Menyambut hari Natal dengan keyakinan

“Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel yang berarti: Allah menyertai kita.” Matius 1: 23

Untuk mereka yang hidup di negara Barat, hiasan-hiasan Natal sudah bermunculan di banyak toserba sejak bulan November. Selain untuk berbelanja, banyak keluarga yang berjalan-jalan di sana untuk menikmati hiasan Natal. Begitu juga, rumah-rumah yang dihiasi dengan lampu berwarna-warni sudah pasti akan dikunjungi oleh banyak orang yang datang untuk menonton dalam minggu-minggu mendatang. Lebih dari itu, sebagian orang juga menaruh hiasan Natal di mobil atau sepeda motor mereka. Hari ini saya menjumpai dua orang yang berpakaian seperti Sinterklas yang mengendarai moge Harley yang dipajang meriah di jalan raya.

Hari Natal umumnya dirayakan bersama teman atau sanak keluarga. Tetapi mereka yang tidak mempunyai siapapun dalam hidup mereka, mungkin merasakan betapa sepinya Natal ini. Mereka yang sedang sakit, mereka yang dalam kekurangan, penderitaan maupun kesusahan, mungkin juga harus melewati Natal dalam kesunyian. Adalah kenyataan bahwa Natal bagi sebagian orang malahan bisa membawa kepedihan.

Pada saat ini banyak orang di Australia yang mencari rumah sewaan. Mereka yang tingkat ekonominya rendah harus bersaing memperebutkan tempat tinggal, Di kota-kota besar, hanya mereka yang bergaji besar dapat membeli atau menyewa tempat kediaman yang layak. Banyak orang yang kurang mampu, sekarang harus hidup dalam mobil mereka atau tinggal dalam tenda, sehingga mereka tidak mempunyai alamat atau tetangga. Hidup sedemikian tentunya adalah sebuah penderitaan.

Manusia adalah mahluk sosial yang membutuhkan adanya hubungan dengan orang lain dan adanya orang lain disekitarnya. Setiap manusia membutuhkan suatu status yang bermakna. Dengan tidak adanya rumah atau pekerjaan, banyak orang merasa bahwa statusnya bukanlah seperti yang seharusnya. Mereka merasa kurang dihargai oleh masyarakat dunia yang hanya mementingkan kedudukan dan kekayaan.

Dari awalnya Tuhan Sang Pencipta tahu kebutuhan ciptaan-Nya; Ia tidak menghendaki manusia merasa sorangan wae, sendirian dan kesepian dalam kekurangan. Dengan demikian, dalam hidup di dunia, setiap manusia seharusnya bisa mendapati dukungan dan penyertaan dari orang-orang yang mereka cintai. Namun dukungan manusia adalah terbatas; dan kalaupun ada, belum tentu bisa cukup atau langgeng. Jadi bagaimana manusia bisa memperoleh status yang baik di tengah keadaan yang kurang baik?

Yesus yang datang ke dunia pada hari Natal adalah seorang pendamping manusia yang lebih dari siapapun yang ada disekitar kita. Ia adalah Tuhan dan karena itu tidak mungkin kalau kemampuan-Nya ada batasnya. Yesus sudah membuktikan kesetiaan-Nya sampai mati di kayu salib untuk ganti dosa kita, karena itu tidak mungkin kalau kasih-Nya kurang dari itu. Yesus juga Tuhan yang lahir dalam bentuk manusia biasa, karena itu tidak mungkin kalau Ia tidak tahu dan tidak bisa merasakan penderitaan kita.

Pagi ini kita diingatkan bahwa Yesus yang lahir pada hari Natal adalah Tuhan yang Mahakuasa, Mahakasih, Mahatahu dan Mahabijaksana. Karena itulah Ia dinamakan Imanuel sebab Ialah Tuhan yang benar-benar bisa mendampingi, menyertai kita dalam setiap keadaan kita. Ia menyertai kita bukan hanya kadang-kadang, dan bukan saja pada saat-saat tertentu, tetapi setiap saat dan untuk selama-lamanya. Jika kita saat ini merasa sendirian dalam hidup dan perjuangan kita, biarlah dengan iman kita percaya bahwa Yesus, Imanuel, tidak pernah meninggalkan kita. Setiap orang percaya adalah anak-anak Allah. Tidak ada yang lebih tinggi dari status itu, yang hanya bisa diperoleh melalui anugerah Allah. Apa yang harus kita lakukan hanyalah menerima Dia sebagai Juruselamat kita dalam perjuangan hidup kita!

“Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Matius 28: 20b

Tinggalkan komentar