Makin lama makin banyak penipu

“Baiklah setiap orang berjaga-jaga terhadap temannya, dan janganlah percaya kepada saudara manapun, sebab setiap saudara adalah penipu ulung, dan setiap teman berjalan kian ke mari sebagai pemfitnah.” Yeremia 9: 4

Pagi ini saya membaca berita tentang penangkapan sejumlah orang di luar negeri yang terlibat dalam penipuan lewat internet (online scams) secara terorganisasi. Scam adalah skema penipuan untuk mendapatkan uang atau barang atau data dari korban sasarannya. Celah untuk tindak kejahatan scam ialah kelalaian dan kurang telitinya pengguna alat komunikasi (telepon gengam kartu atau komputer) terhadap informasi yang diterima.

Banyak pelaku scam ternyata adalah orang-orang yang ditipu oleh dalang-dalang yang mempekerjakan mereka secara paksa. Mereka adalah warga beberapa negara yang terbujuk oleh janji gaji yang besar jika mereka mau bekerja di luar negeri. Setibanya mereka di pusat scam di negara tertentu, paspor mereka ditahan dan mereka dipaksa untuk melakukan usaha scam. Mereka ditargetkan untuk mencuri sejumlah besar dana per bulan. Jika ini tidak tercapai mereka akan dihukum secara fisik atau dipotong gajinya.

Ada ratusan ribu orang dari berbagai negara Asia yang tertipu dan menjadi pekerja usaha scam ini, kebanyakan karena mereka adalah orang-orang yang sangat membutuhkan pekerjaan sejak munculnya pandemi. Mereka adalah orang-orang yang malang, yang tidak mengerti bahaya dan risiko dari janji-janji palsu. Bagaimana kita bisa menolong masyarakat agar mereka tidak mudah tertipu?

Sebagai orang Kristen, kita diperintahkan untuk waspada atas berita-berita yang tidak jelas asal-usulnya dan berita-berita yang dapat menyebabkan kegundahan, kekacauan dan penderitaan orang lain. Sebagai orang Kristen kita harus waspada akan adanya kemungkinan bahwa apa yang kita terima dari orang lain bukanlah sesuatu yang bisa dipercaya. Kita juga harus bisa memilih berita yang benar agar tidak membuat orang lain kecewa atau salah bertindak. Kita harus mau memperingatkan orang lain jika ada berita-berita yang tidak benar.

Berita yang tidak benar bukan saja muncul di antara masyarakat umum, tetapi juga sering muncul di antara orang-orang yang kita anggap pemimpin. Apa yang sudah terjadi selama pandemi yang lalu, membuka mata banyak orang bahwa seorang pemimpin besar bisa juga membuat berita-berita yang mengacaukan kehidupan rakyatnya. Dalam bulan-bulan mendatang, ada kemungkinan bahwa berita-berita palsu akan muncul lagi, baik di dalam negeri kita atau di negara lain. Kita harus sadar bahwa Tuhan membenci adanya ketidakjujuran dan kebohongan.

“Enam perkara ini yang dibenci TUHAN, bahkan, tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi hati-Nya: mata sombong, lidah dusta, tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah, hati yang membuat rencana-rencana yang jahat, kaki yang segera lari menuju kejahatan, seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan dan yang menimbulkan pertengkaran saudara.” Amsal 6: 16-19

Hari ini, kita membaca dari ayat pembukaan di atas bahwa kita harus berhati-hati atas apa yang kita dengar dan terima dari orang-orang di sekeliling kita, sebab ada banyak orang yang mempunyai maksud yang kurang baik. Banyak orang yang hanya mencari perhatian orang lain, mencari nama dalam menyebarkan berita-berita yang tidak benar. Memang kita tidak bertanggung jawab atas apa yang mereka perbuat, tetapi kita bertanggung jawab atas apa yang kita lakukan dalam menghadapi hal-hal itu.

“Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” Filipi 4: 8

Tinggalkan komentar