“Aku mengasihi orang yang mengasihi aku, dan orang yang tekun mencari aku akan mendapatkan daku.” Amsal 8:17

Jika ada orang yang mempertanyakan dari mana datangnya cinta, lagu Maluku yang berjudul “Rasa Sayange” menyatakan bahwa cinta datang dari mata turun ke hati. Tapi pandangan ini mungkin sudah berubah. Jika dahulu penampilan fisik adalah apa yang menarik dan mendorong perhatian lawan jenis, sekarang orang mungkin lebih memakai pikiran mereka sebelum jatuh cinta. Ditimbang-timbang, dipikir-pikir sebelum memutuskan untuk jatuh cinta. Orang bilang bahwa kita harus bijaksana, dan karena itu segala sesuatu harus dipertimbangkan untung-ruginya!
Sekalipun kebijaksanaan itu perlu, apa yang dikenal sebagai hikmat oleh Tuhan bukanlah apa yang secara alami dimiliki oleh semua manusia. Alkitab menyatakan bahwa orang yang tidak berhikmat, adalah orang yang tidak mengenal Tuhan. Kebijaksanaan atau hikmat yang benar adalah datang dari Allah dan Allah adalah sumber hikmat. Karena orang yang mengenal Allah adalah orang yang dipilih-Nya, mereka adalah orang yang diberi kesempatan untuk mendapatkan hikmat yang sejati.
Orang bebal berkata dalam hatinya: ”Tidak ada Allah.” Mazmur 14: 1
Allah dalam Amsal 8:17 di atas, dipersonifikasikan sebagai seorang wanita yang berseru agar orang di sekitarnya mau mendengar. Katanya: “Aku mengasihi orang yang mengasihi aku.” Hikmat adaah Allah yang berseru agar umat-nya mau mendengar (Amsal 1:20-21). Allah memanggil mereka agar mereka berhikmat dengan cara mengasihi dan menaati Dia. Hikmat adalah bagian dari karunia kreatif Allah jauh sebelum penciptaan alam semesta.
“Hikmat berseru nyaring di jalan-jalan, di lapangan-lapangan ia memperdengarkan suaranya, di atas tembok-tembok ia berseru-seru, di depan pintu-pintu gerbang kota ia mengucapkan kata-katanya.” Amsal 1:20-21
Amsal 8:12–21 mencatat lebih banyak kata-kata yang merupakan personifikasi hikmat. Allah berbicara tentang nilai yang Dia berikan kepada mereka yang menemukannya. Bertentangan dengan apa yang ditawarkan oleh wanita pezinah dalam Amsal 7—kemiskinan dan aib—hikmat menawarkan kekayaan sejati, kehormatan, dan warisan.
Kasih, dalam hubungannya dengan hikmat, juga memiliki makna yang mendalam. Kasih Yesus tidak ada bandingannya. Itu adalah cinta tanpa pamrih dan penuh pengorbanan. Yohanes 13:1 menggambarkan Yesus sebagai “setelah mengasihi umat-Nya yang ada di dunia, Ia mengasihi mereka sampai kesudahannya.” Tentu saja, perwujudan kasih Yesus yang paling signifikan bagi kita adalah kematian-Nya di kayu salib. Rasul Paulus menulis dalam Galatia 2:20, “…namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku”.
” Kasih Yesus kepada kita mengobarkan kasih timbal balik kepada-Nya dalam diri kita. Rasul Yohanes menulis, “Kita mengasihi karena Dialah yang terlebih dahulu mengasihi kita” (1 Yohanes 4:19).
Kebijaksanaan akan ditemukan oleh mereka yang tekun mencarinya. Ini berarti bahwa mereka yang mengasihi Dia akan memperoleh kebijaksanaan. Yeremia 29:13 menerapkan gagasan yang sama kepada mereka yang mencari Tuhan, secara umum, menyatakan, “apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati.” Ayat berikut menjanjikan, “Aku akan memberi kamu menemukan Aku” (Yeremia 29:14). Yesus, sumber segala hikmat, mengundang orang-orang terhilang untuk datang kepada-Nya.
Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.” Yohanes 6: 37
Pagi ini kita harus menyadari bahwa jika kita memang mengasihi DIa, kita akan memperoleh hikmat dalam hidup kita. Kita tidak akan merasa ragu, kuatir atau takut dalam melangkahkan kaki kita. Kita akan terlindungi sehingga tidak jatuh terperosok dalam dosa.
”Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu. Yohanes 14:15-17