Apakah yang Anda perbuat di tahun 2024?

“Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat.” Roma 7:15

Sebentar lagi kita memasuki tahun baru 2024. Bagaimanakah perasaan Anda saat ini? Banyak orang yang menantikan datangnya tahun baru karena itu adalah kesempatan untuk merayakannya bersama teman-teman dan sanak saudara. Tetapi banyak juga orang yang menganggap bahwa tahun baru adalah bukan hari yang istimewa untuk dirayakan, karena sebenarnya tidak ada beda antara hari Tahun Baru dengan hari-hari sebelumnya. Bukan seperti hari ulang tahun atau hari Natal. Walaupun demikian, adanya perayaan tahun baru sudah tentu memberi kesempatan bagi setiap orang untuk memikirkan kehidupannya. Apakah kita merasa puas dan bahagia dengan apa yang kita capai pada tahun yang lalu? Apakah Anda akan berusaha untuk menjadi orang Kristen yang lebih baik dari tahun yang lalu?

Bagi sebagian orang Kristen, menjadi orang yang lebih baik secara rohani bukanlah sesuatu yang harus dipikirkan. Ada yang beranggapan bahwa semua yang terjadi dalam hidup adalah karunia Tuhan semata-mata, sehingga mereka hanya bisa menyampaikan doa permohonan. Ada yang yakin bahwa Tuhan sudah menentukan orang yang akan diselamatkan, jadi mereka merasa tidak perlu untuk berubah menjadi makin baik di mata Tuhan. Ada juga mereka yang berpikir bahwa segala seuatu terjadi karena kehendak Tuhan, sehingga mereka tidak perlu berusaha untuk menjadi makin baik. Semua alasan seperti itu adalah pikiran yang sesat, yang tidak berlandaskan pada firman Tuhan. Mengapa begitu? Alkitab penuh dengan ayat-ayat yang memerintahkan kita untuk berusaha menjadi domba yang baik dan setia.

  • 2 Petrus 1 : 10
    “Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.”
  • 2 Timotius 3 : 16-17
    “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.”
  • Galatia 6 : 7-8
    “Jangan sesat ! Allah tidak membiarkan diriNya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.”
  • Galatia 1 : 10
    “Jadi bagaimana sekarang : adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.”
  • Yohanes 14 : 15
    “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.”

Dalam Roma 7, Paulus menggambarkan hubungan antara orang Kristen dan hukum Musa dan antara hukum dan keberdosaan manusia. Karena kita sebenarnya sudah mati secara rohani pada waktu kita beriman kepada Kristus, umat Kristiani telah dibebaskan dari kewajiban kita untuk mengikuti hukum. Namun, Paulus menegaskan bahwa hukum itu suci dan baik dalam arti bahwa hukum itu menyingkapkan kepada semua orang yang berusaha mengikutinya betapa berdosanya diri kita. Hukum Taurat menunjukkan kepada kita bahwa betapapun baiknya niat kita, kita tetap saja jatuh dalam dosa dan membutuhkan pembebasan yang hanya tersedia melalui iman kepada Yesus.

Apakah ayat ini dan ayat-ayat berikutnya menggambarkan Paulus sebelum dia menjadi seorang Kristen atau sesudahnya? Para pakar Alkitab tidak sepakat satu sama lain, dan perbedaan ini mempunyai arti penting. Secara harafiah, bahasa Yunani Paulus dalam ayat ini berubah menjadi bentuk orang pertama, tunggal, dan bentuk waktu sekarang. Hal ini berbeda dengan bagian lain dari kitab Roma yang menggunakan istilah-istilah yang lebih umum. Setidaknya menurut pilihan bahasanya, Paulus tampaknya berbicara tentang dirinya sendiri secara langsung dan literal.

Terlepas dari adanya perbedaan pendapat mengenai sudut pandang Paulus di sini, para ahli Alkitab sepakat bahwa baik orang non-Kristen maupun orang Kristen boleh mengungkapkan perasaan ini. Keduanya mungkin bermaksud melakukan hal yang benar, tetapi malah mendapati diri mereka melakukan hal yang salah, tanpa mengetahui sepenuhnya alasannya. Ini adalah bagian yang tak terpisahkan dari manusia yang bisa berbuat salah dan fana (2 Korintus 5:2).

Paul mencirikan dirinya sebagai orang yang terus-menerus melakukan kebalikan dari apa yang ingin dia lakukan. Alih-alih melakukan apa yang dia ingin lakukan, dia malah melakukan apa yang dia benci. Ini membuat frustrasi – mengapa ini bisa terjadi?

Mereka yang percaya bahwa Paulus sedang menggambarkan kehidupannya sebelum menjadi seorang Kristen memahami maksud Paulus; yaitu bahwa mereka yang masih berada di bawah hukum bingung mengapa mereka tidak dapat menaati hukum. Mengapa mereka tetap tidak menaati perintah Tuhan meski mereka ingin untuk taat? Para ahli Alkitab dengan pandangan ini memahami ayat sebelumnya untuk menggambarkan seseorang yang masih menjadi budak dosa, bukan seseorang yang sudah terbebas dari kungkungan dosa melalui iman kepada Kristus (Roma 6:2, 18, 22).

Para ahli Alkitab yang percaya bahwa Paulus menggambarkan dirinya sebagai seorang Kristen percaya bahwa dia sangat jujur dalam perjuangannya melawan dosa. Meskipun orang-orang Kristen telah dibebaskan dari kuasa dosa, kita masih hidup di bawah pengaruh kuasa dosa. Di sinilah peranan kita untuk berusaha hidup baik menjadi sesuatu yang dimungkinkan Tuhan jika kita sadar akan firman-Nya. Memang kadang-kadang kita mungkin merasa persis seperti apa yang Paulus gambarkan. Kita terus melakukan apa yang kita benci – berbuat dosa – meskipun kita tahu akan apa yang baik dan bermaksud melakukan apa yang benar. Bukan berarti kita masih menjadi budak dosa, namun hidup kita sering diombang-ambinkan oleh berbagai keinginan yang saling bersaing.

Roma 7:7–25 menelusuri hubungan antara hukum Musa dan dosa manusia. Paulus menegaskan bahwa hukumTuhan adalah cara dia mengetahui dan memahami dosa, secara umum, dan dosanya sendiri secara khusus. Ini berlaku bagi kita sampai sekarang. Tetapi, Paulus juga menjelaskan bagaimana mengetahui hukum tidak membuat seseorang menjadi lebih suci; hal ini justru dapat menggoda kita untuk berbuat dosa lebih banyak lagi! Ini persis seperti apa yang terjadi pada Adam dan Hawa di taman Eden. Paulus mengubah sudut pandangnya dalam ayat ini, dengan menggunakan sudut pandang orang pertama di sini dan saat ini, sebagai seorang Kristen, ingin melakukan apa yang benar dan malah mendapati dirinya melakukan apa yang berdosa. Paulus menyadari ketidakmampuan alaminya untuk melakukan hal yang benar dan menyadari kebutuhannya untuk dilepaskan dari dosa oleh Allah melalui Yesus.

Saat ini, adakah kesedihan dalam hati Anda karena Anda sering gagal untuk menaati Firman Tuhan dalam hidup? Adakah perasaan bahwa tidak ada seorang pun yang mengerti keadaan dan masalah Anda? Firman Tuhan berkata bahwa jika manusia tidak dapat mengerti jalan pikiran Anda, Tuhanlah yang bisa melihat apa yang Anda pikirkan dan kuatirkan. Ia yang mahakuasa selalu mau menyelidiki dan mengenal siapa Anda, sekalipun Anda sendiri kurang sadar akan cara hidup Anda. Ialah yang bisa menolong Anda, mengampuni Anda dan mengembalikan Anda ke jalan yang benar, agar Anda bisa hidup berbahagia dan menemukan kedamaian di dalam Dia.

Tuhan adalah mahatahu, dan karena itu Ia tahu segala sesuatu. Waktu dan tempat bukanlah sesuatu yang dapat membatasi Tuhan, karena Ia ada di mana pun dan kapan pun. Karena itu, Ia tahu apa yang sudah terjadi, yang sedang terjadi dan apa yang akan terjadi di bumi maupun di surga. Bahkan Ia tahu segala sesuatu sebelum apa pun terjadi, karena Dia ada sebelum ciptaan-Nya. Dengan demikian, tidaklah dapat diragukan bahwa Ia tahu akan segala sesuatu yang ada dalam hidup kita, bahkan sebelum kita dilahirkan. Karena itu, tidaklah mungkin kita menutup diri kita dari pandangan mata Tuhan. Sebaliknya, kita harus menyerahkan hidup dan isi hati kita kepada Dia dan mau belajar untuk bisa makin menaati Firman-Nya di tahun 2024.

“Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!” Mazmur 139: 23 – 24

Tinggalkan komentar