Kenalkah Anda akan Yesus?

“Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.” Lukas 2:11-12

Alkisah, di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: ”Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.” Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: ”Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.”

Kisah kelahiran Yesus yang dinyatakan kepada para gembala yang ditampilkan oleh Lukas di atas adalah kisah Natal yang sangat berkesan. Mengapa demikian? Karena Tuhan memberitakan kabar baik itu kepada orang-orang yang sederhana, yang rendah tingkat ekonomi dan pengetahuannya. Tuhan memberikan kesempatan pertama kepada orang-orang yang rendah hati untuk mengenal Dia. Tuhan juga memilih mereka yang mau mengabarkan kabar baik itu kepada orang lain, sehingga semua orang heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. Lebih dari itu, hidup para gembala itu berubah total – mereka pulang ke tempat mereka sambil memuji dan memuliakan Allah .

Bagaimana dengan arti Natal bagi Anda? Apakah Anda mempunyai reaksi yang seupa dengan apa yang dirasakan oleh para gembala itu? Itu tergantung pada pengertian Anda tentang siap Yesus itu dan apa yang sudah dikerjakan-Nya untuk umat manusia. Pada pemahaman paling dasar, dunia tanpa Yesus sama sekali berbeda dengan dunia yang kita kenal. Segala sesuatu tentang keberadaan kita saat ini bergantung pada realitas Yesus. Tanpa Yesus Kristus, tidak akan ada Natal, tidak ada agama Kristen atau orang Kristen. Banyak hal yang kita lakukan dan siapa diri kita bergantung pada siapa Yesus bagi kita.

Kita bisa memandang Natal melalui sudut pandang seorang penyelidik untuk menemukan kebenaran tentang siapa bayi di palungan itu lebih dari 2000 tahun yang lalu. Dalam Alkitab, kita melihat pertanyaan yang sama diajukan oleh Yesus sendiri dalam Lukas 9:20: “Menurut kamu, siapakah Aku ini?” Dan dari jawaban Petrus kita tahu siapakah Yesus itu: ”Mesias dari Allah”. Yesus adalah Tuhan dalam wujud manusia, yang turun ke bumi. Seluruh Perjanjian Baru dipenuhi dengan pernyataan bahwa jika kita mengenal Yesus Sang Mesias, berarti kita mengenal Anak Allah.

Anak Allah adalah gambaran Allah yang tidak kelihatan, yang sulung di atas segala ciptaan. Sebab di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, baik yang ada di sorga maupun yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu telah diciptakan melalui Dia dan untuk Dia. Dia ada sebelum segala sesuatu, dan di dalam Dia segala sesuatu bersatu. Dan dia adalah kepala dari tubuh, gereja; dialah yang awal dan yang sulung dari antara orang mati, supaya dialah yang lebih utama dalam segala hal. Sebab Allah berkenan jika seluruh kepenuhan-Nya berdiam di dalam Dia, dan melalui Dia mendamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi maupun yang ada di surga, dengan mendamaikan melalui darah-Nya yang tertumpah di kayu salib. Melihat Yesus berarti melihat Tuhan. Mengenal Yesus berarti mengenal Tuhan. Namun, di malam Natal ini, baiklah kita bertanya kepada diri kita sendiri: seberapa jauh kita mengenal Yesus?

Sering kali ketika kita berbicara tentang Yesus, kita cenderung berfokus pada kelahiran dan inkarnasi-Nya (Natal), serta kematian dan kebangkitan-Nya (Paskah). Hal-hal ini penting bagi identitas kita dan iman Kristen. Namun apakah hanya ini saja yang perlu kita ketahui tentang Allah? Tentu saja, mengenal Yesus dengan seutuhnya adalah suatu hal yang penting. Jika kita ingin memahami apa pun tentang iman kita atau dunia kita, kita perlu memiliki pemahaman yang benar tentang siapa Yesus. Kita harus mengakui bahwa tidak cukup hanya memiliki gagasan yang benar tentang Yesus, tetapi mengenal Dia secara dekat. Tapi bagaimana kita melakukan itu?

Dalam konteks ajarannya tentang kedatangan Roh Kudus, Yesus mengatakan hal berikut kepada murid-muridnya: “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku.” (Yohanes 14:23-24). Yesus tidak hanya mengajak kita untuk memiliki gagasan yang benar tentang Dia, tetapi Dia ingin kita mengenal-Nya secara dekat: untuk mengasihi Dia. Jika kita mencintai-Nya maka kita akan menaati-Nya. Jika kita mengasihi Dia, Allah akan datang dan “membuat [Nya] tinggal bersama [kita]” melalui Roh Kudus. Pada saat Natal ini, bisakah kita mengatakan tanpa sedikit pun keraguan bahwa kita benar-benar mengasihi Yesus, bahwa kita benar-benar mengenal Dia sehingga kita benar-benar hidup dengan menaati firman-Nya?

Tinggalkan komentar