Antara pembenaran, pengudusan, dan perbuatan baik

“Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.” Filipi 2:12-13

Mungkin Anda pernah mendengar penjelasan tentang hubungan antara pembenaran dan pengudusan. Banyak orang berpendapat bahwa “Pembenaran bersifat monergistis. Pengudusan bersifat sinergis.” Bagaimana pendapat Anda?

Semua orang Reformed percaya bahwa pembenaran umat Kristen adalah semata-mata pekerjaan Tuhan. Kita diampuni bukan karena kebaikan atau usaha kita, tetapi 100% karunia Tuhan. Ini yang disebut monergisme. Walaupun demikian, dalam hal pengudusan, pandangan orang Reformed terbelah dua. Hasil survei beberapa tahun yang lalu menunjukkkan bahwa hampir separuh umat Reformed percaya bahwa proses pengudusan terjadi secara sinergis (bekerja sama) antara Tuhan dan manusia.

Perbedaan pendapat ini kemudian menimbulkan perdebatan yang baik dan bermanfaat antar saudara seiman, meskipun terkadang agak memanas. Namun, satu hal yang tampaknya hilang dalam perdebatan itu adalah standar-standar Pengakuan Iman Reformed. Itulah sebabnya banyak jemaat yang kemudian memiliki pengertian yang salah tentang pengudusan dan perbuatan baik.

Jika kita membaca Pengakuan Westminster, misalnya, kita bisa mrnyimpulkan bahwa ungkapan seperti “pengudusan itu sinergis” atau “usaha dalam pengudusan” sangat tidak memadai. Pembenaran dan pengudusan itu adalah monergisme, semata-mata pekerjaan Tuhan, tetapi apa yang bisa dilakukan orang beriman adalah menuruti suara Roh Kudus dan berbuat baik. Tuhan tidak memaksa kita untuk menuruti suara Roh Kudus dan untuk berbuat baik, tetapi sebagai orang percaya kita akan melakukannya dengan takut dan gentar (dengan sungguh hati) untuk kemuliaan-Nya yang sudah menebus dan menguduskan kita.

Apa yang tertulis dalam Pengakuan Iman Westminster mengenai pengudusan, iman, dan perbuatan baik?

Bab XIII. Pengudusan

  1. Dalam diri mereka yang dipanggil dengan ampuh dan dilahirkan kembali, diciptakan hati baru dan roh baru, dan mereka dikuduskan lebih jauh, sungguh- sungguh dan secara perseorangan, oleh kekuatan kematian dan kebangkitan Kristus, melalui Firman dan Roh-Nya yang diam dalam diri mereka. Kuasa seluruh tubuh dosa dihancurkan dan berbagai hawa nafsunya makin hari makin dihidupkan dan diperkuat dalam semua anugerah-yang-menyelamatkan, menuju ke praktik kekudusan yang sejati, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan.
  2. Pengudusan itu bersifat menyeluruh dan menyangkut manusia seutuhnya, namun tidak sempurna dalam hidup ini, sebab di semua bagiannya masih tinggal beberapa sisa kerusakan. Dari situlah lahirlah peperangan yang terus menerus dan yang tidak dapat diakhiri dengan pendamaian, sebab keinginan daging berlawanan dengan Roh, dan keinginan Roh berlawanan dengan daging.
  3. Dalam peperangan ini, kerusakan yang masih tinggal dapat saja untuk sementara waktu berada di atas angin. Namun, karena Roh Kristus yang menguduskan terus- menerus menyediakan kekuatan baru maka bagian yang telah dilahirkan kembali akhirnya menang. Dengan demikian orang-orang kudus bertumbuh dalam kasih karunia dan menyempurnakan kekudusannya dalam takut akan Allah.

Bab XIV. Iman yang Menyelamatkan

  1. Karunia iman, yang membuat orang-orang terpilih sanggup menjadi percaya, demi keselamatan jiwanya, merupakan karya Roh Kristus di dalam hati mereka, dan biasanya dikerjakan melalui pelayanan Firman. Olehnya, dan oleh pelayanan sakramen-sakramen serta doa, iman itu juga bertambah besar dan kuat.
  2. Oleh iman itu seorang Kristen percaya bahwa apa pun yang dinyatakan dalam Firman adalah benar, karena kewibawaan Allah sendiri yang bersabda di dalamnya. Ia menanggapi isi tiap-tiap bagaimana cara yang berbeda-beda. Perintah-perintah ditaatinya; berhadapan dengan ancaman-ancaman ia gemetar; dan janji-janji Allah untuk hidup ini dan hidup yang akan datang dipeluknya. Akan tetapi, perbuatan-perbuatan utama iman yang menyelamatkan adalah, menyambut dan meraih Kristus serta bertumpu pada Dia seorang demi pembenaran, pengudusan, dan kehidupan kekal, yang diperoleh melalui perjanjian anugerah.
  3. Iman itu berbeda-beda tingkat kekuatannya, dan dapat saja sering dan dengan berbagai cara diserang dan diperlemah, namun beroleh kemenangan dan dalam banyak orang bertumbuh hingga mencapai keyakinan penuh oleh Kristus, yang menciptakan iman kita dan membawanya ke kesempurnaan.

Bab XVI. Perbuatan baik

  1. Yang merupakan perbuatan baik hanya perbuatan yang Allah perintahkan dalam Firman-Nya yang kudus, bukan yang tanpa perintah Firman itu direka-reka oleh manusia, karena fanatisme buta atau dengan dalih mengupayakan sesuatu yang baik.
  2. Perbuatan baik itu, yang dilakukan dalam ketaatan pada perintah-perintah Allah, adalah buah dan bukti iman yang sejati dan hidup. Olehnya orang percaya menunjukkan rasa terima kasih,menguatkan keyakinan mereka, membangun saudara-saudaranya, menjadikan lebih indah pengakuan mereka tentang Injil, menyumbat mulut kaum lawan, dan memuliakan Allah. Mereka itu buatan Dia, diciptakan dalam Yesus Kristus dengan maksud supaya beroleh buah yang membawa pada kekudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal.
  3. Kemampuan mereka untuk melakukan perbuatan baik sama sekali tidak datang dari mereka sendiri, tetapi seluruhnya dari Roh Kristus. Supaya mereka dibuat mampu, diperlukan, selain karunia-karunia yang telah mereka terima, pengaruh nyata Roh Kudus itu untuk mengerjakan dalam diri mereka baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya. Namun, seharusnya hal ini tidak menyebabkan mereka menjadi lalai, seakan-akan mereka tidak terikat untuk menunaikan tugas kewajiban apa pun kecuali atas dorongan khusus dari Roh. Sebaliknya, mereka harus berupaya membangkitkan karunia Allah yang ada dalam diri mereka.
  4. Pun mereka yang dalam hal ketaatan telah mencapai tingkat ketaatan tertinggi yang dapat dijangkau dalam kehidupan ini, sama sekali tidak mampu menghasilkan amal berlebih dan berbuat melebihi tuntutan Allah. Mereka malah ketinggalan dalam banyak hal yang sesungguhnya wajib mereka laksanakan.
  5. Kita tidak layak memperoleh pengampunan dosa atau hidup kekal dari Allah karena perbuatan kita yang baik pun, karena perbuatan itu sama sekali tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan datang, dan karena jarak tidak terhingga yang ada antara kita dengan Allah. Alasannya, tidak mungkin melalui perbuatan itu kita membawa manfaat bagi Dia atau melunasi utang dosa kita yang sudah- sudah. Sebaliknya, apabila kami telah berbuat sedapat mungkin, tidak berguna. Lagi pula, sejauh perbuatan itu baik, datangnya dari Roh-Nya, dan sejauh merupakan hasil upaya kita, perbuatan itu tercemar dan tercampur dengan kelemahan dan ketidaksempurnaan begitu rupa, sehingga tidak mungkin perbuatan itu bertahan di hadapan pengadilan Allah yang keras.
  6. Meskipun demikian, karena orang-orang percaya sendiri telah diterima oleh karena Kristus maka juga perbuatan baik mereka diterima di dalam Dia. Bukan seolah-olah perbuatan itu dalam hidup ini sama sekali tidak tercela dan tidak pantas ditegur dalam pandangan Allah, tetapi Dia memandangnya dalam diri Anak- Nya dan karena itu berkenan menerima dan mengganjar perbuatan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, meskipun disertai banyak kelemahan dan ketidaksempurnaan.
  7. Adapun perbuatan yang dilakukan manusia yang tidak dilahirkan kembali, menurut misterinya dapat saja sesuai dengan perintah Allah dan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain. Akan tetapi, perbuatan itu tidak keluar dari hati yang disucikan oleh iman dan tidak dilakukan dengan cara yang benar seturut Firman, tidak juga tertuju ke tujuan yang tepat, yaitu kemuliaan Allah. Karena itu, perbuatan itu penuh dosa dan tidak mungkin berkenan kepada Allah atau membuat seorang manusia layak menerima anugerah Allah. Namun, kalau orang-orang itu mengabaikannya, mereka bertambah berdosa dan tidak mungkin menyenangkan Allah.

Hari ini kita bisa melihat apa yang dijelaskan oleh para pemimpin gereja dalam pengakuan Westminster mengenai iman, pengudusan dan perbuatan baik. Dari tiga hal yang berbeda, dua hal adalah apa yang dilakukan Tuhan, dan satu hal adalah apa yang harus dilakukan dengan kesungguhan hati oleh orang yang sudah ditebus dan menerima pengudusan Tuhan.

Tinggalkan komentar