Dan seorang lain lagi berkata: “Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku.” Tetapi Yesus berkata: “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.” Lukas 9:51-62

Anda tentu mengenal lagu “Mengikut Yesus keputusanku”. Lagu ini merupakan salah satu puji-pujian tertua yang masih tetap dinyanyikan sampai sekarang. Lirik lagu ini diambil dari kata-kata terakhir yang diucapkan seorang lelaki berasal dari Assam (sebuah desa di Timur Laut India). Dia bersama keluarganya memutuskan menerima Tuhan Yesus pada pertengahan abad ke 19. Kepala suku Assam memaksanya untuk meninggalkan imannya, namun lelaki itu berkata “I have decided to follow Jesus” (Mengikut Yesus Keputusanku). Istri lelaki itu telah dibunuh karena imannya dan pada akhirnya lelaki itu pun dieksekusi ketika sedang menyanyikan “The cross before me, the world behind me” yang artinya “Salib di depan, dunia di belakang”. Pernyataaan iman pasangan ini telah membawa kepala suku dan semua penduduk desa bertobat dan mengikut Yesus. Seorang editor pujian-pujian William Jensen Reynold kemudian membuat aransemen lagu ini dan pada tahun 1959 dimuat di dalam sebuah buku lagu gereja. Waktu penginjil besar Billy Graham masih hidup, lagu ini selalu dinyanyikan ketika banyak orang dipanggil Tuhan untuk menjadi orang percaya.
Ketika itu Yesus dan murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan ke Yerusalem. Kemudian ada seorang di tengah jalan yang tanpa diajak berkata kepada Yesus: “Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi.” Yesus berkata kepadanya: “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.” Apakah Yesus menolak orang itu? Tidak. Agaknya Yesus bermaksud untuk menjelaskan kepada orang itu untuk berpikir masak-masak, karena mengikut Dia itu bukanlah sebuah keputusan yang mudah diambil karena risikonya besar.
Hidup di dunia tidaklah mudah untuk orang Kristen, tetapi di dalam Kristus kita pasti diajak untuk mengikut Dia. Apa maksudnya? Kehidupan orang Kristen di dunia, seperti yang dikatakan Yesus adalah panggilan untuk memikul salib-Nya. Seperti Yesus, kita yang sudah menerima karunia keselamatan harus bersedia bekerja untuk kemuliaan-Nya, dan bukannya acuh tak acuh dalam kehidupan Kristen kita. Sikap atau perilaku seseorang yang mengaku Kristen tetapi yang tampak tidak peduli, tidak tertarik, atau cuek terhadap ajakan Yesus tentunya adalah hasil keputusan orang itu sendiri.
Kita tidak menyatakan kebenaran jika kita mengajar atau menyiratkan bahwa Yesus dapat dimasukkan ke dalam struktur kehidupan kita tanpa dunia membenci kita (Matius: 24:9). Dunia sudah jatuh dalam dosa karena Iblis, dan Iblis dan pengikutnya membenci Yesus. Tetapi, setiap orang Kristen sejati akan mengambil keputusan untuk mau mengikut Dia dan bekerja untuk Dia.
Seorang pria lain mengatakan bahwa dia bersedia untuk mengikuti Kristus jika dia dapat menguburkan ayahnya terlebih dahulu. Namun Yesus tidak mengizinkan keraguan ini. Ini adalah perkataan yang sulit dimengerti, karena Alkitab mengajarkan kita untuk menghormati orang tua kita (Keluaran 20: 12). Tetapi, kemungkinan besar jawaban Yesus kepada orang itu adalah prinsip universal, bukan penerapan universal. Pada prinsipnya, hanya Yesus yang layak menerima pengabdian tertinggi kita, tetapi cara penerapan prinsip ini mungkin berbeda-beda. Walaupun demikian, jelas bahwa tugas keluarga seharusnya menempati urutan kedua ketika Yesus memanggil.
John Calvin berkomentar, “Anak-anak harus melaksanakan kewajiban mereka kepada orang tua mereka sedemikian rupa sehingga, setiap kali Tuhan memanggil mereka untuk pekerjaan lain, mereka harus menempatkan perintah Tuhan di tempat pertama. Apa pun kewajiban kita harus dilaksanakan, ketika Allah memerintahkan kepada kita apa yang harus segera menjadi hak-Nya.”
Hari ini, firman Tuhan mengingatkan kita bahwa setiap pengikut-Nya mempunyai tugas-tugas tertentu dalam hidupnya. Mungkin kesadaran akan hal itu belum terasa, sekalipun kita sudah menjadi orang yang diselamatkan sejak lama. Mungkin pikiran mereka tenteram karena adanya keyakinan bahwa kita sudah menjadi orang terpilih. Tetapi, ayat pembukaan kita menunjukkan bahwa untuk menjadi pengikut Yesus yang sejati kita tidak dapat tidak harus mengubah prioritas dan cara hidup kita. Menjadi pengikut Kristus tanpa pengurbanan adalah tidak mungkin.
Setiap orang yang mau mengikut Dia harus mau membaktikan bagian yang paling utama untuk Tuhan. Itu mungkin berupa dedikasi, waktu, tenaga, kemampuan, pikiran, uang dan apa pun saja yang kita pandang berharga. Itu bukan untuk membeli keselamatan kita, tetapi untuk menyatakan rasa syukur kita kepada Tuhan atas keselamatan yang kita terima. Apa saja yang dapat kita pakai untuk melayani dan memuliakan Kristus. Semua itu adalah kehendak bebas kita, keputusan kita. Jangan sampai kita menunda-nunda kesempatan yang baik untuk mengikut Dia. Siapa yang menunda panggilan Tuhan akan tertinggal di belakang dalam perlombaan yang diwajibkan Tuhan. Karena itu, dalam mengikuti Tuhan jangan sampai kita menganggap bahwa Tuhan sudah menjamin tempat yang utama bagi kita di surga sekalipun kita tidak mau melaksanakan perintah-Nya.
“Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat. Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi.” Lukas 6:22-23