Gereja adalah tempat untuk belajar menjadi dewasa

“Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus” Efesus 4: 11-13

Mengapa kita perlu ke gereja? Mengapa kita perlu memilih gereja yang baik? Apakah tanda gereja yang baik? Ini adalah pertanyaan untuk setiap orang Kristen, bukan saja bagi mereka yang baru mengenal Kristus, tetapi bagi mereka yang sudah lama menjadi orang beriman. Gereja adalah tubuh Kristus, persekutuan orang percaya, dan tempat bagi umat Kristen untuk bersatu dalam doa dan pujian kepada Tuhan, dan tempat kita mendengarkan firman Tuhan. Lebih dari itu, gereja adalah sarana untuk pertumbuhan kedewasaan rohani orang Kristen. Oeh karena itu, setiap pemimpin gereja bertugas menggembalakan jemaatnya dan membimbing mereka ke arah kedewasaan dalam Kristus. Dengan menjadi orang Kristen yang dewasa kita akan makin bisa menyadari bahwa tujuan hidup kita adalah untuk memuliakan Kristus.

Ayat Efesus 4:11 menyebutkan beberapa pemimpin rohani yang Kristus karuniakan sebagai “pemberian” kepada gereja. Ini mengandung arti yang dalam. Pertama, para pemimpin ini diberikan oleh Tuhan. Meskipun Tuhan mendorong pembelajaran dan pelatihan, panggilan Tuhan adalah prioritas utama bagi para pemimpin ini.

Kedua, pemimpin gereja bukan hanya satu, tetapi beragam. Para rasul pada waktu itu tmempunyai tugas untuk melakukan perjalanan untuk membagikan Injil dan memulai jemaat baru. Para gembala dan guru berfokus pada memimpin jemaat tertentu atau mungkin kelompok gereja rumah setempat. Struktur bahasa Yunani aslinya sepertinya menghubungkan “gembala” dan “guru” sebagai satu jabatan.

Ketiga, penting untuk dicatat bahwa daftar ini ditulis untuk audiens tertentu. Paulus menulis kepada umat Kristen di Efesus mengenai tipe-tipe pemimpin yang mereka temui. Ini termasuk Paulus sebagai rasul. Kita sekarang hidup di masa setelah periode awal para rasul dan nabi. Meskipun para pemimpin gereja di zaman ini mungkin melayani dengan cara yang sama, mereka berbeda dari para rasul dan nabi Perjanjian Baru.

Para pemimpin gereja harus memperlengkapi orang percaya untuk melayani, guna membangun komunitas orang percaya (Efesus 4:12). Ayat ini menambahkan tiga alasan tambahan. Pertama, Paulus ingin agar orang percaya hidup dalam kesatuan. Kesatuan ini didasarkan pada esensi iman kita. Hal ini tidak berarti mengkompromikan keyakinan yang diperlukan, atau kurangnya keyakinan.

Kedua, orang-orang percaya harus bertumbuh dalam “pengetahuan tentang Anak Allah.” Fokus para pemimpin gereja adalah mempersiapkan umat Kristiani untuk melayani orang lain, dengan cara yang praktis. Namun, pengetahuan tentang karunia Tuhan merupakan bagian yang sangat penting dalam pelayanan yang efektif.

Ketiga, Paulus ingin setiap orang percaya bertumbuh dalam kedewasaan. Jelas sekali, Paulus tidak mengacu pada jasmani. Yang dimaksudnya adalah pertumbuhan rohani, yang mencakup peningkatan buah Roh (Galatia 5:22-23) dan kasih kita kepada Allah dan sesama (Matius 22:37-40). Tujuan akhirnya adalah menjadi “penuh” dalam Kristus atau “kepenuhan Kristus” (juga Efesus 1:23:3:19). Paulus memang sering menulis tentang pentingnya kedewasaan bagi orang percaya (1 Korintus 2:6; 14:20; Filipi 3:15; Kolose 1:28; 4:12). Ibrani 5:14 menambahkan bahwa “Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.”

Efesus 4:11–16 membahas baik karunia pemimpin rohani maupun pentingnya kekristenan yang matang, penuh kasih, dan bersatu. Beberapa orang diberkahi dengan karunia mengajar, berkhotbah, dan sebagainya. Penting bagi kesehatan jemaat Kristen agar para anggotanya menggunakan talenta yang diberikan Tuhan dengan tepat. Pada saat yang sama, anggota gereja yang berbeda memiliki kemampuan yang berbeda pula. Komunitas umat beriman akan berfungsi dengan baik bila seluruh bagiannya bekerja sama melalui peran unik mereka. Gereja yang sehat jauh lebih kuat dibandingkan gereja yang “besar”. Anggota gereja yang dewasa mengeri bahwa mereka berbakti di gereja untuk kemuliaan Tuhan; bukan untuk menikmati kemegahan gedung gereja, mendengarkan khotbah pendeta yang berapi-api, atau menikmati indahnya musik dan paduan suara.

“Penginjil” atau “Pemberita Injil” secara harafiah adalah mereka yang membagikan kabar baik dari Alkitab tentang kasih Allah, dan bukannya mengajarkan teologi. Kata ini digunakan di tempat lain hanya untuk Filipus (Kisah 21:8) dan Timotius, yang diperintahkan untuk melakukan pekerjaan penginjil (2 Timotius 4:5). Pelayan gereja disebutkan di tempat lain sebagai penatua (1 Timotius 3; Titus 1) dan pemimpin jemaat lokal. Guru adalah mereka yang mempunyai kemampuan untuk mengkomunikasikan Firman Tuhan secara efektif kepada orang lain. Semua pemimpin gereja harus mempunyai kemampuan untuk mengajar (1 Timotius 3:2), namun ada orang yang diberi karunia mengajar namun tidak dipanggil untuk melayani (Roma 12:7).

Dalam gereja kita belajar tentang kasih karunia Tuhan yang menyelamatkan, seperti yang dijelaskan Paulus dalam bab-bab sebelumnya. Itu adalah motivasi pertama orang Kristen untuk mau menjalani kehidupan yang saleh, yang memuliakan Tuhan. Dalam kitab Efesus, Paulus mendorong orang-orang percaya untuk hidup dengan cara yang menghormati karunia itu dengan tidak mensia-siakan hidup mereka. Semua orang Kristen yang diselamatkan adalah bagian dari satu keluarga yang bersatu, bagian dari “tubuh” Kristus yang kudus. Semua orang Kristen hendaknya berpaling dari ”manusia lama” yang ada sebelum diselamatkan. Memang tidak semua jemaat mau untuk itu dan tidak semua jemaat sering mendengar nasihat itu dalam gereja, karena tidak semua pemimpin gereja tergerak untuk mengajarkan pentingnya hidup baru sebagai pernyataan syukur kita kepada Tuhan atas anugerah keselamatan-Nya.

Misi keseluruhan setiap pemimpin Kristen adalah “memperlengkapi orang-orang kudus untuk pekerjaan pelayanan.” Hal ini mencakup gagasan untuk melatih orang percaya untuk melayani Tuhan di bumi ini. Untuk apa? Untuk memuliakan Tuhan! Perlu diperhatikan bahwa pelatihan untuk jemaat ini tidak boleh hanya berfokus pada teologi, namun harus menekankan praktik kekristenan. Para pemimpin harus melatih jemaat gereja untuk memuliakan Tuhan dengan tubuhnya, dengan perbuatannya, dengan pikirannya, dengan perkataannya. Dengan seluruh hidupnya. Ini adalah adalah “pekerjaan baik”. Ini melibatkan pengeluaran energi dan mengutamakan kebutuhan orang lain dan bukan kepentingan diri sendiri. Ini untuk memuliakan Tuhan dan akan mempercepat pertumbuhan kedewasaan rohani.

Saat ini, apakah Anda pergi ke gereja setiap minggu? Apakah Anda mengerti perlunya menjadi orang Kristen yang dewasa? Apakah Anda mengerti bahwa tujuan hidup setiap orang Kristen adalah untuk memuliakan Tuhan dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa dan dengan segenap kekuatan kita? Jika Anda menjawab “ya”, bersyukurlah kepada Tuhan yang memberi Anda kebijaksanaan Ilahi.

“Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.” Amsal 1:7

Tinggalkan komentar