Pilihan kita dan kehendak Tuhan dalam tahun 2024

“Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya. Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam; ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun; ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari; ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu; ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk; ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang; ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara; ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai.” Pengkhotbah 3:1-8

Bagi banyak pekerja di Australia, tanggal 8 Januari 2024 adalah hari pertama pada tahun yang baru untuk kembali bekerja setelah berlibur Natal dan tahun baru. Kebanyakan orang merasa bahwa liburan sangat cepat berlalu; tetapi tentu saja tidak ada liburan yang tidak berakhir. Segala sesuatu di dunia tidak akan berlangsung untuk selamanya. Pengkhotbah 3:1–8 adalah sebuah ayat terkenal yang membahas tentang keseimbangan, siklus kehidupan dan mengatakan bahwa segala sesuatu ada waktunya. Penulis ayat-ayat itu mengilustrasikan kebenaran ini dengan menyandingkan hal-hal yang berlawanan: empat belas pasang aktivitas yang kontras sebagai contoh bagaimana kehidupan terdiri dari berbagai musim.

Anda mungkin pernah mendengar sebagian dari ayat-ayat terkenal ini dibacakan di pemakaman, namun kita jarang meluangkan waktu untuk memikirkannya. Ini adalah meditasi pada ritme kehidupan – ada yang tidak bisa kita kendalikan dan ada yang bisa kita kendalikan. Kitab Pengkhotbah, atau Qohelet dalam bahasa Ibrani, dimulai dengan hal-hal yang tidak dapat kita kendalikan – kelahiran dan kematian, menanam dan memanen. Betapapun kerasnya kita berusaha mempengaruhi mereka, pada akhirnya kita harus mengikuti ritme pekerjaan Tuhan di dunia. Apakah ini sesuatu yang membuat Anda merasa nyaman atau seabaliknya? Atau apakah Anda merasa bahwa kita harus memiliki kendali lebih besar dalam bidang-bidang seperti ini? Adakah sesuatu yang harus kita lakukan, jika Tuhan yang menentukan?

Sebagian orang ingin memperpanjang hidup mereka, dan sebisa mungkin ingin menunda kematian, atau bahkan, kalau bisa, ingin menghilangkannya sama sekali. Jika kita tinggal di negara yang sudah maju dalam bidang kedokteran dan pengobatan, kita berpikir bahwa kematian seharusnya bisa dihindari. Tapi, sekalipun seseorang bisa bertambah lama hidupnya dengan perawatan medis yang canggih, pada akhirnya kematian akan datang, dan malahan sering kali dengan membawa penderitaan yang berkepanjangan bagi orang itu maupun keluarganya. Ayat-ayat ini mengingatkan kita bahwa baik kehidupan maupun kematian adalah bagian dari kehidupan. Cara hidup kita adalah pilihan kita, tetapi apa yang kita alami adalah dengan seizin-Nya. Puisi ini menegaskan bahwa inilah cara Tuhan bekerja di dunia dan kehendak-Nya harus terjadi. Walaupun demikian, apa yang kita lakukan dan alami adalah bagian dari rencana-Nya.

Pembacaan langsung dari ayat-ayat di atas mengungkapkan beberapa konsep:

Pertama, pengaturan waktu aktivitas kita itu penting. Membunuh seseorang (Pengkhotbah 3:8) umumnya dianggap jahat dan kriminal, namun hal ini dapat berubah ketika terjadi perang, ketika membela negara dapat dianggap sebagai tindakan yang mulia. Menari (ayat 4) mungkin cocok pada saat perayaan, namun tidak pantas untuk pemakaman. Baik tindakan kita maupun kapan kita bertindak adalah penting bagi rencana Tuhan.

Kedua, musim-musim di mana kegiatan-kegiatan tertentu layak dilakukan, dan adanya kejadian-kejadian yang meminta kita bertindak, seperti yang sudah ditentukan oleh Tuhan. Rencana hidup manusia melibatkan berbagai pengalaman dan aktivitas. Menangis mungkin merupakan bagian dari kehidupan, namun hidup tidak hanya berupa tangisan; tertawa juga ada tempatnya (Pengkhotbah 3:4). Konstruksi memang baik pada waktunya, namun terkadang dekonstruksi diperlukan (ayat 3). Kunci dari bagian ini ditemukan beberapa ayat kemudian: “Dia menjadikan segala sesuatu indah pada waktunya” (Pengkhotbah 3:11). Aktivitas dan pengalaman manusia yang terjadi pada waktu yang tepat, yang mewujudkan tujuan Tuhan, adalah bagian indah dari keseluruhan rencana Tuhan. Sebuah permadani, jika dilihat dari belakang, tampak seperti karya yang kacau dan tidak indah; namun pembuat permadani mempunyai tujuan yang bijaksana atas penempatan setiap benangnya.

Ketiga, Pengkhotbah 3:1-8 menjadi jembatan antara dua pasal pertama dan bagian berikutnya. Manusia harus menerima setiap hari, dengan segala apayang terjadi, sebagai anugerah dari tangan Tuhan (2:24-26). Mengapa? Pengkhotbah 3:1–8 menjelaskan hal ini karena Allah mempunyai alasan dan waktu untuk segala sesuatu. Manusia mungkin tidak mengetahui waktu dan rencana Tuhan (3:9-11), namun mereka dipanggil untuk menikmati kehidupan dan bertanggungjawab atasnya pada saat ini (3:12-13) dan juga percaya pada kedaulatan Tuhan (3:14-15). Banyak hikmah yang Tuhan berikan dalam firman-Nya, “Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya.” Tuhan itu berdaulat. Aktivitas kita di dunia ini bermakna jika kita mengandalkan hikmah-Nya, menantikan waktu-Nya, dan percaya pada kebaikan-Nya.

Suatu waktu yang ditentukan, kapan segala sesuatu akan terjadi, berapa lama hal itu akan berlangsung, dan dalam keadaan apa; segala sesuatu yang telah, sedang, atau akan terjadi, telah ditentukan sebelumnya oleh Allah, dan Dia telah menentukan keberadaan, durasi, dan akhir hal-hal tersebut. Waktu dan musim berada dalam kuasa-Nya sendiri: ada suatu waktu yang ditentukan bagi seluruh alam semesta, dan bagi semua orang dan benda-benda di dalamnya. Ada suatu saat yang telah ditetapkan untuk terjadinya dunia; karena semua ciptaan-Nya tidak ada sejak kekal, tidak muncul dengan sendirinya, juga tidak terbentuk oleh kumpulan atom-atom yang terjadi secara acak atau kebetulan, melainkan oleh kebijaksanaan dan kuasa Tuhan; dan hal itu tidak akan ada lebih cepat atau lambat; hal itu muncul pada saat yang seharusnya sesuai dengan kehendak Tuhan.

Jika pada mulanya Tuhan menciptakan alam semesta, dan Dia telah menetapkan berapa lamanya dan kapan berakhirnya; karena hal itu tidak akan terus berlangsung secara abadi, tetapi akan mempunyai akhir. Dalam hal ini, hanya Dia yang tahu kapan itu akan terjadi: jadi ada waktu yang ditentukan untuk kebangkitan, kemajuan, dan kemerosotan negara-negara dan kerajaan-kerajaan di dunia; seperti a[pa yang terjadi pada kerajaan-kerajaan kecil, demikian pula kerajaan-kerajaan besar; dan untuk semua periode dan zaman yang berbeda di dunia; dan untuk setiap musim sepanjang tahun di segala zaman; untuk keadaan gereja di dalamnya, baik yang berada dalam keadaan menderita atau berkembang.

Adanya orang-orang yang menghancurkan Yerusalem; nabi-nabi yang bernubuat, orang-orang yang membunuh pengikut Kristus dan munculnya saksi-saksi Kristus di seluruh dunia; adanya pemerintahan antikristus dan kehancurannya; untuk pemerintahan Kristus di bumi, dan untuk kedatangan-Nya yang kedua kali guna mengadili seluruh manusia, semua itu terjadi dan akan digenapi karena ada waktu yang ditentukan dalam pengarahan dan pemeliharaan Allah.

Dengan demikian, kita harus yakin bahwa apa yang akan terjadi pada tahun 2024, dengan segala rencana dan tindakan kita , demikian pula segala sesuatu yang direncanakan seluruh umat manusia menurut waktu untuk segala tujuan mereka di bawah langit; untuk setiap tujuan manusia yang dilaksanakan; ataupun yang tidak terlaksana, semua itu dipengaruhi oleh kehendak Tuhan. Allah bisa mendorong manusia ke arah tertentu atau menjauhkan manusia dari hal-hal tertentu melalui berbagai cara sehingga apa yang dapat dilaksanakan atau gagal akan terjadi pada waktunya. Allah mengatur manusia untuk bisa memenuhi tujuan-tujuan mereka sendiri; karena hal-hal itu terjadi secara bebas dan sukarela, sekalipun berada di bawah arahan dan pemeliharaan Tuhan. Untuk setiap tujuan Tuhan, ada waktunya; untuk segala sesuatu yang dilakukan manusia di dunia ini pada akhirnya akan sesuai dengan tujuan-tujuan-Nya, yang terbentuk dengan bijaksana di dalam diri-Nya, dan bersifat kekal serta tidak dapat diganggu gugat. Biatlah kita mau bekerja dengan giat dan menurut firman-Nya, sambil berserah kepada-Nya dengan iman yang teguh.

Tinggalkan komentar