“Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.” Galatia 6: 9-10

Sebagai orang Kristen kita percaya bahwa kita diselamatkan hanya karena karunia Allah (Sola Gratia) dan hanya melalui iman (Sola Fide). Karena itu, perbuatan baik apa pun tidak mempunyai andil dalam keselamatan kita. Pesan ini begitu sering dikumandangkan di gereja tertentu sampai-sampai orang menjadi canggung untuk memakai kata “perbuatan baik” atau mengajak orang untuk berbuat baik.
Jadi mengapa kita melakukan perbuatan baik? Apakah ada gunanya? Tentu! Kita berusaha untuk menaati Tuhan demi kesenangan dan kemuliaan-Nya. Namun, kita tidak lebih diterima oleh-Nya karena kita berpuasa, berdoa, mengasihi, dan melayani. Seperti yang dikatakan Martin Luther dalam komentarnya mengenai Surat Galatia, “Perbuatan memang baik, dan Allah dengan tegas menuntutnya dari kita, namun hal itu tidak menjadikan kita suci.”
Perbuatan baik (good works) kita adalah sarana untuk lebih mencerminkan kebesaran Tuhan kepada dunia di sekitar kita. Seperti yang Tuhan Yesus ajarkan kepada kita: “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” (Matius 5:16).
Sesungguhnya, ketika kita membaca Alkitab dengan teliti, kita bisa melihat bahwa perbuatan baik itu penting. Tetapi, ada beberapa poin yang perlu kita ingat.
1. PERBUATAN BAIK KITA SENDIRI TIDAK BERHARGA DI MATA ALLAH
Bahkan saat memikirkan “perbuatan terbaik” yang pernah saya lakukan, saya sadar melihat betapa lemahnya perbuatan baik itu; betapa lemah dan rusaknya kepatuhan saya. Sebagaimana dikatakan dalam Pengakuan Iman London Kedua:
Melalui perbuatan terbaik kita, kita tidak dapat memperoleh pengampunan dosa atau kehidupan kekal di tangan Allah, karena besarnya kesenjangan antara kedua hal tersebut dengan kemuliaan yang akan datang, dan jarak yang tak terhingga antara kita dan Allah, yang melalui perbuatan-perbuatan yang dilakukan kita tidak dapat memperoleh pengampunan, tidak dapat mengambil untung atau melunasi hutang dosa-dosa kita sebelumnya. Karena itu, dalam melakukan semua yang kita bisa, kita hanya melakukan tugas kita, dan menjadi hamba yang tidak berguna; dan karena semua hal-hal baik berasal dari Roh-Nya, dan ketika hal-hal tersebut dilakukan oleh kita, hal-hal tersebut tercemar dan bercampur dengan begitu banyak kelemahan dan ketidaksempurnaan, sehingga hal-hal tersebut tidak dapat menanggung beratnya hukuman Tuhan.
2. PERBUATAN BAIK KITA DI DALAM KRISTUS DIBENARKAN OLEH KRISTUS SENDIRI
Adanya kelemahan perbuatan kita tidak boleh membuat kita berhenti berkarya. Ketidakmampuan perbuatan kita untuk menyenangkan Tuhan tidak membuat kita mengesampingkan hukum-Nya sebagai aturan untuk hidup saleh, karena kita tidak bekerja sendirian. Perbuatan kita tidak bisa dipersembahkan kepada Tuhan tanpa Yesus. Adanya Yesus yang akan membenarkan perbuatan kita tidak dapat membuat kita menolak perintah-Nya untuk berbuat baik.
Bukan saja orang percaya diterima melalui Kristus, perbuatan baik mereka juga diterima di dalam Dia; Bukan seolah-olah mereka dalam hidup ini sama sekali tidak tercela dan tidak dapat dicela di mata Allah, melainkan bahwa Ia, ketika memandang mereka dalam Putra-Nya, berkenan menerima dan menghargai apa yang tulus, meskipun disertai dengan banyak kelemahan dan ketidaksempurnaan.
Pembenaran kita bukan hanya pengharapan untuk berdiri di hadapan Tuhan, tetapi juga pengharapan atas perbuatan kita yang berada di hadapan Tuhan. Dia tidak hanya menerima kita, tetapi Dia juga menerima pekerjaan kita dan menyukainya, betapapun cacatnya pekerjaan itu, karena Kristus yang menyempurnakan semuanya.
3. PERBUATAN BAIK KITA DI DALAM KRISTUS ADALAH PEKERJAAN TUHAN
Perbuatan kita sangat berarti bagi Allah, dan jika dipersembahkan dengan iman, maka perbuatan kita menyenangkan Dia. Dan hal ini tidak perlu dibanggakan, karena semua perbuatan baik kita adalah hasil karya Roh-Nya.
Kemampuan kita untuk melakukan perbuatan baik sama sekali bukan berasal dari diri kita sendiri, melainkan sepenuhnya berasal dari Roh Kristus. Agar kita dapat dimampukan untuk melakukan hal tersebut, selain rahmat yang telah mereka terima, diperlukan pengaruh nyata dari Roh Kudus yang sama, untuk mengerjakan di dalam diri kita kemauan dan perbuatan yang dikehendaki-Nya; namun kita tidak boleh menjadi lalai, mengabaikannya, menolaknya, seolah-olah kita tidak diwajibkan untuk melakukan tugas apa pun. Sebaliknya, kita harus rajin membangkitkan kasih karunia Allah yang ada di dalam diri kita. Perbuatan baik iti tidak muncul secara otomatis tanpa adanya kemauan kita.
Biarlah hari ini kita sadar bahwa kita harus bekerja keras dalam perbuatan baik kita, menyadari bahwa Tuhan bukan hanya Tuhan yang menerima, namun Dia juga sumber dari perbuatan baik kita dan yang menjadikannya dapat diterima. Kita harus mengerjakan keselamatan kita, namun bersandar pada kasih karunia-Nya.
“Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.” Filipi 2:12-13