Sebab itu perempuan-perempuan u berkata kepada Naomi: “Terpujilah TUHAN, yang telah rela menolong engkau pada hari ini dengan seorang penebus. Dan dialah yang akan menyegarkan jiwamu dan memelihara engkau pada waktu rambutmu telah putih; sebab menantumu yang mengasihi engkau telah melahirkannya, perempuan yang lebih berharga bagimu dari tujuh anak laki-laki.” Rut 4:14-15

Kisah perjalanan hidup Rut dan mertuanya yang bernama Naomi cukup terkenal. Rut adalah perempuan Moab yang menikah dengan pria Yahudi yang tinggal di Moab, namun ayah mertuanya, suaminya, dan serta saudara suaminya juga meninggal. Oleh karena itu Rut harus memutuskan apakah sebaiknya ia tinggal di Moab, tanah airnya, atau pergi bersama Naomi, ke tempat yang tak dikenalnya – Yehuda.
Rut mengasihi Naomi dan berbelas kasih padanya, karena ibu mertuanya itu sudah kehilangan suami dan kedua putranya. Bersama-sama, Rut dan Naomi berkelana menuju ke kota Betlehem di Yehuda, dimana mereka hendak memulai kehidupan baru. Kesaksian hidup Rut mulai menyebar, dan Boas, pemilik ladang yang tidak jauh dari kediaman mereka, mendengar tentang kesetiaan Rut.
Rut berpergian tiap hari untuk memungut jelai yang tertinggal oleh penyabit-penyabit di ladang, demi menghidupi dirinya serta Naomi. Ia bekerja di ladang Boas tanpa mengetahui bahwa Boas adalah termasuk keluarga Naomi. Boas memperhatikan Rut dan menanyakan hambanya tentang wanita itu. Sang hamba memberitahu majikannya tentang kesetiaan Rut terhadap Naomi dan kerja kerasnya di ladang.
Ketika Rut memberitahu Naomi tempat dimana ia memungut jelai, Naomi bergembira dan memberitahu Rut bahwa Boas adalah sanak dekat suami Naomi, Elimelekh; oleh karena itu, sesuai dengan adat Yahudi, Boas memenuhi syarat menjadi “penebus” kerabatnya. Pada masa tuaian jelai, Naomi menyarankan supaya Rut mendatangi Boas dan memintanya menjadi “penebus” yaitu pengganti suaminya.
Rut dan Boas kemudian menikah dan dikaruniai putra bernama Obed. Para wanita-wanita bersukacita atas kesetiaan Allah dan berkata pada Naomi, “Terpujilah TUHAN, yang telah rela menolong engkau pada hari ini dengan seorang penebus. Dan dialah yang akan menyegarkan jiwamu dan memelihara engkau pada waktu rambutmu telah putih; sebab menantumu yang mengasihi engkau telah melahirkannya, perempuan yang lebih berharga bagimu dari tujuh anak laki-laki.” (Rut 4: 14-15).
Para ahli Alkitab membandingkan kisah Naomi dengan kisah Ayub. Pada awalnya, mereka kehilangan segalanya. Di akhir cerita mereka, keduanya telah dipulihkan. Tuhan melipatgandakan harta milik Ayub dan memberinya tujuh putra dan tiga putri terhormat (Ayub 42:10–15). Pemulihan yang dialami Naomi lebih sederhana – sebuah rumah, keluarga, dan ahli waris suaminya, yang akan memenuhi kebutuhannya – namun itu lebih dari yang pernah ia bayangkan akan ia terima. Naomi kehilangan dua putranya, namun menantu perempuannya jauh lebih berharga.
Meskipun Naomi tampak merajuk dalam Alkitab, jika kita mempelajari dengan teliti, kita dapat melihat bahwa dia sebenarnya memiliki jiwa yang manis dan penuh perhatian. Umat Kristen dapat belajar banyak dari Naomi tentang ketekunan, terutama pada saat menghadapi keadaan yang sulit. Pelajaran apa saja?
1. Tuhan Terus Bergerak Selama Kesulitan
Kita sering kali merasa ditinggalkan oleh Tuhan ketika tragedi terjadi. Tetapi kita harus ingat bahwa Naomi sudah mengalami kemalangan besar. Di negeri asing dia kehilangan suami dan kedua putranya, dan kembali ke kampung halamannya tanpa prospek dan dengan sedikit sarana untuk bertahan hidup. Saat dia dengan setia melakukan perjalanan, Tuhan masih terus bekerja – dan Dia juga bekerja dalam hidup kita, ketika kita menghadapi masa-masa tersulit.
2. Kita Dapat Membantu Orang Lain di Saat-saat Sulit
Sekilas, kita mungkin mengira Naomi sama sekali tidak melakukan apa yang berarti dalam kisah tersebut. Dia sedih karena keluarganya meninggal dan kemudian Ruth bekerja di ladang untuk menafkahi mereka berdua. Kita harus ingat bahwa Naomi tidak muda dan mungkin tidak bisa bekerja keras di lapangan. Terlebih lagi, kesedihan telah melumpuhkannya. Namun, begitu dia mengetahui kabar tentang Boas, dia memuji Tuhan dan membimbing Rut melalui adat istiadat orang Israel dalam mencari penebus sanak saudara. Dia secara eksplisit mengatakan dia ingin Ruth memiliki rumah dan suami yang baik. Kita pun bisa menjadi seperti Naomi yang tetap mau menolong orang lain sekalipun kita sendiri berada dalam kesulitan.
3. Tuhan Menebus yang Hilang
Naomi mengira garis keturunan keluarganya telah berakhir, namun Tuhan meneruskannya melalui seorang penebus sanak saudara. Dia mendapatkan seorang putra dan lebih banyak lagi di akhir Ruth. Kita melihat contoh-contoh lain di seluruh Alkitab tentang orang-orang yang berpikir bahwa mereka tidak akan mempunyai keturunan. Abraham dan Sarah baru mempunyai anak pertama ketika mereka masing-masing berusia 100 dan 90 tahun (Kejadian 21). Bahkan ketika kita menemui jalan buntu dan tidak dapat melihat manfaat apa pun dari keadaan kita, kisah Naomi mengingatkan kita bahwa Tuhan selalu melakukan penebusan dan pemulihan atas umat-Nya.