“Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.” Matius 7: 25

Media memberitakan adanya 7 orang yang tewas dan lebih dari 100.000 rumah kehilangan aliran listrik akibat badai petir yang melanda pantai timur Australia sesudah datangnya hari Natal, dengan peringatan akan adanya cuaca yang lebih buruk menjelang tahun baru.
Badai hebat melanda ketiga negara bagian di wilayah timur pada hari Natal. Lebih dari 1200 permintaan bantuan SOS diterima oleh layanan darurat di negara bagian New South Wales, dan bandara Sydney pun sampai kebanjiran. Polisi di negara bagian Victoria mengkonfirmasi seorang pria meninggal di sebuah properti setelah ranting pohon tumbang menimpanya pada Selasa pagi. Di negara bagian Queensland, ambulans mengkonfirmasi seorang wanita telah meninggal di Gold Coast setelah tertimpa pohon tumbang pada Senin malam. Tahun baru belum datang, tetapi badai besar sudah melanda.
Hidup manusia dalam ayat di atas dibayangkan sebagai rumah yang dilanda badai. Datangnya masalah kehidupan yang besar tentunya menggoncang hidup siapa saja. Jika badai besar dalam hidup seseorang mungkin belum datang, ia tentunya berdoa dan berharap agar itu tidak terjadi. Tetapi jika terjadi, itu tidak dapat ditolak atau dihindarinya.
Pada akhir tahun 2023, saya mengajukan pertanyaan: kapankah kita akan mengalami badai kehidupan di masa depan? Setiap orang tidak akan bebas dari ancaman badai. Berbeda dengan badai karena cuaca, badai kehidupan seringkali tidak dapat diduga datangnya maupun besarnya. Karena itu banyak orang yang mengalaminya akan mengalami goncangan atau kejutan besar. Walaupun demikian, setiap orang bisa mempersiapkan diri jika mereka sadar bahwa itu bisa datang pada saat yang tidak terduga.
Dalam dunia yang sudah tercemar dosa, siapa saja bisa mengalami masalah hidup yang besar. Saat ini, dengan adanya perang di dua tempat di dunia, penduduk setempat sudah mengalami berbagai penderitaan. Dengan adanya perubahan iklim, banyak negara mengalami badai, banjir dan kekeringan. Jika keadaan tidak membaik dengan cepat, diperkirakan bahwa wabah kelaparan akan muncul di berbagai negara. Dalam hal ini, umat Kristen tidak seharusnya berharap akan perlakuan istimewa dari Tuhan, agar mereka boleh bebas dari masalah, sedangkan orang di sekitar mereka semuanya jatuh bangun bergulat dengan penderitaan. Sekalipun sebagian orang Kristen percaya bahwa Tuhan mampu membuat kita selalu bahagia, kita tidak bisa meminta hidup yang nikmat tanpa badai. Apa yang boleh kita minta adalah kekuatan dari Tuhan sehingga kita dapat kuat menghadapinya.
Seperti mempersiapkan sebuah rumah untuk menghadapi badai yang akan datang, kita harus memohon agar Tuhan memperkuat iman kita hari demi hari, dan memusatkan hidup kita kepada-Nya. Dengan demikian, jika badai kehidupan datang, kita akan tetap dapat berdiri teguh dalam iman sampai akhir. Hanya Tuhan yang tahu kapan badai akan datang, sekalipun Dia bukan penyebabnya. Dalam hal ini, kita yang beriman kepada Tuhan harus yakin bahwa apa pun yang terjadi, Yesus akan menyertai kita. Inilah pondasi kehidupan kita yang menguatkan kita sehingga kita tetap bisa berdiri teguh dan berani menyongsong tahun baru.