orang yang mengasihi Dia, dan memberikan pahala kepada orang-orang yang taat kepada-Nya. Tanpa iman mustahil kita bisa yakin akan keberadaan-Nya dalam hidup kita, baik dalam suka maupun duka. Tanpa iman kita tidak dapat menyadari dan mengakui bahwa perbuatan yang benar-benar baik bagi Tuhan asalnya dari Tuhan dan untuk Tuhan. Sebab itu, barangsiapa mau hidup baik untuk Tuhan harus yakin bahwa Dia itu ada bersama kita di mana saja, kapan saja, dan dalam keadaan apa saja. Dialah yang pada waktunya akan memberi pahala bagi orang-orang yang tekun dalam iman mereka.

Tinggalkan komentar