Apa arti Efrata bagi Anda?

“Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.” Mikha 5:2

Tradisi yang sangat tua menyatakan bahwa Efrat (Efrata, Ephrata) mengacu pada Betlehem, karena penyebutan Efrata pertama kali muncul dalam Kejadian 35:16 mengacu pada tempat di mana Rahel meninggal saat melahirkan Benyamin dan dimakamkan di jalan dari Betel. Bukti bahwa dia meninggal dalam perjalanan ke sana tercermin dari makam Rahel kuno di pintu masuk kota. Di sebagian besar Alkitab, Efrata merupakan gambaran anggota suku Israel di Yehuda, serta kemungkinan pendiri Betlehem.

Efrata, atau Betlehem, dihubungkan dengan nubuatan mesianis, seperti yang ditemukan dalam ayar di atas. Nama Efrata sering dipakai sebagai nama paduan suara, mungkin karena kelahiran Yesus di Betlehem itu disambut dengan puji-pujian yang dibawakan oleh maialikat-malaikat yang memberitakannya kepada para gembala.

Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: ”Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” Lukas 2:13-14

Sebagai nama Yahudi, Efrata mempunyai arti “berbuah” atau “dihormati“. Betlehem, tempat yang kecil itu ditetapkan oleh Allah sebagai tempat yang paling utama dari mana seorang Penebus sudah datang yang membuahkan keselamatan bagi orang percaya dan untuk itu Ia dipermuliakan oleh Allah Bapa.

“Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya. Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku u pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.” Yohanes 17:4-5

Di alam semesta, segala sesuatu telah dipersiapkan Allah sebelum kedatangan Mesias, yaitu Putra Allah yang kekal, menjadi manusia untuk menebus umat manusia. Pemeliharaan Allah yang maha bijaksana dan penuh belas kasihan, sejak kejatuhan Adam dan Hawa, secara bertahap mengatur segala sesuatu demi penggenapan janji-janji-Nya, dan penggenapan misteri terbesar-Nya, yaitu inkarnasi Putra Ilahi-Nya.

Seandainya manusia dipulihkan kepada kasih karunia Allah segera setelah ia kehilangannya, maka ia tidak akan sadar akan beratnya dosa yang dilakukannya, dan juga tidak akan merasakan kebutaan rohani, kelemahan, dan kemalangan yang di dalamnya ia terkubur. Kemurahan, kuasa, dan kebaikan Tuhan yang tak terhingga, dalam menyelamatkannya, tidak akan tampak begitu cemerlang. Oleh karena itu manusia dibiarkan merendahkan diri dalam kesengsaraannya selama ribuan tahun, dan hanya dapat membayangkan dengan iman tentang kedatangan Mesias yang kemudian terjadi pada hari Natal.

Tuhan, yang dengan kebijaksanaan tak terbatas membuat segala sesuatu menjadi matang dan sempurna pada waktunya, menyingkapkan hal ini kepada manusia secara parsial dan bertahap. Dia memberikan kepada Adam suatu janji dan sedikit pengetahuan tentangnya. Dia memperbarui hal yang sama kepada Abraham, dan membatasinya pada keturunannya saja. Dia menegaskannya kepada Ishak dan Yakub. Dalam nubuatan nabi Mikha di atas, kedatangan Mesias itu ditetapkan pada suku Yehuda. Setelah itu dengan jelas ditentukan bahwa tanah itu adalah milik keturunan Daud dan Salomo; nubuat yang diulangi pada semua nabi berikutnya.

Seperti apa yang sudah direncanakan Allah dari awalnya tentang kelahiran Yesus, Tuhan juga sudah merencanakan penyelamatan umat-Nya dari awalnya. Setiap orang Kristen adalah orang yang sudah dipilih Tuhan dari awalnya.

“Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.” Efesus 1:4

Seperti para malaikat yang menyambut misteri kelahiran Yesus yang menakjubkan sebagai suatu hal yang sangat membahagiakan (Lukas 2:13-14 di atas), para malaikat juga menyambut misteri kelahiran baru orang percaya dengan sukacita.

Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat.” Lukas 15:10

Pada hari Natal ini sesungguhnya hati kita harus peka akan sukacita yang suci ketika mengingat rahmat Allah yang begitu mulia, yang di dalamnya terpancar begitu besar kebaikan Ilahi, dan yang dengannya ditemukan manfaat yang tak terkira. Efrata bukan sekadar nostalgia yang indah. Efrata adalah tempat yang dipilih Allah untuk kelahiran Yesus yang dengan ketaatan-Nya membuahkan keselamatan uuntuk umat manusia, dan untuk itu Ia menerima kehormatan dari Allah Bapa. Efrata juga adalah panggilan kita untuk menaati Firman Allah dan berbuah untuk kemuliaan-Nya, dan untuk itu kita akan dimuliakan beserta Yesus.

“Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.” Roma 8:30

Tinggalkan komentar