”Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.” Yohanes 14:15

Sekalipun memakai pernyataan yang singkat dan sederhana, ayat ini bisa dilebih-lebihkan atau sebaliknya, bisa diabaikan. Ketika itu,Yesus meyakinkan para murid pada saat Dia mendekati saat kematian dan kebangkitan-Nya. Salah satu bagian dari hal ini adalah dukungan-Nya kepada para murid bahwa pengenalan mereka tentang Dia, adalah jalan menuju Allah (Yohanes 14:4-6). Mereka yang percaya kepada-Nya mempunyai kesempatan untuk melakukan “pekerjaan yang lebih besar” daripada yang pernah Dia lakukan (Yohanes 14:12). Ungkapan tepat sebelum ayat ini merupakan janji bersyarat bahwa Yesus akan melakukan apa pun, asalkan diminta “dalam nama-Nya.” Kondisi ini menolak penafsiran yang menjadikan Tuhan sebagai hamba manusia.
Langsung dari hal tersebut, Yesus menghubungkan kasih seseorang kepada-Nya dengan ketaatan mereka terhadap ajaran-ajaran-Nya. Ada dua kemungkinan ekstrim yang dapat dijadikan sasaran ayat ini. Salah satunya adalah legalisme, atau keselamatan berdasarkan perbuatan. Cara lainnya adalah dengan mengesampingkan pernyataan tersebut seolah-olah perilaku seseorang tidak menunjukkan apa pun tentang takdir kekalnya. Keduanya salah. Kristus baru saja memperjelas bahwa Dialah, bukan para pengikut-Nya, yang bertanggung jawab atas keselamatan mereka (Yohanes 14:5-6; Titus 3:5). Ia juga menunjukkan bahwa pengikut yang sah masih memerlukan “pembersihan” tertentu dari dosa (Yohanes 13:10; 1 Yohanes 1:9-10). Jelas bahwa semua manusia harus bertanggungjawab atas cara hidup dan tingkah laku mereka sekalipun mereka diselamatkan oleh Kristus.
Yesus dengan tegas mengajarkan bahwa mereka yang mengikuti-Nya wajib menunjukkan kasih terhadap orang lain (Yohanes 13:12–15, 34). Itu adalah tanda utama iman kepada dunia luar (Yohanes 13:35). Di sini, Dia menunjukkan bahwa ketaatan terhadap perintah-perintah-Nya adalah tanda utama kasih kita kepada-Nya. Seseorang tidak dapat mengaku mengenal Kristus dan membenci orang Kristen lainnya (1 Yohanes 4:20). Seseorang juga tidak dapat mengaku mengenal Kristus namun mengabaikan ajaran-ajaran-Nya (1 Yohanes 2:4).i
Dalam sebagian besar situasi duniawi, gagasan seperti ini tidak kontroversial. Semuanya jelas, hitam atau putih. Misalnya, kaum “pecinta damai atau pasifis” sejati tidak akan memulai peperangan. Kaum “vegetarian” sejati tidak makan daging. Tetapi heran, ada yang menolak pandangan bahwa “orang Kristen” yang sudah dilahirkan kembali tidak akan mempunyai kebiasaan mengabaikan ajaran Yesus. Mereka menolak hal ini dengan mengatakan bahwa tidak ada orang yang diselamatkan karena sudah sempurna. Sedah tentu bukanlah orang percaya itu sempurna, tetapi justru mereka tahu bahwa diri mereka adalah jauh dari kesempurnaan (1 Yohanes 1:9-10).
Pelajaran di sini bukanlah bahwa perilaku yang baik menghasilkan atau menjaga keselamatan seseorang (Roma 11:6). Walaupun demikian, orang yang menyebut dirinya sebagai “Kristen” dan hidup bertentangan dengan pesan Kristus adalah seperti seorang penghasut perang yang suka makan daging yang kemudian mengaku sebagai “vegetarian pasifis”. Itu hanya kebohongan. Tidak ada orang Kristen sejati yang tidak mau berbakti kepada Tuhan dan berusaha mati-matian untuk menurut segala perintah-Nya. Orang yang benar-benar percaya akan menyambut Yesus dan berusaha berbuat baik seperti yang dilakukan Zakheus (Lukas 19:1-10).
Memang untuk hidup sebagai orang Kristen sejati itu tidak mudah. Tetapi, Yohanes 14:15–31 memuat ramalan tentang Roh Kudus. Yesus menyebut hal ini sebagai Roh Kebenaran, dan berjanji bahwa Roh akan datang untuk membantu para murid melanjutkan hidup setelah Yesus naik ke surga. Sepanjang bagian ini, kasih seseorang kepada Kristus, ketaatan mereka terhadap ajaran-ajaran-Nya, dan berdiamnya Roh Kudus sadalah aling berkaitan. Seperti dalam pernyataan sebelumnya, Yesus berfokus pada penghiburan dan dorongan. Dia akan terus menekankan perlunya menjaga iman, berdasarkan semua yang telah Dia katakan dan lakukan sejauh ini. Kemudian, setelah peringatan sebelumnya tentang apa yang akan dihadapi umat Kristen (memikul salib!), Yesus kembali menjelaskan pekerjaan dan tujuan Roh Kudus di bawah perjanjian baru.
Kristus meyakinkan para pengikut-Nya bahwa iman kepada-Nya adalah iman kepada Allah. Mengenal Kristus berarti mengetahui ”jalan dan kebenaran dan hidup” (Yohanes 14:6). Kata-kata, tindakan, dan mukjizat Yesus harus memberikan keyakinan kepada umat Kristen bahwa Dia akan menepati janji-janji-Nya. Diantaranya adalah jaminan-Nya bahwa Dia sedang bersiap datang menjemput kita, sehingga kita bisa berada di tempat Dia berada. Yesus juga menubuatkan berdiamnya Roh Kudus dalam diri umat-Nya. Ini hanya tersedia bagi orang yang benar-benar percaya, dan Penolong ini bertindak untuk membimbing, mengajar, dan mengingatkan kita. Baik bagi para murid, maupun bagi orang-orang Kristen masa depan, kata-kata ini dimaksudkan untuk menghibur selama masa-masa sulit. Karena Kristus telah mengetahui sebelumnya apa yang akan terjadi, kita dapat lebih yakin lagi untuk memercayai-Nya. Apakah Anda orang Kristen sejati?