Untuk apa kita diselamatkan?

“Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya” .Efesus 2:10

Efesus 2:8–9 adalah bagian Alkitab yang sangat populer. Karena kedua ayat tersebut sering dikutip, banyak yang melewatkan ayat 10 ketika mencoba memahami keselamatan Allah melalui kasih karunia melalui iman. Namun, pernyataan penting ini menawarkan wawasan yang luar biasa mengenai apa yang Tuhan inginkan setelah keselamatan. Tuhan menyebut kita karya-Nya atau karya seni-Nya, dari kata Yunani poiēma. Kita adalah sesuatu yang diciptakan, dengan keterampilan dan tujuan, oleh Tuhan, untuk tujuan-tujuan-Nya. Secara khusus, kita “diciptakan di dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik.” Perbuatan baik tidak memberi kita keselamatan, namun perbuatan baik memang dimaksudkan sebagai hasil keselamatan.

Efesus 2:1–10 dengan jelas menjelaskan hubungan antara kurangnya ketaatan, kasih karunia Allah, dan keselamatan kita. Mereka yang diselamatkan oleh Kristus tidak layak menerima keselamatan ini. Hanya karena belas kasihan dan kasih karunia, Allah memilih untuk mengampuni. Pada bagian ini, Paulus akan mengulangi pernyataan bahwa usaha manusia tidak mempunyai dampak apa pun terhadap keselamatan. Tidak ada orang Kristen yang bisa menyombongkan “kebaikan” mereka, karena kita diselamatkan sepenuhnya karena kasih karunia Allah, bukan karena perbuatan baik kita sendiri. Dengan kata lain, kita sepenuhnya merupakan hasil karya Tuhan yang mencipta, menebus, dan menguduskan, dan kita adalah milik-Nya.

Paulus berulang kali menekankan bahwa keselamatan dicapai atas dasar kasih karunia, melalui iman. Perbuatan baik, usaha manusia, dan niat terbaik kita tidak akan pernah cukup untuk memperoleh keselamatan. Setiap orang ditandai dengan dosa, baik yang disengaja maupun tidak disengaja, dan oleh karena itu kita layak dipisahkan dari Tuhan. Hanya melalui kemurahan dan kasih karunia-Nya kita dapat diselamatkan, sehingga tidak ada ruang untuk menyombongkan diri. Ini juga berarti bahwa semua orang yang diselamatkan, baik Yahudi maupun non-Yahudi, adalah bagian dari keluarga rohani yang sama. Tidak ada alasan untuk permusuhan di antara orang-orang beriman; tidak perlu ada kesombongan atas aliran gereja atau pengerian teologis kita. Kita semua tidak layak, dan semua diselamatkan oleh kebaikan Tuhan yang sama.

Menariknya, Tuhan telah mempersiapkan apa yang Dia ingin kita lakukan bagi-Nya sejak lama. Dia telah merencanakan apa yang Dia ingin kita lakukan dalam hidup kita. Kita tidak perlu meniru apa yang sudah atau sedang dilakukan orang lain. Kita tidak perlu serupa dengan golongan gereja lain. Dia mempunyai rencana unik bagi kita masing-masing untuk melayani Dia di dunia ini. Ini mencakup karunia rohani tertentu dan pekerjaan Roh Kudus dalam hidup kita untuk memimpin kita dalam pelayanan kepada-Nya.

Pengerjaan mengacu pada lebih dari sekedar produk ciptaan; ini juga mengacu pada tingkat keterampilan pembuatan produk. Tingkat keterampilan itu memberi nilai pada benda yang dibuat. Misalnya, kita dapat berkata, “Vas itu dibuat dengan sangat baik.” Vas itu sendiri indah, tetapi nilainya ditentukan oleh bakat orang yang merancang dan memproduksinya. Dengan mengingat definisi tersebut, pengerjaan mungkin merupakan istilah yang lebih tepat daripada mahakarya atau hasil karya tangan karena penekanannya pada Pencipta daripada ciptaan.

Kita adalah karya Tuhan saat Dia menciptakan kita. Segala sesuatu yang Tuhan ciptakan bernilai, namun tidak ada ciptaan yang sebanding dengan pekerjaan-Nya dalam menciptakan manusia (Kejadian 2:7). Dari langit, sungai, hingga katak, Tuhan hanya berfirman dan semuanya ada (Kejadian 1). Selama enam hari, Tuhan berkata, “Jadilah,” dan jadilah demikian. Namun pada hari keenam, Dia melakukan sesuatu yang berbeda. Tuhan menjangkau ke dalam lumpur dan membentuk manusia. Dia kemudian meniupkan “nafas hidup ke dalam hidung manusia, sehingga manusia menjadi makhluk hidup” (Kejadian 2:7). Nafas itu membawa kehidupan Tuhan ke dalam karya-Nya. Manusia sekarang memiliki roh yang berbeda dengan kehidupan hewan dan tumbuhan. Mazmur 139:13–16 memberi kita gambaran tentang bengkel kerja Tuhan, yang menunjukkan kepada kita bahwa Dia terlibat erat dalam penciptaan setiap manusia.

Kita adalah karya Tuhan di mana Dia menebus kita. Sebagaimana Tuhan tahu bahwa mereka akan melakukannya, umat manusia memberontak melawan otoritas-Nya. Mereka menajiskan karya Allah dan memasukkan dosa ke dalam dunia-Nya yang sempurna (Kejadian 3:11; Roma 5:12). Sejak saat itu juga, Allah menjalankan rencana-Nya untuk menebus mereka dan mengembalikan mereka ke rancangan semula (Kejadian 3:21-23). Sebelum dunia dijadikan, Allah telah merencanakan penebusan ini, yang pada akhirnya akan menghasilkan penyaliban Anak-Nya sebagai korban terakhir untuk dosa (2 Korintus 5:21; Efesus 1:4; Wahyu 13:8). Pengerjaan-Nya menuntut biaya yang luar biasa besarmya, karena kita ditebus “dengan darah Kristus yang mahal” (1 Petrus 1:18–19).

Kita adalah hasil karya Tuhan di mana Dia menguduskan kita dan menjadikan kita layak di hadapan-Nya. Dia membentuk kita sesuai keinginan dan tujuan-Nya (Filipi 2:13; Kolose 1:16). Meskipun ada ketidaksempurnaan yang masih kita temukan dalam diri kita, sebagai tanah liat kita tidak dapat berkata kepada tukang periuk, “Mengapa engkau menjadikan aku seperti ini?” (Roma 9:20; Yeremia 18:5). Tuhan tahu apa yang Dia lakukan. Dia menggunakan penderitaan, kesulitan, dan tantangan dalam hidup kita, untuk membentuk kita agar menjadi serupa dengan Kristus yang sudah mengalami semuanya (Roma 8:28). Dan Dia berjanji untuk menyelesaikan apa yang Dia mulai (Filipi 1:6). Bertahanlah, maka kita akan menerima sukacita yang besar pada akhirnya!

Tinggalkan komentar