“TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya. Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu; Ia melindungi segala tulangnya, tidak satupun yang patah tulangnya.” Mazmur 34:18-20

Siapakah orang yang tidak pernah bersedih? Orang bisa bersedih karena ditinggal kekasih, kehilangan pekerjaan, jatuh sakit ataupun pailit. Kesedihan manusia jelas bisa membuatnya lemah, putus asa ataupun depresi. Apalagi, jika ada masalah yang besar yang kelihatannya tidak mungkin bisa diatasi. Sudah tentu, penderitaan mereka bukan hanya dalam hal fisik dan materi, tetapi yang lebih sukar ditangani adalah penderitaan moril atau rohani.
Bagi mereka yang percaya adanya Tuhan, keyakinan bahwa Tuhan dapat melihat apa yang terjadi pada diri manusia, mungkin membuat mereka bertanya-tanya, apakah Tuhan bisa merasa sedih seperti manusia. Jika Tuhan memang bisa merasa sedih, apakah Ia bisa berbelas kasihan kepada mereka yang mengalami kesusahan dan kemudian berbuat sesuatu untuk mereka?
Dalam ayat di atas Daud menulis bagaimana Tuhan memahami perasaan kita dan membantu kita menanggung beban kesedihan. Berbeda dengan dewa-dewa kafir, atau benda pujaan ateisme yang tidak berperasaan, Allah yang alkitabiah sangat peduli terhadap penderitaan kita. Daud memuji Tuhan karena telah melepaskan dia dari orang Filistin, dan dia mengundang orang lain untuk ikut bernyanyi bersama dengan sukacita bagi Tuhan. Dia mengagungkan pentingnya takut akan Tuhan dan mengingat kebaikan-Nya. Dia mendorong umat Tuhan untuk menghormati Tuhan dan menawarkan kebijaksanaan yang menuntun pada kehidupan yang bahagia.
Mazmur 34:15–22 membandingkan apa yang Tuhan lakukan bagi mereka yang takut akan Dia dengan apa yang menimpa orang jahat. Tuhan mengawasi orang-orang benar dan menjawab seruan minta tolong mereka. Kemalangan orang benar memang banyak, tetapi Dia melepaskan mereka dari kesusahan mereka dan mendekatkan diri kepada mereka. Dia melindungi orang benar dan menebus mereka. Di sisi lain, Dia menentang orang jahat dan mengutuk mereka.
Meskipun Daud mengalami kemenangan dalam hidupnya, dia juga memahami bahwa kasih dan pemeliharaan Tuhan mempunyai perspektif kekal (Roma 8:28-30). Ayat 20 “Ia melindungi segala tulangnya, tidak satupun yang patah tulangnya” memuat referensi yang Injil Yohanes kaitkan dengan peran Yesus sebagai Mesias: Yesus mengalami apa yang terburuk yang bisa terjadi pada manusia, tetapi Allah Bapa mememberi Dia perlindungan dan kekuatan. Dia tahu bagaimana perasaan manusia yang mengalami penderitaan.
Benarkah Yesus Anak Allah bisa merasakan kepedihan hati kita? Tentu! Ketika Yesus mengetahui sahabat-Nya Lazarus telah meninggal, Dia pergi ke rumah saudara perempuan Lazarus yang berduka dan menghibur mereka. Ketika Dia melihat air mata Maria, “masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu” (Yohanes 11:33). Ketika Dia mendekati makam Lazarus, Dia menangis (Yohanes 11:35) dan “sangat terharu lagi” (Yohanes 11:38). Yesus mengalami semua ini, meskipun Ia tahu bahwa Ia akan membangkitkan sahabat-Nya dari kematian (Yohanes 11:11).
“Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.” Ibrani 4:15
Ibrani 4:15 juga meyakinkan kita bahwa Yesus, Imam Besar Agung kita, bersimpati dengan kelemahan kita. Hal ini mencakup makna penderitaan manusia dan perjuangan melawan dosa. Dia dicobai seperti manusia lainnya namun tetap tidak berdosa. Mengetahui bahwa Dia memahami dan peduli, kita dapat mengerti ajakan Paulus: “Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.” (Ibrani 4:16).
Ada yang mengatakan bahwa “doa adalah tempat memindahkan beban dari pundak kita”. Bahu Tuhan kita dapat memikul beban kita ketika kita patah hati dan roh kita remuk (Matius 11:28–30; 1 Petrus 5:7). Karena itu, jika kita mengalami kesedihan saat ini, biarlah Roh Kudus menggerakkan kita untuk mau menyampaikan doa kita kepada Tuhan untuk mendapatkan kekuatan dan pengihiburan. Tuhan beserta kita.