Sadarkah Anda bahwa Tuhan ada di mana saja?

“Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situ pun Engkau. Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.” Mazmur 139:7-10

Seorang nenek ditikam di depan cucunya yang berusia 6 tahun hingga tewas di sebuah pusat perbelanjaan di sebelah barat Brisbane pada hari Sabtu yang baru lalu. Polisi menyatakan bahwa ada lima remaja yang ditangkap. Anak laki-laki tersebut – berusia antara 15 dan 16 tahun – ditangkap pada hari Minggu dan Senin. Seorang anak laki-laki yang berusia 16 tahun telah didakwa atas pembunuhannya, serta penggunaan kendaraan bermotor acurian. Polisi lebih lanjut mengatakan tidak menutup kemungkinan akan ada lebih banyak orang yang akan ditangkap.

Teman-teman nenek itu menggambarkan orang yang dulu pernah menjadi guru agama Kristen itu sebagai wanita yang tidak mementingkan diri sendiri. “Dia mencintai keluarganya, cucu-cucunya, cucu-cucunya dan dia adalah seorang guru yang dicintai masyarakat”, begitu ujar anaknya. Tragisnya, sebelum ia tewas sebenarmya ada rencana keluarga untuk mengadakan pemahaman Alkitab pada sore harinya. Banyak orang terharu atas kejadian ini dan mereka membawa bunga ke tempat di mana perampokan itu terjadi. Sebagian mungkin berpikir: “Di manakah Tuhan jika sesuatu yang jahat terjadi?” JIka Tuhan benar-benar ada, mengapa Ia diam sajaa?

Mazmur 139:7–12 mengikuti bagian yang berfokus pada kemahatahuan Allah. Bagian mazmur ini menggambarkan kemahahadiran-Nya: kemampuan-Nya untuk berada di mana saja pada saat yang bersamaan. Daud menyebutkan beberapa tempat yang mungkin ia kunjungi, hanya untuk mengetahui bahwa Tuhan ada di sana. Pengetahuan akan kehadiran Allah menghibur Daud. Dia tahu Tuhan akan menyertainya kemanapun dia pergi.

Dalam mazmur ini Daud mengagumi sifat-sifat Allah yang menakjubkan. Tuhan mengetahui segalanya tentang dia: ke mana dia pergi, semua pikiran Daud dan segala sesuatu tentang tingkah lakunya. Tuhan mengetahui apa yang akan Daud katakan bahkan sebelum Daud mengatakannya. Tidak ada tempat yang bisa dikunjungi Daud tanpa kehadiran Tuhan. Daud kagum dengan karya kreatif Tuhan di dalam rahim ibunya. Ia bersyukur atas bimbingan Tuhan yang tak terhingga baginya dan atas kehadiran Tuhan siang dan malam. Akhirnya pikiran Daud tertuju pada orang jahat. Dia menganggap mereka musuh Tuhan dan musuhnya, dan rindu Tuhan membunuh mereka. Daud muak dengan orang jahat karena mereka mencela Tuhan dan menyebut nama-Nya dengan sembarangan. Dia meminta Tuhan untuk menyelidiki hatinya untuk melihat apa dosanya, dan dia meminta Tuhan untuk membimbingnya di jalan yang kekal.

Mereka yang berbuat jahat mungkin merasa Tuhan itu tidak ada. Tetapi, jika seseorang ingin melepaskan diri dari pengetahuan Allah yang menyeluruh, ia tidak akan menemukan tempat untuk bersembunyi. Elia melarikan diri ke padang gurun di selatan Yehuda untuk menghindari murka Izebel, namun dia tidak bisa menjauhkan dirinya dari Tuhan. Tuhan menyatakan diri-Nya kepada Elia dengan bisikan pelan dan memberinya kesempatan baru untuk melayani Dia (1 Raja-raja 19:9-18). Yunus mencoba melarikan diri dari hadirat Tuhan ketika Tuhan memerintahkan dia untuk pergi ke Niniwe dan berseru menentangnya. Alih-alih pergi ke timur menuju Niniwe, dia menaiki kapal yang menuju ke barat menuju Tarsis (Yunus 1:1–3). Dia segera menyadari bahwa Tuhan hadir, tidak peduli seberapa jauh dia berlari. Tuhan mempersiapkan badai besar yang menyebabkan Yunus dibuang ke laut, dan Tuhan tetap ada di sana (Yunus 1:11-12). Dia telah menetapkan seekor ikan besar untuk menelan Yunus (Yunus 1:17). Di dalam perut ikan, Yunus bertobat dan bersumpah untuk menaati Tuhan (Yunus 2:1).

Lalu dimanakah Tuhan jika sesuatu yang jahat terjadi? Tuhan tetap ada dan Ia melihat apa yang terjadi. Bahkan Ia tahu apa yang bakal terjadi sebelum itu terjadi. Tetapi, apa yang akan dilakukan-Nya tidak ada seorang pun yang tahu. Sebagai Tuhan Ia mahabijaksana, mahakasih, dan mahakuasa, apa pun yang terjadi akan membawa kebaikan kepada umat-Nya. Bagi seorang Kristen yang taat, kemahahadiran Tuhan merupakan suatu penghiburan. Yesus berkata, “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:20). Ibrani 13:5 menggemakan janji “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” Janji ini berarti kita tidak perlu takut terhadap apa yang dilakukan orang lain terhadap kita karena kita akan tetap bersama Dia, baik di bumi maupun di surga.

Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: “Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?” Ibrani 13:6


Tinggalkan komentar