“Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan.” Amsal 19: 20

Pernahkah anda mendengar sebuah slogan yang berbunyi “Ancora imparo“? Slogan ini berasal dari Italia dan seringkali dihubungkan dengan seorang jenius dari abad Renaisans: Michelangelo. Menurut kepercayaan umum, ia membuat slogan ini pada waktu berumur 87 tahun. Benar atau tidaknya hal ini tentu tidak ada orang yang tahu, tetapi yang pasti apa yang dikatakannya ada benarnya. Arti semboyan itu adalah “saya masih belajar”. Kalau betul Michelangelo menemukan slogan itu ketika ia berumur 87 tahun, tentulah ia benar-benar hebat. Kebanyakan orang seumur itu tidak lagi mau atau mampu untuk belajar.
Sejak kapan manusia bisa belajar sesuatu? Menurut sains, seorang bayi yang masih berada dalam kandungan sudah bisa mendengarkan suara dan musik dari luar. Apa yang didengar bayi ini akan mempengaruhi hidupnya setelah dilahirkan. Sesudah itu, manusia tidak akan berhenti belajar selama ia masih mampu.
Memang dalam hidup ini ada banyak hal yang bisa dan harus dipelajari. Walaupun begitu, ada saja orang-orang yang tidak pernah mau belajar selama mereka masih bisa. Mereka adalah orang-orang yang merasa sudah tahu atau orang-orang yang sombong dan keras kepala, yang tidak mau belajar dari orang lain.
Sejak kapan manusia bisa belajar dari Tuhan? Sejak dapat melihat keindahan dan kebesaran ciptaan Tuhan, manusia tidak dapat berdalih untuk menolak adanya Tuhan. Walaupun demikian, mereka yang sudah melihat dengan mata adanya mukjizat Tuhan, belum tentu akan percaya kepada-Nya. Manusia tidak akan dapat mengenal Tuhan jika Ia tidak membuka mata rohani mereka.
Mereka yang mengenal Tuhan tentu akan mengenal suara-Nya. Tetapi itu belum menjamin bahwa mereka akan mau mendengar segala perintah, didikan dan peringatan Tuhan. Manusia memang cenderung mau mendengar apa yang dikehendakinya saja. Manusia dari awalnya ingin untuk merdeka berbuat apa yang mereka ingini. Manusia selalu berusaha memakai alasan apa saja unyuk menghindari tanggung jawab mereka sebagai ciptaan dan hamba Tuhan.
Ayat di atas memperingatkan semua umat Tuhan untuk berhati-hati. Jangan sampai kita menolak didikan Tuhan, dan jangan sampai kita merasa bosan akan peringatan-Nya. Selama kita hidup di dunia, Tuhan ingin agar kita selalu taat dan mau belajar dari Dia yang mahabijaksana.
Tidak peduli berapa umur kita atau setinggi apa pendidikan kita, kita harus dengan rendah hati mau belajar untuk menjadi pengikut-Nya yang setia setiap hari. Mereka yang mau belajar akan bertambah hikmatnya sehingga makin sadar bahwa mereka perlu untuk tetap setia belajar hari demi hari, tidak hanya dari firman-Nya, tetapi juga dari nasihat orang tua, suami, istri dan saudara seiman, sampai saat terakhir. Hanya orang yang bodoh yang mengabaikan suara Tuhan dalam hidupnya dan itu akan membuatnya tersesat ke jalan yang keliru dan mengalami hal-hal yang tidak baik.
Kepercayaan pada diri sendiri yang semakin besar sesuai dengan bertambahnya usia, seringkali bisa membuat orang tidak merasa perlu untuk mendengarkan pendapat atau nasihat orang lain. Tidaklah mengherankan bahwa ada banyak tokoh dunia yang dikenal sebagai orang yang tidak pernah belajar dari orang lain dan tidak mau menerima nasihat para pembantunya. Orang yang sedemikian mungkin selalu merasa bahwa ia adalah orang yang selalu benar dan merasa bahwa orang lain selalu salah.
Kapankah orang harus mau menerima nasihat orang lain? Perlukah seseorang menerima nasihat dan didikan sepanjang hidupnya? Ayat di atas kelihatannya memang lebih cocok diterapkan pada kaum muda, tetapi sebenarnya juga berlaku untuk setiap orang yang masih mempunyai masa depan. Jika kehidupan di masa depan masih ada, tentunya setiap orang seharusnya ingin untuk menjalani hidup yang ada dengan kebijaksanaan, dan itu tentunya harus didapat dari nasihat dan didikan orang lain. Mereka yang muda bisa belajar dari yang lebih tua karena pengalaman yang dipunyainya, tetapi yang lebih tua pun harus mau belajar dari yang lebih muda karena mereka mempunyai pendidikan yang lebih relevan untuk zaman sekarang. Ini berbeda dengan adat istiadat kuno dimana orang yang lebih muda harus selalu belajar dari yang lebih tua, yang merasa sudah tahu tentang segalanya.
Bagi setiap orang yang masih mempunyai masa depan, selalu ada yang harus dipelajari setiap hari. Dengan demikian, hampir semua manusia yang masih bisa menggunakan pikirannya seharusnya mau mempertimbangkan nasihat dan didikan orang lain supaya bisa menghadapi masa depan dengan baik. Bagi umat Kristen, ini juga berarti mau mendengarkan nasihat dan didikan berdasarkan firman Tuhan dari saudara-saudara seiman. Setiap hal yang terlihat baik untuk masa depan, belumlah betul-betul baik untuk dilaksanakan jika itu tidak sejalan dengan apa yang ditulis dalam Alkitab. Dengan demikian, umat Kristen tidak hanya harus mau dengan rendah hati mendengarkan pendapat dan nasihat orang lain, tetapi juga mau mendalami firman Tuhan sehingga apa yang nantinya dilaksanakan tidaklah menyalahi perintah Tuhan.
“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” 2 Timotius 3: 16
Dalam kenyataannya, sesukar-sukarnya orang mendengarkan nasihat dan didikan orang lain, masih lebih sulit bagi mereka untuk mau mendengarkan nasihat dan didikan Tuhan. Seringkali orang menghindari nasihat dan didikan Tuhan yang ada dalam Alkitab karena dianggap sudah kurang sesuai dengan keadaan zaman sekarang. Tambahan lagi, mereka mungkin cenderung memilih tindakan yang bisa menguntungkan diri sendiri secara jasmani. Dalam hal ini, mereka segan untuk menerima nasihat dan didikan Tuhan karena mereka malas untuk belajar, tidak mau dianggap salah, atau tidak ingin diingatkan bahwa tingkah lakunya kurang baik. Selain itu, ada orang Kristen yang percaya bahwa karena dirinya adalah orang pilihan, tidak perlu lagi baginya untuk berusaha memperbaiki cara hidupnya.
Pagi ini, firman Tuhan mengingatkan kita bahwa selama kita masih hidup dan bisa memikirkan langkah kehidupan kita, masa depan masih ada. Masa depan yang harus diisi dengan segala yang baik dan sesuai dengan firman Tuhan. Jika kita segan mempelajari apa yang dikehendaki Tuhan dalam hidup kita, kita tidak akan dapat memperoleh nasihat dan didikan yang benar. Dengan itu kita akan kehilangan kesempatan untuk menjadi bijak di masa depan. Tidaklah mengherankan bahwa mereka yang tidak mau belajar dari firman Tuhan akhirnya menjadi orang yang bodoh di mata Tuhan dan kemudian menjadi orang yang tidak mempunyai masa depan.
“Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya.” Amsal 3: 11