“Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.” Yesaya 55: 10-11

Teringat saya bahwa saat berada di SMP, istilah “gombal” mulai dipopulerkan. Kalau tidak salah, di TVRI pada waktu itu ada komedian Bagyo, Darto Helm dan Ratmi B29, yang sering memakai kata “rayuan gombal”. Munculnya kata gombal merupakan contoh bagaimana kata bahasa gaul dalam kamus percintaan manusia kemudian bisa menjadi kata baku dalam bahasa Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyatakan bahwa kata “gombal” memiliki arti bohong, omong kosong, atau rayuan. Gombal bisa juga diartikan sebagai ucapan yang tidak benar, tidak sesuai dengan kenyataan. Sekalipun kata “gombal” bukan berarti secarik kain kotor seperti dalam bahasa Jawa, tetapi mungkin milainya serupa. Dalam ragam percakapan saat ini, memang kata itu bisa bermakna sesuatu yang tidak berguna atau tidak berarti.
Berbeda dengan manusia yang berdosa dan kotor seperti gombal, dan sering membuahkan omong kosong yang tidak berarti, Tuhan yang mahakuasa dan mahasuci selalu meenghasilkan sesuatu yang sesuai dengan apa yang difirmankan-Nya. Yesaya 55:10 mengatakan, bahwa Firman Tuhan selalu menuju sasaran-Nya: “Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan.” Selanjutnya, ayat 11 menjelaskan bahwa Firman Tuhan yang keluar dari mulut-Nya tidak akan kembali dengan sia-sia, tetapi akan melaksanakan apa yang Dia kehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Dia suruhkan kepada-Nya. Firman Tuhan adalah sebuah kemyataan bukan omong kosong atau gombal. Firman Tuhan adalah mahakuasa.
Hujan dan salju adalah bagian dari proses siklus air. Curah hujan turun ke bumi, mengalir ke daratan, dan menghasilkan manfaat besar dalam pertumbuhan tanaman, penyegaran jiwa, dan kelangsungan hidup. Hujan dan salju datang dari atas dan tidak kembali ke atas tanpa mencapai tujuannya. Tuhan mengibaratkan Firman-Nya dengan hujan dan salju karena, seperti curah hujan, Firman Tuhan selalu menggenapi tujuan baik-Nya. Firman Tuhan adalah mahasuci dan Ia bisa membuat kita seperti lebih putih dari salju (Mazmur 51:7).
Ketika Tuhan mengatakan bahwa Firman-Nya tidak akan kembali kepada-Nya dengan sia-sia, kita dapat mengetahui bahwa Dia mempunyai maksud atas Firman-Nya. Firman Tuhan datangnya dari atas. Dia “menghembuskan” Firman-Nya kepada kita, dan itu dicatat dalam Alkitab (2 Timotius 3:16). Setiap perkataan yang Dia berikan kepada umat manusia memiliki tujuan dan diberikan karena suatu alasan. Bagaikan hujan dan salju, firman Tuhan melahirkan kehidupan (Yohanes 6:63) dan menghasilkan buah yang baik dalam hidup kita. Melalui Firman-Nya, kita mengetahui bahwa Tuhan mengasihi kita dan bahwa Yesus mati untuk membebaskan kita dari dosa dan kematian; kita juga belajar bagaimana hidup dalam terang kebenaran tersebut. Kasih Tuhan bukanlah omong kosong saja.
Ketika Tuhan berkata bahwa Firman-Nya tidak akan kembali kepada-Nya dengan sia-sia, kita didorong untuk tinggal di dalam Firman-Nya, membiarkannya meresap ke dalam hidup kita, menyerapnya seperti tanah menyerap hujan dan salju. Kebenaran tidak akan kembali sia-sia ketika hati kita diubah. Firman Tuhan menegur dan mengoreksi kita ketika kita melakukan kesalahan, serta melatih kita dalam hidup saleh (2 Timotius 3:16-17). Firman-Nya adalah terang yang membimbing kita dalam dunia yang gelap ini (Mazmur 119:105). Hal ini relevan dengan setiap masalah yang mendesak dan praktis. Firman Tuhan akan selalu mencapai apa yang Dia inginkan, apakah itu mengajar, mengoreksi, melatih, menuntun kita kepada-Nya, menyingkapkan dosa kita, atau tujuan baik dan bermanfaat lainnya.
Ketika Tuhan mengatakan bahwa Firman-Nya tidak akan kembali kepada-Nya dengan sia-sia, kita memahami bahwa Tuhan berdaulat. Janjinya adalah bahwa Firman Tuhan akan mencapai apa yang Dia inginkan, belum tentu sesuai dengan keinginan kita. Kita mungkin membagikan Firman dengan tujuan mengubah pikiran seseorang—dan pikiran orang tersebut tidak berubah. Apakah Firman Tuhan tidak berlaku? Tidak, namun tujuan pribadi kita mungkin berbeda dengan tujuan Tuhan. Seperti angin yang “bertiup kemana pun ia mau,” Roh Kudus bergerak dengan cara yang misterius (Yohanes 3:8). Dan Tuhan mungkin menggunakan Firman-Nya dengan cara yang mengejutkan, pada waktu yang mengejutkan, dan mengejutkan orang-orang. Kita tidak dapat memprediksi dengan tepat bagaimana Allah akan menggunakan Firman-Nya seperti halnya para ahli meteorologi tidak dapat memprediksi dengan pasti curah hujan dan salju.
Firman Tuhan tidak akan kembali dengan sia-sia. Ketika Allah berkata, “Jadilah terang,” hasil langsungnya adalah “terang itu jadi” (Kejadian 1:3). Ketika Yesus berkata, “Damai! Diamlah!” angin berhenti dan laut menjadi tenang (Markus 4:39). Firman Tuhan akan selalu berhasil; Tuhan akan berhasil, dan mereka yang menerima Firman-Nya juga akan menjadi pemenang (1 Yohanes 5:4). Ini membuktikan:
- Bahwa Allah mempunyai rencana dalam memberikan Firman-Nya kepada manusia. Dia mempunyai maksud yang jelas dalam Firman-Nya seperti halnya Dia menurunkan hujan ke bumi.
- Bahwa apa pun yang direncanakannya dalam memberitakan Injil, hal itu akan terlaksana. Hal ini tidak pernah diucapkan dengan sia-sia, dan tidak pernah gagal menghasilkan apa yang diinginkannya. Mereka yang dipilih-Nya dari semula, mereka jugalah yang diselamatkan-Nya.
Perlu kita sadari bahwa
- Bahwa janji-Nya untuk menyelamatkan manusia dari hukuman kematian, sudah digenapi-Nya karena Firman itu sudah menjadi manusia Yesus. “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” Yohanes 1:14
- Bahwa janji Firman untuk menyertai kita bukanlah omong kosong. Ia akan menyertai kita sampai kesudahan hidup kita jika kita taat kepada perintah-Nya. “…ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”Matius 28:20
Pagi ini kita disadarkan bahwa Firman Tuhan itu adalah kekal dan benar. Yesus sudah datang dan menebus orang percaya dari kematian. Jika kita percaya kepada-Nya, apa yang sudah dijanjikan-Nya, akan terjadi dalam hidup kita karena kasih-Nya yang tulus dan murni dan tidak mengandung kebohongan. Maukah kita taat kepada Dia?