“Akan tetapi, jikalau hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba laki-laki dan hamba-hamba perempuan, dan makan minum dan mabuk, maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang yang tidak setia.” Lukas 12: 45-46
Bacaan: Lukas 12:37-48

Hari Minggu ini saya ke gereja seperti biasanya. Apa yang tidak biasa adalah bahwa khotbah hari ini agaknya bernuansa lain. Faktanya, pendeta saya menyebutkan menyebut nama pendeta abad 18 yang terkenal, John Wesley, sebagai orang Kristen yang patut ditiru cara hidupnya karena beliau selalu siap menghadapi kedatangan akhir zaman. Beliau selalu tekun mengerjakan tugas sehari-hari tanpa memikirkan kapan Tuhan Yesus akan datang kembali.
Selalu siap untuk menghadap Tuhan adalah hal yang mungkin kurang dipikirkan orang Kristen di zaman ini. Karena tanda-tanda akhir zaman sudah dicanangkan sejak dulu, orang-orang di zaman ini mungkin berpikir bahwa mereka bisa hidup semaunya selagi masih bisa. Mengapa mereka hidup secara terang-terangan melanggar hukum Tuhan dengan berbagai perbuatan jahat, kekejaman, dan hawa nafsu? Apakah mereka ditakdirkan Tuhan untuk ke neraka?
Jika kita membaca ayat di bawah ini, mungkin kita bisa menemukan sebuah penjelasan, sekalipun ini bisa membuat kita bingung.
“Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka. Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan dusta, supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan.” 2 Tesalonika 2:9-12
Memang, ketika ayat 2 Tesalonika 2:9-12 dibahas, dinyatakan bahwa orang durhaka dihukum karena mereka tidak mau percaya kepada Tuhan. Kalau dibalik, tentunya orang dibebaskan dari hukuman karena mereka menerima dan mengasihi kebenaran (Kristus) yang dapat menyelamatkan mereka. Ini hanya bisa terjadi katena dimungkinkan oleh Tuhan. Lalu apakah Tuhan yang membuat orang tertentu tidak percaya?
Ayat-ayat dari Lukas dan Tesalonika di atas adalah bagian Alkitab yang sulit dimengerti oleh banyak orang Kristen. Apakah Tuhan menakdirkan sebagian manusia ke neraka dan orang lain ke surga? Bagi sebagian orang Kristen, ini adalah kebenaran – karena jika kita dapat diselamatkan semata-mata karena pilihan Tuhan, maka mereka yang tidak terpilih bisa dianggap “dipilih untuk ke neraka”. Masalahnya, apakah Tuhan hanya membuka dua kemungkinan. Apakah surga dan neraka itu seperti sebuah koin mata uang yang hanya memiliki dua muka?
Tokoh gereja John Wesley tidak berpikir demikian. Saya juga tidak berpendapat begitu. Ayat-ayat di atas jelas menggambarkan orang-orang, yang karena perbuatan mereka sendiri, akan masuk neraka, Dalam Lukas, digambarkan bahwa orang-orang yang dipilih sang tuan untuk menjadi hambanya ternyata berlaku kejam dan bermabuk-mabukan ketika tuannya tidak ada di rumah. Mereka adalah orang-orang yang dengan sengaja melawan kehendak tuannya dan karena itu mendapat hukuman mati, supaya senasib dengan orang-orang jahat yang lain. Orang Kristen yang tidak setia, mendapatkan hukuman karena perbuatan mereka sendiri. Hamba-hamba, umat pilihan, yang tidak mau bertobat, akan sama nasibnya dengan orang yang tidak terpilih.
Ayat-ayat dari 2 Tesalonika kemudian menggambarkan bahwa ada orang -orang yang karena pekerjaan Iblis, bisa melakukan perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang lain. Orang-orang ini harus binasa bukan karena mereka disesatkan oleh iblis dan pengikutnya, tetapi karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran (Kristus) yang dapat menyelamatkan mereka. Dan itulah sebabnya Tuhan membiarkan mereka sesat, sehingga mereka percaya akan dusta-dusta di atas. Dengan demikian, Tuhan akan mencapai rencana-Nya untuk menghukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang lebih suka melakukan kejahatan.
Dari Lukas 12 dan 2 Tesalonika 2, dapat disimpulkan bahwa sekalipun ada orang-orang yang tidak dipilih Tuhan untuk ke surga (Tuhan memiliki hak untuk memilih mereka yang akan ke surga dan mereka yang tidak akan ke surga), tetapi semua orang yang gagal untuk menjadi hamba yang setia dan takut akan Tuhan, dihukum karena mereka tidak mau menerima dan mengasihi Tuhan yang berkuasa atas diri mereka, Hamba-hamba yang dipilih Tuhan, tapi pada kenyataannya lebih senang untuk menjadi orang-orang durhaka, yang asusila, dan yang sengaja hidup dalam dosa, akan menerima nasib yang sama dengan orang-orang yang tidak terpilih.
Jika ada hamba-hamba yang tahu akan kehendak Tuhan tetapi sengaja melanggarnya, hukuman yang berat akan menunggu. Lalu bagaimana nasib mereka yang kurang tahu akan kehendak Tuhan? Lukas 12: 47-48 menyatakan:
“Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut.”
Jika kita sudah lama menjadi orang Kristen, rajin ke gereja tetapi tetap hidup dalam dosa, sudah tentu tidak ada alasan bagi kita untuk menolak hukuman Tuhan! Kutukan kekal, sebagaimana disebutkan dalam Markus 3:29, adalah konsekuensi dari penolakan atas dorongan batin dari Roh Kudus untuk bertobat dari dosa dan percaya kepada Yesus Kristus.
”Tetapiw apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal.” Markus 3:29
Apakah yang akan terjadi pada orang-orang yang selama ini dengan sadar memilih hidup di luar Tuhan? Ayat 2 Tesalonika 2: 11-12 menyatakan bahwa Tuhan mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya bahwa apa yang mereka rasakan dan nikmati adalah baik. Mereka yang lebih suka hidup dalam dosa akan dibiarkan Tuhan untuk hidup makin sesat, sehingga pada akhirnya mereka tidak dapat menerima pengampunan.
Lalu, apakah orang-orang yang durhaka tidak lagi mempunyai harapan? Apakah tidak ada gunanya bagi kita untuk mengingatkan dan mendoakan mereka? Teolog terkenal John Piper membahas pertanyaan ini dan menyatakan bahwa siapa pun yang mau bertobat akan mendapat pengampunan. Hamba yang sudah bersalah kepada tuannya mungkin tidak akan dihukum berat jika ia mengakui kesalahannya dan menyatakan penyesalan yang sedalam-dalamnya atas kesalahannya. Semua orang yang bertobat dan menerima Kristus akan diselamatkan.
Pagi ini kita harus sadar bahwa Alkitab sudah memberitakan bahwa sebagai orang Kristen kita harus selalu berjaga-jaga, tanpa memikirkan kapan Yesus akan datang. Kita harus siap setiap waktu karena kita tidak tahu kapan itu akan terjadi. Kita sebaliknya tahu bahwa karena kita mengaku Kristen dan mengetahui apa yang sudah difirmankan Tuhan, kepada kita diberikan tanggungjawab yang lebih besat untuk hidup dalam kebenaran setiap hari. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi banyak pengetahuan tentang kebenaran Kristus, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut. Karena itu, baiklah kita menggunakan hidup kita untuk bekerja keras dan menghindari dosa demi kemuliaan Tuhan.