Apakah Tuhan sudah menentukan apa yang akan terjadi di tahun ini?

“Aku katakan ”di dalam Kristus”, karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan – kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya – supaya kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya.” Efesus 1:11-12

Benarkah ayat di atas menyatakan bahwa Tuhan membuat segala sesuatu terjadi sesuai dengan kehendak-Nya? Terkadang orang berkata, “Tidak, tidak, tidak. Dia hanya berbicara tentang predestinasi atau penyelamatan orang Kristen.” Tetapi, Alkitab secara garis besar mengatakan bahwa segala sesuatu yang dilakukan manusia, pada akhirnya, adalah kehendak Tuhan.

Jika Anda memberikan perhatian yang lebih cermat, yang Anda sadari adalah bahwa Paulus menggunakan kata ” segala sesuatu” sebagai pernyataan umum tentang Allah yang mengerjakan segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya sebagai dukungan terhadap pernyataan spesifik tentang predestinasi. Kita semua tahu bahwa penerapan spesifik dari pernyataan umum tidak meniadakan atau membatasi kebenaran pernyataan umum.

Misalnya, jika saya mengatakan bahwa teman saya (yang tahu cara mengemudikan semua jenis mobil) bisa mengendarai mobil listrik tanpa instruksi pada saat pertama kali ia mengendarainya, Anda tidak akan mengira dia hanya tahu cara mengendarai mobil listrik. Tentu saja, jika kita mengaku bisa mengendarai mobil listrik, itu hanya menunjukkan bahwa kita mampu mengendarai semua jenis mobil. Hal yang spesifik bisa terjadi karena adanya hal yang umum.

Ketika Paulus berkata, “Allah, yang mengerjakan segala sesuatu menurut kehendak-Nya, telah menentukan kita sejak semula,” itu bukan berarti “Dia benar-benar tidak mengerjakan segala sesuatu menurut kehendak-Nya; Dia hanya menentukan takdir kita.” Hal ini justru bertolak belakang dengan cara Paulus berargumentasi.

Tuhan mengerjakan segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya. Ketika Ia mengatakan segalanya, tidak ada alasan untuk mengasumsikan pengecualian apa pun di sini (karena Ia mahakuasa dan mahabijaksana). Tetapi bagaimana pula dengan manusia yang sejak mulanya sudah diberinya kemampuan untuk bertindak menurut kebijaksanaan mereka?

Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: ”Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” Kejadian 1:28

Izin Tuhan bagi manusia untuk bertindak juga adalah bagian dari rancangan dan kendali akhir Tuhan. Ada orang yang berkata, “Tuhan tidak mengendalikan segalanya, tapi Dia mengizinkan banyak hal.” Itu benar. Dia tentu saja mampu mengizinkan banyak hal sekalipun manusia ingin bertindak semaunya sendiri. Tuhan yang mahakuasa tidak takut bahwa rencana-Nya akan batal jika sesuatu yang tidak disukai-Nya terjadi. Apalagi Tuhan sudah tahu apa yang akan terjadi. Lalu bagaimana seharusnya kita memahami Tuhan yang Mahatahu, dengan pengetahuan awal yang sempurna, mengizinkan sesuatu dalam kebijaksanaan-Nya yang tidak terbatas?

Inilah yang Yesus katakan dalam Lukas 22:31-32: “Simon, Simon, lihat, iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu.”.” Perhatikan bahwa Yesus tidak mengatakan, “kalau engkau nanti insaf lagi,” tetapi “jika engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu.”

Dengan kata lain, “Ya, Aku akan memberikan izin kepada iblis untuk menyaring engkau seperti gandum, dan Aku tahu ini akan melibatkan tiga penyangkalan. Aku tahu engkau akan melarijan diri, tetapi Aku akan membawamu kembali sesuai dengan doa-Ku adalah agar engkau dapat menguatkan saudara-saudaramu.”

Susah tentu, dalam situasi di mana Tuhan mengizinkan, Dia memang sengaja mengizinkannya, buka karena Dia tersudut dan tidak mempunyai jalan lain. Ketika Anda mengizinkan sesuatu dan Anda tahu apa yang akan terjadi dan Anda tahu semua hasilnya dan Anda mungkin akan terus maju dan mengizinkannya, Anda mengizinkannya dengan bijak jika Anda adalah Tuhan. Karena Tuhan adalah mahabijaksana, segala sesuatu akan sesuai dengan pola keseluruhan diri-Nya dalam merencanakan dan melakukan.

Saat ini saya ingin bertanya kepada Anda. Apakah Alkitab mempunyai contoh-contoh di mana manusia itu pernah diminta Tuhan untuk bertanggung jawab? Tentu! Jika demikian, manusia pasti diharapkan untuk bertanggung jawab. Karena itu ada manusia yang dipuji Tuhan, atau dicela atas apa yang dilakukannya. Alkitab penuh dengan kisah tentang manusia dengan karakter yang berlainan. Tuhan tidak menyenangi mereka yang tidak mau bertanggungjawab, yang culas, suka berbohong dan melanggar firman Tuhan. Kedaulatan Tuhan tidak mengurangi akuntabilitas manusia.

Pada awal tahun 2024 ini, pertanyaan untuk Anda adalah, di dunia mana Anda lebih suka tinggal? Di dunia di mana manusia atau iblis berkuasa, atau di tempat di mana faktor kebetulan mengatur apa yang terjadi pada diri Anda? Ataukah di dunia, di mana Tuhan yang sangat mahakasih, mahabijaksana, dan penuh kuasa yang tak terbatas, bekerja bersama-sama dengan segala sesuatu demi kebaikan orang-orang yang percaya kepada-Nya dan demi kemuliaan-Nya?

“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Roma 8:28

Tinggalkan komentar