“Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” 1 Korintus 9:26-27

Sudah berapa lama Anda menjadi orang Kristen? Saya percaya bahwa sebagian dari pembaca sudah belasan tahun, dan sebagian lagi mungkin sudah puluhan tahun. Tetapi, apakan Anda sudah dan tetap berlari ke tujuan yang benar seperti Paulus dalam ayat di atas?
Ada orang yang mengaku Kristen, tetapi tidak pernah berjuang untuk menjalani hidup seperti apa yang dikehendaki Tuhan, guna mencapai tujuan yang sudah ditetapkan-Nya. Sebagian lagi masih bertanya-tanya ke arah manakah kehidupan Kristen mereka harus diarahkan. Bagi mereka, kenyataan bahwa mereka sudah dibaptis atau disidi, dianggap sebagai garansi bahwa mereka adalah orang-orang yang terpilih.
Memang mungkin sebagian besar orang Kristen percaya bahwa tujuan menjadi orang Kristen hanyalah satu, yaitu untuk masuk ke surga sesudah menyelesaikan hidup di dunia. Tetapi, pandangan seperti itu adalah keliru karena hanya memusatkan perhatian kepada diri sendiri dan belum ada bukti bahwa orang itu benar-benar sudah menjadi orang percaya. Menjadi orang percaya bukan semudah menjawab “ya” atas panggilan Tuhan, tetapi harus melibatkan perubahan cara hidup manusia. Alkitab memberikan setidaknya empat jawaban atas pertanyaan apa tujuan hidup kita sebagai umat-Nya.
Menjadi seperti Yesus dalam gambar Tuhan
Kita ditentukan untuk menjadi serupa dengan gambar Anak Allah (Roma 8:29). Anak Allah adalah gambaran Allah yang tanpa cela, sebagaimana dimaksudkan oleh umat manusia (Kolose 1:15). Tuhan menjadikan setiap orang percaya seperti Yesus. Ini adalah proyek besar-Nya dalam kehidupan setiap orang Kristen sejati.
“Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.” Roma 8:29
Untuk menjadi bagian dari gereja yang lengkap sedunia
Kita ditakdirkan untuk menjadi bagian dari “suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa” (Wahyu 7:9). Kehidupan Kristiani dijalani secara individu, satu demi satu; namun, pada hakikatnya, hal ini bukan merupakan persoalan individu saja. Allah sedang menyelesaikan gereja Kristus di seluruh dunia sepanjang zaman; dan kita adalah bagian dari itu. Mereka yang merasa bahwa hanya golongan mereka sendiri yang akan diselamatkan, adalah orang-orang yang tidak mengerti arti Wahyu 7:9.
Untuk ikut serta dalam memerintah ciptaan baru
Janji kepada Abraham adalah bahwa di dalam keturunannya (Kristus dan semua yang ada di dalam Kristus) dia akan mewarisi dunia (Roma 4:13). “Orang-orang kudus” (orang percaya) “akan menghakimi” (yaitu, memerintah) “dunia” (1 Korintus 6:2). Meskipun warisan kita “disimpan di surga” untuk kita (1 Petrus 1:4), warisan itu akan dinikmati, dalam tubuh kebangkitan, dalam ciptaan baru, langit dan bumi dijadikan baru (Wahyu 21:5; lih. Roma 8:18–25; 2 Petrus 3:10–13). Orang Kristen yang tidak sadar bahwa mereka adalah pewaris kerajaan Allah yang bertugas untuk memancarkan terang-Nya mungkin bukan orang Kristen yang sejati.
Untuk bersinar bagi kemuliaan Tuhan
Yang paling dalam, takdir kita adalah untuk bersinar bagi kemuliaan Allah (Efesus 1:6). Alam semesta akan bersatu dalam kekaguman atas kasih karunia Allah yang menakjubkan dan mulia dalam gereja Kristus yang telah sempurna. Ini adalah tujuan terbesar dalam kehidupan orang Kristen.
Kehidupan Kristen adalah persoalan hati, dan itu ada sebelum keluar dalam bentuk perkataan dan perbuatan kita. Dari hati terpancar segala kehidupan (Amsal 4:23). Kerusakan hati adalah akar dari semua masalah kita (misalnya Markus 7:6, 7, 14-23). Penyembuhan keinginan dan kasih sayang hati adalah urusan yang paling penting dalam kehidupan Kristiani. Apa yang dianggap sebagai “kehidupan Kristen” tetapi mengabaikan keinginan hati yang sudah disi oleh Roh Kudus tidak lain hanyalah kemunafikan belaka. Sebaliknya, mereka yang berusaha melalukan apa yang baik sesuai dengan keinginan hati yang tidak dicerahi oleh anugerah Tuhan adalah usaha yang sia-sia.
Bagaimana kita dapat berjuan untuk mencapai tujuan di atas?
Kehidupan Kristiani harus dimulai, berlanjut, dan diakhiri seluruhnya oleh anugerah Allah yang cuma-cuma, namun Allah telah memilih untuk menggunakan instrumen yang melaluinya kita dapat membawa anugerah-Nya ke dalam hidup kita dan hidup sesama kita. Pada intinya, tujuan kehidupan setiap orang Kristen adalah untuk menjunjung tinggi perintah untuk mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama (Matius 22:37-39). Ini pada dasarnya adalah satu perintah, bukan dua perintah yang berbeda: kita mengasihi Tuhan dengan hati, pikiran, jiwa, dan kekuatan; dan wujud kasih yang tulus kepada Tuhan adalah kasih kepada sesama yang Tuhan utamakan bagi kita. Hal ini mencakup keluarga dekat kita dan mereka yang tinggal di wilayah kita, dan juga banyak orang lain, di tempat kerja, di negara kita, dan di dunia.