Janji Tuhan yang harus dimengerti

“Walau seribu orang rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu.” Mazmur 91:7

Setiap akhir tahun saya merasa sedih jika membaca berita tentang adanya orang-orang yang tidak sempat memasuki tahun yang baru. Mereka yang tertimpa bencana, mengalami kecelakaan atau mengalami sakit akut, hidupnya terhenti dengan tiba-tiba. Perasaan sedih lebih terasa mendalam jika mereka yang mengalami hal itu adalah anak-anak yang sebelumnya masih sempat bermain dan bercanda. Juga, hati menjadi sedih memikirkan bahwa banyak di antara mereka belum mengenal Kristus.

Memang kejadian yang menyedihkan terjadi setiap hari dimana saja, dan itu bisa terjadi pada semua orang, baik Kristen maupun bukan. Sudah tentu mereka yang merasa berTuhan ingin agar Tuhan melindungi mereka dari segala bencana. Sebagian yakin bahwa Tuhan akan menghindarkan mereka dari apa yang jahat. Dan mereka yang Kristen tentunya berdoa dalam nama Yesus agar Tuhan tidak membiarkan mereka jatuh dalam pencobaan.

Ayat di atas adalah ayat yang sering dipakai oleh orang Kristen untuk menguatkan iman mereka yang kuatir akan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Banyak pendeta yang sering memakai ayat ini untuk memberikan semangat baru kepada jemaatnya, seperti seorang motivator yang sering mengumandangkan ucapan atau slogan yang bernada positif atau positive thinking.

Memang tidak ada salahnya jika orang yang mempunyai sikap positif dalam menghadapi hidup. Malahan ada baiknya jika orang mempunyai sikap yang optimis dalam menghadapi kesulitan. Pada pihak yang lain, sikap optimis dan pikiran positif tidak menjamin bahwa apa yang terjadi dalam kehidupan seseorang akan selalu indah dan berjalan aman. Ada kalanya, kejadian yang menyedihkan terjadi di luar dugaan.

Bagaimana orang Kristen harus bersikap dalam menghadapi kemungkinan datangnya bencana dalam hidupnya? Jika kita menerima nasihat yang secara literal mengartikan bahwa orang beriman tidak akan pernah mengalami kekalahan atau malapetaka, ada kemungkinan bahwa kita akan kecewa dan bahkan menyesali Tuhan. Jika kita percaya bahwa hidup kita ada di tangan kita dan semangat kita bisa menghilangkan kesedihan atau ketakutan kita, kita mungkin akan sadar bahwa itu adalah sebuah fatamorgana. Itu karena ayat diatas bukan merupakan janji Tuhan untuk membebaskan umat-Nya dari segala masalah selama hidup di dunia.

Adalah kenyataan bahwa banyak orang Kristen yang justru mengalami bencana dalam hidup karena iman mereka. Mengikut Yesus berarti ikut memikul salib-Nya dan hal-hal yang jahat sering terjadi karena iblis yang tidak mau tunduk kepada Tuhan. Selain itu, karena dunia yang sudah jatuh dalam dosa, berbagai masalah bisa terjadi pada siapa saja. Jika demikian, perlukah kita percaya akan kebenaran ayat di atas?

Ayat di atas tidak menjanjikan hidup yang selalu indah kepada umat Kristen. Sebaliknya, ayat itu mengungkapkan adanya kenyataan bahwa hidup itu tidak mudah. Manusia boleh mempunyai cara berpikir positif dan penuh optimisme, tetapi ada hal-hal yang bisa menghancurkan hidup mereka jika mereka tidak mengenal Tuhan yang mahakuasa dan mahakasih. Dalam menghadapi bencana, banyak orang yang kehilangan harapan dan hancur semangatnya jika mereka hanya bergantung pada kekuatan manusia, Tetapi, sekali pun ada banyak orang yang kehilangan harapan di sekitar kita – seribu orang rebah tak berdaya di sisi kita, dan sepuluh ribu kehilangan harapan untuk masa depan di sebelah kanan kita – kita akan tetap dapat berdiri tegak dalam iman dan percaya bahwa segala sesuatu akan berakhir dengan kebaikan sesuai dengan kehendak Tuhan yang mahakasih.

Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Seperti ada tertulis: “Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan.” Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.” Roma 8: 35 – 37

Tinggalkan komentar