Anda harus mau mengambil keputusan yang baik

Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah. 1 Korintus 10:31

Setiap orang tetentu bisa dan pernah mengambil keputusan. Itu tidaklah dapat disangkal, karena dalam hidup ini, manusia yang tidak dapat mengambil keputusan tentunya tidak dapat bertahan untuk hidup (survive). Jika seorang bayi bisa hidup dan tumbuh sekalipun tidak bisa mengambil keputusan, itu karena orang tuanya yang mewakili dia untuk mengambil keputusan. Walaupun demikian, ada orang-orang Kristen yang menentang pandangan bahwa manusia bisa dan harus mengambil keputusan sendiri dalam kebebasannya. Mereka menyatakan bahwa apa yang diputuskan setiap manusia adalah keputusan yang diambil Tuhan. Ini sudah tentu tidak benar karena faham semacam itu adalah faham fatalisme.

Apakah setelah menjadi Kristen manusia akan kehilangan kebebasannya atau kemampuan untuk memilih apa yang buruk? Sudah tentu tidak. Walaupun demikian, orang yang sudah lahir baru akan tahu bahwa apa yang harus dipilihnya adalah apa yang baik di mata Tuhan. Sebagai orang percaya, kita harus termotivasi untuk memuliakan Tuhan dalam segala hal yang kita lakukan, tetapi kita masih juga bisa memilih untuk tidak melakukannya. Ini termasuk pilihan kita untuk makan atau minum, atau menolaknya. Paulus menambahkan hal ini ke dalam daftar faktor-faktor yang memotivasi penggunaan kemerdekaan kita di dalam Kristus. Apakah kegiatan ini bermanfaat bagi saya atau malah membuat saya “diperhamba” (1 Korintus 6:12)? Akankah melakukan hal ini membangun orang lain dan bermanfaat bagi sesama saya serta bagi diri saya sendiri? Dan sekarang, apakah pilihan untuk makan atau minum atau melakukan hal lain akan membawa kemuliaan bagi Tuhan?

“Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun.”1 Korintus 6:12

Paulus telah memberikan beberapa pedoman khusus dalam ayat-ayat sebelumnya tentang kapan orang Kristen harus makan dan tidak makan makanan yang telah dipersembahkan kepada berhala. Jawaban-jawaban tersebut memberikan kebebasan yang luas kepada mereka yang “kuat” secara rohani dan menyadari bahwa Tuhan memberikan tujuan yang baik atas segala ciptaan-Nya (1 Timotius 4:4). Alkitab juga telah memberikan peringatan hati-hati yang mengatur bagaimana kebebasan intuk memuliakan Tuhan tersebut dapat digunakan. Di sini, Paulus meringkas segalanya menjadi satu prinsip yang seharusnya mengarahkan semua pilihan kita. Kita tidak hanya harus mengasihi Tuhan, tetapi juga mengasihi sesama kita.

Dalam semua kasus, pertanyaan apakah kegiatan ini akan memberi saya kesenangan, keuntungan materi, atau status tidak boleh menjadi faktor penentu bagi mereka yang sudah bebas di dalam Kristus. Sayang, sikap ni masih ada dalam hidup banyak orang Kristen karena mereka percaya bahwa Tuhan menentukan segalanya. Dengan kata lain, banyak orang Kristen yang tidak merasa bersalah jika mereka melakukan apa yang tidak memuliakan Tuhan tetapi membawa kenyamanan pribadi. Mreka percaya bahwa Tuhan yang mahakasih akan memberi mereka pengampunan. Mereka merasa tidak mampu memuliakan Tuhan. Ini jelas adalah dosa, karena mereka sebenarnya harus percaya bahwa mereka sudah dikaruniai Roh Penolong. Sama seperti segala sesuatu yang dilakukan tanpa keyakinan adalah dosa (Roma 14:23), umat Kristiani juga tidak boleh berpartisipasi dalam apa pun yang mereka rasa tidak membawa kemuliaan bagi Allah.

“Tetapi barangsiapa yang bimbang, kalau ia makan, ia telah dihukum, karena ia tidak melakukannya berdasarkan iman. Dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa.” Roma 14:23

Setiap manusia diciptakan oleh Tuhan untuk bisa mengambil keputusan dan harus bertanggungjawab atas keputusan yang diambilnya. Memang, jika manusia tidak mengenal Tuhan, segala keputusan yang diambilnya tidaklah akan membawa kemuliaan bagi Sang Pencipta. Dalam hal ini, manusia dalam kebebasannya selalu memilih apa yang baik untuk dirinya sendiri, dan itu adalah memilih salah satu dari banyak alternatif yang bernoda dosa yang ada. Apa pun yang dinilai baik oleh manusia duniawi adalah dosa bagi Tuhan karena itu tidak membawa kenuliaan bagi-Nya. Hanya orang yang sudah dilahirkan kembali akan mengerti bahwa manusia diciptakan Tuhan untuk memuliakan Dia. Roh Kudus akan membimbing kita untuk bisa mengambil keputusan yang baik.

Tinggalkan komentar