Lalu kata malaikat itu kepada mereka: ”Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.” Lukas 2:10-11

Natal benar-benar merupakan salah satu saat terindah dalam setahun. Bagi banyak orang, ada pesta yang hangat, rumah yang nyaman, tradisi yang menyenangkan untuk dirayakan, dan hadiah untuk dibagikan. Ini adalah saat perayaan yang menggembirakan. Namun, terkadang kita terbuai suasana dan melupakan alasan kita merayakannya. Di tengah kesibukan, fokus kita hilang dengan berbagai prioritas tidak selaras.
Kebanyakan orang dapat memberi tahu Anda asal muasal Natal, bahwa itu adalah peringatan akan kelahiran Kristus. Namun entah itu sebatas pengetahuan mereka atau mereka lupa akan hal ini di tengah kesibukan liburan. Mengapa kita benar-benar merayakan Natal? Bukan Sinterklas, atau pohon Natal, atau berbagai tradisi lainnya yang dirangkai dalam Natal. Mengapa kita merayakan peristiwa ini – apa arti sebenarnya?
Selama ribuan tahun umat manusia menantikan kedatangan Kristus; mereka rindu akan datangnya seorang Raja untuk membebaskan mereka dari penindasan. Perjanjian Lama penuh dengan nubuatan, termasuk nubuatan dari Yesaya 9.
“Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.” Yesaya 9:5
Alkitab penuh dengan Kitab Suci yang menunjuk langsung kepada Dia yang akan menyelamatkan umat manusia dari dosa-dosa mereka. Ketika Yesaya menggambarkan kedatangan-Nya, dia menggambarkan kedatangan-Nya sebagai seorang bayi. Namun anak ini akan bertumbuh dan mendirikan Kerajaan kebenaran selama-lamanya. Saat kita merayakan Natal, kita sedang merayakan momen dalam sejarah ketika nubuatan digenapi. Tuhan datang untuk menyertai kita.
Sebab ketika Yesus datang, Ia juga meninggalkan anugerah keselamatan kepada kita. Kelahiran-Nya penting karena kematian-Nya. Selama tiga puluh tiga tahun Yesus menjalani kehidupan yang bebas dari dosa sehingga Ia dapat menjadi domba kurban yang sempurna untuk penebusan dosa kita. Di Golgota, Kristus membayar harga dan mengalahkan kematian sehingga kita dapat memperoleh kemenangan atas dosa dan penghukuman. Jadi, ketika bayi yang berharga itu lahir dan ditempatkan di palungan, itu bukan sekedar kelahiran biasa. Ini adalah awal dari rencana penebusan Allah bagi umat manusia. Suatu tindakan yang tidak harus Dia lakukan tetapi Dia memilihnya karena kasih.
“Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: ”Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa!” Filipi 2:5-11
Tindakan kerendahan hati dan pilihan-Nya untuk mati di kayu salib inilah yang menyebabkan kita berlutut dan mengangkat tangan. Memang kesibukan tahun ini bisa menyebabkan waktu berlalu begitu saja dan tanpa kita sadari, hari libur telah berlalu dan kita lupa merayakan alasan kita merayakannya. Namun jangan teralihkan – dapatkan perspektif yang benar. Pilihlah rasa hormat dan berikan kehormatan di mana kehormatan itu pantas untuk dinyatakan.
Luangkan waktu di akhir tahun ini untuk merayakan makna Natal yang sebenarnya dengan memuliakan Dia yang memberikan semuanya. Seorang anak dilahirkan dalam keadaan sederhana dan kematian-Nya sebagai kurban mencerminkan hal yang sama, namun keduanya penting bagi kemanusiaan. Tanpa kematian Kristus, keselamatan tidak mungkin terjadi. Jadi tanpa kelahiran-Nya, hal ini juga tidak mungkin terjadi. Kedatangan Yesus ke bumi mengubah segalanya dan ini adalah momen yang harus kita rayakan dengan sepenuh hati. Tentu saja Anda boleh menikmati pesta, makanan, hadiah Natal, dan acara Natal gereja yang meriah, namun jangan lupa untuk mengarahkan hati Anda, keluarga Anda, jemaat Anda, dan orang-orang di sekitar Anda pada makna Natal yang sebenarnya: Kristus datang dengan rencana penebusan kita.
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Yohanes 3:16