Sumber damai sejahtera

“Dan Ia, Tuhan damai sejahtera, kiranya mengaruniakan damai sejahtera-Nya terus-menerus, dalam segala hal, kepada kamu. Tuhan menyertai kamu sekalian.” 2 Tesalonika 3:16

Kitab 2 Tesalonika 3:16–18 mengakhiri surat Paulus yang kedua kepada jemaat Tesalonika dengan sebuah doa, sebagai tanda bahwa suratnya asli dan bukan palsu, dan merupakan ucapan syukur. Surat Paulus ini sebenarnya dimulai dengan kecaman terhadap para pengacau gereja, namun justru diakhiri dengan pujian, ketika Paulus menyerahkan gereja kepada Tuhan dan kasih karunia-Nya.

Dalam ayat ini Paulus memohon kepada Tuhan, yang merupakan sumber kedamaian (Yohanes 14:27; Roma 5:1), untuk memberikan kedamaian-Nya kepada gereja di Tesalonika. Gereja sedang mengalami pencobaan, penganiayaan, dan masalah di dalam. Hal ini disebabkan oleh beberapa anggota yang tidak tertib, namun damai sejahtera Tuhan dapat menyelimuti jemaat dan menenangkan para anggotanya. Keinginan Paulus adalah agar damai sejahtera Tuhan senantiasa menyertai gereja dan dalam segala situasi.

Menarik untuk dicermati bahwa ia berdoa bukan hanya agar damai sejahtera Tuhan menyertai jemaat Tesalonika, namun juga agar “Tuhan damai sejahtera” menyertai mereka secara perseorangan. Lebih lanjut, ia berdoa agar perdamaian ini menyertai “sekalian” umat beriman di Tesalonika.

Di awal suratnya, Paulus merujuk pada rekan-rekan Kristen yang berbuat dosa karena kemalasan dan gosip. Bagaimanapun juga, doa ini ditujukan untuk orang-orang yang bermalas-malasan dan juga untuk orang-orang Kristen yang taat. Itu untuk mereka yang melalaikan tugas dan juga para pekerja yang giat.

Jika Gereja yang penuh damai mengalami sukacita Tuhan serta kedamaian-Nya (Filipi 4:2-7), gereja bisa memberikan kesaksian yang baik kepada mereka yang terhilang (Filipi 2:14-15). Begitu juga, orang Kristen yang merasakan kedamaian dalam Tuhan bisa menjadi saksi yang hidup untuk orang di sekitarnya. Tetapi ini tidak mudah dijalankan.

Dalam hidup, kebanyakan orang tentu pernah merasa takut dan kuatir. Rasa takut dan kuatir adalah salah satu mekanisme pertahanan diri manusia untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Dalam hal ini, mereka yang kurang bijak, mungkin memilih hidup semaunya sendiri. Mereka mungkin jarang terlihat kuatir atau takut, tetapi jika mereka mengalami kejadian yang benar-benar menakutkan dan di luar dugaan, mereka tidak akan bisa mendapatkan kekuatan dan penghiburan dari Tuhan yang mahakuasa untuk menghilangkan rasa takut mereka.

Sebagai orang Kristen, rasa takut, kuatir dan bimbang tetap ada. Kita mungkin berusaha mengingatkan diri kita sendiri ketika kita putus asa, “Jangan putus asa, Jangan cemas, Jangan takut, Tuhan akan menyertaimu kemanapun kamu pergi” . Jika Anda bisa mengucapkan kata-kata itu dan mengingatnya karena itu berasal dari janji di dalam Alkitab, Anda akan bisa juga berkata, “Terima kasih Tuhan. Saya akan mengambil langkah dengan keyakinan di masa depan.” Dan pada saat itu suatu ketenangan batin telah Anda nikmati, dan persekutuan dengan Tuhan telah Anda alami. Tetapi itu lebih mudah untuk dibayangkan daripada untuk dirasakan. Damai sejahtera memang tidak dapat diusahakan, itu harus diminta dari sumbernya.

Hari ini kita membaca kata-kata yang memberi semangat dan penghiburan yang diucapkan oleh Paulus kepada kita. Jika Kristus adalah kebenaran kita, Kristus adalah penolong kita yang selalu hadir pada saat kesusahan; dan Kristuslah yang kasih karunia-Nya selalu mencukupi segala kebutuhan kita setiap hari, karena Kristuslah yang menjadi pelindung kita.

Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.” Yesaya 41:10

Tinggalkan komentar