“Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu.” 1 Petrus 4: 16

Hal berbangga adalah sesuatu yang umum dan sering kita jumpai dalam hidup ini. Orang mungkin bangga akan keberhasilan, kekayaan, kepandaian dan apa yang sudah diperolehnya atau yang sudah dicapai oleh anak cucu dan kerabatnya. Tetapi, setiap orang harus berhati-hati dalam membanggakan semua itu. Kebanggaan yang dipamerkan kepada orang lain bisa dipandang sebagai kesombongan jika terlalu sering diutarakan, apalagi jika dengan cara yang berlebihan. Memang, beda antara kebanggaan dan kesombongan itu terkadang sangat tipis, sehingga sulit untuk memisahkan keduanya. Selain itu, kebanggaan sesorang bisa membuat orang lain iri, sedih, dan bahkan marah karena adanya perasaan bahwa hidup atau Tuhan sudah memerlakukan dirinya secara tidak adil. Itu yang sudah terjadi antara Kain dan Habel dalam kitab Kejadian 4:1-17.
Memang, kita sering mendengar bahwa hidup orang yang beriman adalah hidup yang diberkati Tuhan. Dari mimbar gereja sering dikumandangkan pesan bahwa Tuhan yang mengasihi anak-anakNya yang taat, akan juga memberikan berkat-Nya dengan berkelimpahan. Apa yang kita perlukan adalah iman yang kuat, dan dengan itu Tuhan akan memenuhi kebutuhan kita di dunia. Karena itu banyak orang Kristen yang bangga karena Tuhan sudah memberkati hidup mereka dengan berbagai kenyamanan dan keberhasilan. Mereka mungkin merasa bahwa Tuhan mengasihi mereka lebih dari yang lain karena iman mereka. Sebaliknya, banyak juga orang Kristen yang malu dan menderita karena merasa bahwa Tuhan kurang mengasihi mereka. Mungkinkah ada sesuatu yang salah dalam hidup mereka?
Apa yang kita lihat sebagai kenyataan hidup adalah sebaliknya. Mereka yang hidupnya tidak baik seringkali terlihat jaya dan nyaman hidupnya, dan mereka yang berusaha hidup dalam kejujuran justru sering mengalami kekurangan dan penderitaan. Tambahan pula, dalam masyarakat yang semakin bersifat materialistik ini, orang cenderung lebih menghargai orang yang mampu. Lebih payah lagi, jika penderitaan di dunia itu bisa datang kepada siapa saja, kapan saja, dan dimana saja, mereka yang berduit kelihatannya lebih mudah untuk menghindarinya. Adakah keuntungan menjadi orang Kristen di dunia ini?
Ayat diatas jelas mengatakan bahwa sebagai orang Kristen kita beruntung karena kita tidak perlu merasa malu jika kita mengalami penderitaan. Itu jika penderitaan bukan terjadi karena kita berbuat jahat atau salah (1 Petrus 4: 15). Jadi, apapun yang terjadi atas diri kita, kita tidak perlu merasa tertekan, gundah ataupun merana.
Penderitaan bisa datang kepada orang percaya melalui beberapa sebab:
- Dunia sudah jatuh dalam dosa, apa yang sekarang adalah cacat dan jahat.
- Pengikut Tuhan sering dibenci oleh mereka yang membenci Tuhan.
- Iblis ingin menghancurkan umat Tuhan dan gerejaNya.
- Tuhan mendidik anak-anakNya untuk bisa lebih baik.
- Pengikut Tuhan ingin mengikuti cara hidup Yesus di dunia dan menjadi seperti Dia yang sudah mati untuk mereka.
Jika kita pada saat ini merasa hidup kita berat, kita mungkin mengalami salah satu atau sebagian dari sebab diatas. Firman Tuhan mengatakan bahwa kita tidak perlu merasa malang; sebaliknya kita harus merasa bersyukur karena ada kesempatan bagi kita untuk menunjukkan iman kita kepada seisi dunia – bahwa dalam semua hal kita bisa merasakan penyertaan Kristus, dan menyelami betapa besar kasih-Nya yang sudah menebus dosa kita. Kita juga bisa menyatakan kepada dunia bahwa iman kita yang teguh datang dari Tuhan dan diberikan kepada umat-Nya yang setia.
“Akan tetapi kami harus selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara, yang dikasihi Tuhan, sebab Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai.” 2 Tesalonika 2:13